Serupa tapi Tak Sama, Kenali Perbedaan Singkatan dan Akronim

Perbedaan Singkatan dan Akronim
Sumber: Eleonora Geashinta

BILIK SASTRA – Halo, Sobat BiSa! Kali ini, kita akan membahas mengenai perbedaan singkatan dan akronim. Sebelumnya, mari kita lihat contoh di bawah ini.

Caper banget, sih.

Nanti japri saya, ya!

Tolong DM saya!

Nah, Sobat BiSa pasti sudah tidak asing lagi, kan, dengan singkatan-singkatan di atas? Namun, apakah ketiga contoh di atas termasuk singkatan? Ternyata, ada istilah lain untuk menyingkat kosakata, yaitu akronim.

Akan tetapi, Sobat BiSa mungkin masih sering menyamakan singkatan dan akronim. Padahal, keduanya memiliki makna yang berbeda, lho. Yuk, kita simak penjelasan di bawah ini!

Apa itu singkatan?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), singkatan adalah hasil menyingkat atau memendekkan, berupa huruf atau gabungan huruf. Misalnya, DPR, WITA, KKN, kg, cm, dan sebagainya. Dengan begitu, singkatan ini lebih ringkas dan pendek karena hanya gabungan dari beberapa huruf. 

Dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) Edisi Kelima, ada lima bentuk singkatan, yaitu sebagai berikut.

1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, atau pangkat menggunakan tanda titik di setiap unsur singkatan itu.

Contoh:

  • Kol. Inf. Hendri (Kolonel Infanteri Hendri)
  • Dr. (doktor)
  • dr. (dokter)
  • Sdr. (Saudara)
  • Prof. (profesor)
  • S. S. (sarjana sastra)
  • M. B. A. (master of business administration)
  • Sp. A. (spesialis anak)
  • Ir. Soekarno (Ir. merupakan gelar Insinyur
  • R. M. Syahid (Raden Mas Syahid)
  • W. R. Supratman (Wage Rudolf Supratman)
  • R. A. Kartini (Raden Adjeng Kartini)

2. Singkatan nama orang dalam bentuk inisial tidak menggunakan tanda titik.

Contoh:

  •  SDD (Sapardi Djoko Damono)
  •  STA (Sutan Takdir Alisjahbana)
  • SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)
  • JK (Jusuf Kalla)
  • AHY (Agus Harimurti Yudhoyono)
  • HT (Hary Tanoesoedibjo)
  • BTP (Basuki Tjahaja Purnama)
  • HAMKA (Haji Abdul Malik Karim Amrullah)
  • KD (Kris Dayanti)
  • BCL (Bunga Citra Lestari)
  • PSJ (Park Seo Joon)
  • KCM (Kang Chang Mo)

3. Singkatan, termasuk akronim, yang terdiri atas huruf awal setiap kata menggunakan huruf kapital tanpa tanda titik.

Contoh:

  • PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
  • UI (Universitas Indonesia)
  • LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
  • WIB (Waktu Indonesia Barat)
  • MUI (Majelis Ulama Indonesia)
  • ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
  • DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
  • LSF (Lembaga Sensor Film)
  • JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
  • PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
  • ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)
  • SEATO (Southeast Asia Treaty Organization)

4. Singkatan yang terdiri atas lebih dari dua huruf yang lazim ada dalam dokumen atau surat-menyurat dapat menggunakan tanda titik.

Contoh:

  • hlm. (halaman)
  • sda. (sama dengan di atas)
  • yth. (yang terhormat)
  • dll. (dan lain-lain)
  • dst. (dan seterusnya)
  • dsb. (dan sebagainya)
  • ybs. (yang bersangkutan)
  • ttd. (tertanda)
  • dkk. (dan kawan-kawan)

Baca juga: Homonimi dan Polisemi: Satu Kata, Beda Makna

5. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim ada dalam dokumen atau surat-menyurat menggunakan tanda titik pada setiap huruf.

Contoh:

  • a.n. (atas nama)
  • s.d. (sampai dengan)
  • d.a. (dengan alamat)
  • u.b. (untuk beliau)
  • u.p. (untuk perhatian)
  • n.b (notabene)

6. Singkatan yang lazim ada dalam penulisan alamat dapat ditulis dengan dua huruf atau lebih dan menggunakan tanda titik di akhir.

Contoh:

  • Jl. Surya (Jalan Surya)
  • Km. 57 (Kilometer 57)
  • Gg. Bromo (Gang Bromo)
  • Kav. 5 (Kaveling 5)
  • Lt. 2 (Lantai 2)
  • No. 9 (Nomor 9)
  • Gd. Fakultas Sastra (Gedung)
  • Kab. (Kabupaten)
  • Kel. (Kelurahan)
  • Kec. (Kecamatan)

7. Singkatan satuan ukuran, takaran, dan timbangan; lambang kimia; dan mata uang tidak menggunakan tanda titik.

Contoh:

  • kg (kilogram)
  • Rp (rupiah)
  • cm (centimeter)
  • mg (miligram)
  • dag (dekagram)
  • ha (hektar)
  • Al (alumunium)
  • Hz (hertz)
  • kHz (kilohertz)
  • kW (kilowatt)
  • Fr (Fransium)
  • Pu (Plutonium)

Lalu, apa itu akronim?

Menurut KBBI, akronim merupakan singkatan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Misalnya, ponsel akronim dari telepon seluler, sembako akronim dari sembilan bahan pokok, dan Kemendikbud akronim dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dalam EYD Edisi Kelima, ada dua bentuk akronim, yaitu sebagai berikut.

1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata atau gabungan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. Contohnya

  • Jateng (Jawa Tengah)
  • Sulteng (Sulawesi Tengah)
  • Wita (Waktu Indonesia Tengah)
  • Bappeda (Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah)
  • Balakpus (Badan Pelaksana Pusat)
  • Bapopsi (Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia)
  • Bapomi (Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia)
  • Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional)
  • Kowad (Korps Wanita Angkatan Darat)
  • Ma.be.sad (Markas Besar TNI Angkatan Darat)
  • Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi)
  • Suramadu (Surabaya-Madura)

2. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata atau gabungan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf nonkapital. Contohnya

  • puskesmas (pusat kesehatan masyarakat)
  • tilang (bukti pelanggaran)
  • balibul (bawah lima bulan)
  • jabfung (jabatang fungsional)
  • jabmil (jabatan militer)
  • balitbang (badan penelitian dan pengembangan)
  • balkir (pengembalian dan penyingkiran)
  • basreng (bakso goreng)
  • wantariksa (wahana antariksa)
  • warnet (warung internet)
  • walawa (wajib latih mahasiswa)
  • lantatur (layanan tanpa turun)

Baca juga: Metonimia, Fenomena Bahasa dalam Kehidupan Sehari-hari

Perbedaan singkatan dan akronim

Nah, sekarang Sobat BiSa sudah mulai paham ‘kan, perbedaan singkatan dan akronim. Jadi, singkatan itu menyingkat atau memendekkan kosakata dengan menggabungkan huruf-huruf depan, seperti UGM, SMS, WIB, dan sebagainya. Sementara itu, akronim cenderung menyingkat atau memendekkan suku kata, seperti Jabar, Kemendikbud, sembako, dan sebagainya.

Selain itu, hal yang paling membedakannya dari singkatan adalah akronim membantu pembaca atau penutur dalam melafalkan kata. Oleh karena itu, penggunaan akronim juga dapat menghemat penuturan kata, seperti ABRI, PAUD, dan sebagainya.

Nah, sekarang Sobat BiSa sudah dapat membedakan singkatan dengan akronim, bukan? Jadi, jangan sampai bingung dan salah mengartikan lagi, ya!

Editor: Iska Pebrina

Infografis perbedaan singkatan dan akronim

Sumber: Eleonora Geashinta

Eleonora Geashinta

Penikmat drama, film, dan musik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *