Kuliah di Jogja, Sebuah Kisah Berproses

film kuliah di jogja
Sumber: YouTube.com_Paniradya Kaistimewaan

“Jogja itu …”

Kuliah di Jogja

BILIK SASTRA– Sobat BiSa pasti pernah mendengar slogan “Jogja Istimewa”. Banyak orang yang mengenal kota Yogjakarta dengan julukan “Kota Gudeg” yang identik sebagai sesuatu yang “istimewa”. Selain itu, Yogyakarta juga memiliki julukan sebagai kota pelajar.

Ada banyak pelajar baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang berminat dan bermimpi untuk menempuh pendidikan di kota Yogyakarta. Semua itu bisa Sobat BiSa lihat di film Kuliah di Jogja.

Sinopsis film pendek “Kuliah di Jogja”

Dalam film pendek yang berjudul Kuliah di Jogja, Shinta (Dea Shifa) memiliki Mimpi untuk melanjutkan pendidikan di Yogyakarta. Film pendek merupakan hasil produksi langsung oleh Paniradya Kaistimewaan dengan Evan Fitriana sebagai produser dan Roy Cipto Perkasa sebagai sutradara. Pembuatan film ini bertujuan dalam rangka memperingati UU Keistimewaan DIY yang ke sepuluh tahun.

Film pendek berdurasi 17 menit ini menceritakan kisah keseharian singkat Shinta di Kota Yogyakarta sebelum akhirnya dia diterima berkuliah di sana. Atas permintaan ayahnya, selama di Yogyakarta, Shinta tinggal di rumah Om Agus (Dan Jen parno) dan Tante Siti (Nana Rochana). Shinta diajarkan bahasa Jawa dan budaya masyarakat Yogyakarta.

Berkat bimbingan Om Agus dan Tante Siti, Shinta pun dapat beradaptasi dengan baik. Dari yang mulanya kurang paham bahasa Jawa dan budaya Yogyakarta hingga dapat beradaptasi dengan masyarakat di sekitarnya. Setiap proses itu diperlihatkan dalam film pendek Kuliah di Jogja ini.

Baca juga: 7 Film Wregas Bhanuteja yang Sayang untuk Dilewatkan

Sisi Kota Yogya dalam film Kuliah di Jogja

Film ini menampilkan sisi dari kota Yogyakarta yang mungkin jarang orang-orang ketahui. Film ini memberikan informasi mengenai Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta yang dikelola langsung oleh pemerintah daerah.

Jadi, selain menampilkan kearifan lokal dan keindahan Kota Yogyakarta, film ini juga memberikan informasi yang bermanfaat bagi penonton terutama pelajar yang tertarik untuk berkuliah di Yogya.

Film ini mengangkat tema potret kearifan lokal masyarakat Yogyakarta yang menjadi daya tariknya. Selain itu, pihak produksi sudah menyediakan takarir dalam bahasa Indonesia dan Inggris sehingga penonton dari luar Jawa dan mancanegara bisa menikmati film tersebut. 

Baca juga: Serial Gadis Kretek (2023): Isu Feminisme hingga Tragedi ‘65

Kental dengan suasana Yogyakarta

Film pendek ini dapat memberikan kesan nostalgia bagi penonton yang sudah pernah berkunjung atau menetap di Yogyakarta. Selain itu, film ini juga seakan mengajak penonton yang belum pernah menginjakkan kaki di Yogyakarta untuk sesekali merasakan atmosfer kota dengan sejuta keistimewaan dan kenangan ini.

Secara keseluruhan, film ini sudah menampilkan dengan baik kearifan lokal dan kesan mengenai beragam keistimewaan kota Yogyakarta. Namun, penggunaan latar belakang musik dalam film ini belum menonjolkan sisi Kota Yogyakarta.

Jika pihak produksi memakai musik-musik lokal, khususnya Jawa, kesan budaya Jawa tentu akan lebih terasa. Meski begitu, pesan yang ada di film bisa sampai ke penonton. Ya, memang tak berlebihan julukan “istimewa” pada kota Yogyakarta ini karena nyatanya kota ini menyimpan begitu banyak keistimewaan.

Jika kalian penasaran dengan keistimewaan Yogyakarta terutama keistimewaan budaya masyarakat Jawa dalam sebuah film pendek. Silakan langsung meluncur ke akun YouTube resmi Paniradya Kaistimewaan untuk menonton film pendek Kuliah di Jogja atau bisa mengeklik tautannya di sini.

Editor: Iska Pebrina

Cesilia Sasanda

Manusia absurd yang mempunyai beragam mimpi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *