Penggunaan Bahasa Gaul Menurunkan Eksistensi Bahasa Indonesia?

Sumber: Eleonora Geashinta

BILIK SASTRA – Sobat BiSa tentu sudah tidak asing dengan penggunaan bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi pada kalangan anak muda. Namun, bagaimana penerapan bahasa gaul di Indonesia saat ini? Apakah memengaruhi bahasa Indonesia? Simak jawabannya di sini.

Penggunaan bahasa gaul di kalangan anak muda

Di era yang semakin modern ini, bahasa gaul memiliki jangkauan yang luas dalam penggunaannya. Selain dalam komunikasi sehari-hari, kehadiran media sosial menjadi salah satu penyebab semakin meluasnya penggunaan bahasa gaul.

Saat ini, generasi muda cenderung lebih menyukai bahasa gaul dalam berkomunikasi daripada menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mungkin saja mereka merasa tidak nyaman menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Apalagi penerapan komunikasi sehari-hari–baik secara lisan maupun tulisan–, bahasa baku malah akan terkesan kaku. Oleh sebab itu, penggunaan bahasa gaul dipandang lebih santai dan tidak kaku. 

Sebagai bentuk ekspresi diri

Biasanya, generasi muda menggunakan bahasa gaul untuk berkomunikasi sebagai bentuk ekspresi diri. Namun, penggunaan bahasa gaul dalam komunikasi kurang fleksibel pada usia-usia tertentu–khususnya generasi yang lebih tua–karena sulit untuk memahaminya.

Terlebih lagi, bahasa gaul dapat berubah-ubah dan terus bertambah tergantung dengan penuturnya. Apabila keberadaannya pada generasi muda tidak dapat dikontrol, maka akan lebih sulit bagi mereka untuk menjaga eksistensi bahasa Indonesia seperti yang diharapkan.

Pencampuran bahasa yang tidak sesuai dengan konteks

Pada kenyataannya, banyak anak muda yang kurang bisa menempatkan diri atau membedakan penggunaan bahasa gaul di kondisi atau situasi tertentu seperti situasi resmi yang mengharuskan mereka menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Misalnya, pelajar mendapat tugas menyusun makalah. Karena kurangnya pemahaman mengenai bahasa Indonesia yang baik dan benar, pelajar mencampuradukkan bahasa gaul dan bahasa Indonesia yang baik dan benar.  

Dampak bahasa gaul bagi eksistensi bahasa Indonesia sebagai berikut. 

  1. Kurang memahami bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga kesulitan apabila berada di situasi resmi;
  2. Semakin tergesernya bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan anak muda;
  3. Dalam penggunaannya, dapat memberikan situasi yang akrab pada situasi yang tepat, seperti pada situasi tidak resmi.

Penggunaan bahasa gaul memang tidak dilarang digunakan dalam penerapan komunikasi sehari-hari karena termasuk dalam ragam bahasa Indonesia. Namun, bukan berarti kita boleh melupakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesadaran untuk menempatkan diri dalam berbahasa memengaruhi perilaku kita ketika berada di situasi tertentu. 

Oleh sebab itu, hindari menggunakan bahasa gaul pada situasi resmi yang dapat menimbulkan kesalahpahaman, khususnya kepada orang-orang yang tidak memahami bahasa gaul. Mengikuti zaman memang sangat diperlukan di era modern ini, tetapi menumbuhkan rasa kecintaan terhadap bahasa Indonesia tidak boleh dihilangkan. 

Peran anak muda dalam meningkatkan eksistensi bahasa Indonesia

Generasi muda merupakan masa depan bangsa yang perlu untuk melestarikan budaya dan bahasa Indonesia. Dalam konteks ini, generasi muda harus dapat menjaga, melestarikan, dan meningkatkan eksistensi bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Penggunaan bahasa gaul pada generasi muda saat ini sangat memengaruhi keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan identitas diri bagi bangsa Indonesia.

Sebagai generasi muda, mari kita menjaga dan meningkatkan eksistensi bahasa Indonesia agar identitas dan jati diri bangsa Indonesia tidak pudar. Hal itu sekaligus merupakan bentuk rasa cinta tanah air kita pada Indonesia.

Editor: Iska Pebrina

Baca juga: Opini Menonton Lewat Situs Ilegal, Nikmat atau Bahaya?

Veronika Ivanalia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *