“Aku pasti bisa mendapatkan juara satu.”
“Ular tersebut memiliki bisa.”
BILIK SASTRA – Sobat BiSa, adakah yang tahu perbedaan dari dua kalimat tersebut? Bila kita perhatikan kembali, kata bisa pada dua kalimat tersebut memiliki makna yang berbeda. Kalimat pertama merujuk mampu untuk mendapatkan sesuatu, sedangkan kalimat kedua berarti racun.
Dalam istilah linguistik, fenomena itu merupakan homonim. Namun, ada juga istilah yang hampir serupa, yaitu polisemi. Nah, kali ini kita akan belajar perbedaan antara homonim dan polisemi.
Apa itu homonim?
Melansir dari xerpihan.id, secara etimologi, homonim berasal dari bahasa Yunani, yaitu homonymos dari kata homos (sama) dan onyma (nama). Jadi, homonim adalah “mempunyai nama yang sama”. Kata tersebut kemudian terserap ke dalam bahasa Inggris menjadi homonym.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima (KBBI), homonim merupakan kata yang sama lafal dan ejaannya, tetapi berbeda maknanya karena berasal dari sumber yang berlainan.
Perhatikan contoh berikut untuk memudahkan pemahaman mengenai homonim.
“Lukisan tersebut terlihat abstrak.”
“Artikel ilmiah tersebut mempunyai abstrak di bagian awalnya.”
Kata abstrak pada dua kalimat tersebut memiliki makna yang berbeda yang nampak dari sumber yang berbeda. Kalimat pertama abstrak berarti lukisan itu tidak berwujud atau tidak berbentuk, sedangkan pada kalimat kedua kata abstrak memiliki arti ikhtisar (karangan laporan, dan sebagainya), ringkasan, atau inti pada artikel ilmiah tersebut.
10 contoh penggunaan kata yang mengandung homonimi
Berikut 10 contoh hominim yang bisa membantu kamu memahami istilah ini.
1a. “Besok pagi, Deni akan pergi ke Solo.”
1b. “Tulus merupakan penyanyi solo terbaik di Indonesia.”
Penjelasan: Kata solo (1a) merujuk pada tempat di Jawa Tengah, sedangkan kata solo (1b) berarti tunggal atau melakukan sesuatu seorang diri.
2a. “Sari buah nanas mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan.”
2b. “Rina terlihat cantik dengan sari.”
Penjelasan: Kedua kata tersebut mempunyai makna yang berbeda. Kata sari (2a) adalah isi utama atau pati buah, sedangkan (2b) menunjuk pada pakaian wanita tanpa jahitan dan terlilit rapi.
3a. “Ibu Meli baru saja membeli tas baru dari Jakarta.”
3b. “Tas! pertanda pertarungan antar geng akan dimulai.”
Penjelasan: Kata tas (3a) yaitu benda untuk menyimpan dan membawa sesuatu, sedangkan kata tas (3b) merupakan tiruan bunyi letusan dari senapan.
4a. “Keadaan makin genting ketika ular itu masuk ke dalam rumah.”
4b. “Genting rumah Pak Eko jatuh akibat hujan semalam”
Penjelasan: Kata genting (4a) menggambarkan keadaan yang berbahaya. Untuk kata (4b), genting berarti atap rumah.
5a. “Rudi sudah tahu bahwa hari ini akan ada ujian.”
5b. “Warteg itu juga menghidangkan tahu bacem.”
Penjelasan: Tahu pada dua kalimat di atas memiliki arti yang berbeda. Contoh (5a) menggambarkan dia sudah mengerti dan paham. Contoh (5b) merupakan olahan dari kedelai.
6a. “Pak RT tidak sengaja kena pukul warganya saat mencoba melerai pertengkaran antar warga.”
6b. “Biasanya siswa yang rumahnya jauh dari sekolah akan berangkat pukul 06.00 WIB.”
Penjelasan: Dilihat dari konteks kalimatnya, kata pukul mempunyai arti yang berbeda. Pada kalimat (6a), pukul menunjukkan aktivitas memukul. Di sisi lain, kata pukul (6b) pernyataan waktu.
7a. “Karena lama tidak ditempati, masyarakat sekitar meyakini tempat itu jadi tempat tinggal jin.”
7b. “Padukan jin dan kemeja warna biru muda, Yanto tampil kece dengan baju kasualnya.”
Penjelasan: Dalam homonimi, kata jin bisa diartikan sebagai makhluk halus dan celana panjang.
8a. “Perutnya jadi kembung karena masuk angin.”
8b. “Ikan kembung sangat lezat dibuat berbagai macam masakan.”
Penjelasan: Dari dua kalimat di atas, kata kembung bisa berbeda artinya. Sehingga kata kembung dapat memperlihatkan kondisi terasa seperti berisi angin dan jenis ikan laut.
9a. “Paman Parto menanam pohon cokelat di kebunnya.”
9b. “Hari ini Santi memakai pakaian yang serba cokelat.”
Penjelasan: Kata cokelat dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada penggunaannya. Kalimat pertama menandai jenis tanaman yang berbuah, sedangkan kalimat kedua merujuk pada jenis warna yang kehitam-hitaman.
10a. “Gaji adalah hak karyawan yang harus dipenuhi.”
10b. “Banyak wisudawati yang memakai sepatu dengan hak tinggi.”
Penjelasan: Kata hak bisa bermakna kepunyaan atau telapak sepatu pada bagian tumit yang relatif tinggi.
Apa itu polisemi?
Menyadur dari xerpihan.id, secara etimologis, istilah polisemi berakar dari bahasa Yunani, yaitu polysemos (banyak arti). Kata tersebut terdiri dari kata poly (banyak) dan sema (arti). Seiring berjalannya waktu, kata tersebut terserap dalam bahasa Inggris menjadi polysemy.
Menurut KBBI, Polisemi atau polisem merupakan bentuk bahasa (kata, frasa, dan sebagainya) yang bermakna lebih dari satu.
Berikut contoh kalimat yang berpolisemi
“Kereta tersebut sangat padat dengan penumpang.”
“Minggu ini jadwal Yanto padat sehingga dia tidak bisa pergi berlibur.”
Kata padat dalam dua kalimat tersebut berpolisemi atau memiliki makna yang berbeda karena konteks keduanya berbeda. Kata padat pada kalimat pertama berarti kereta tersebut penuh sesak, sedangkan kalimat kedua merujuk pada Yanto tidak ada waktu luang di minggu ini.
10 contoh penggunaan kata yang mengandung polisemi
Agar kamu memahami penggunaan istilah tersebut, berikut 10 contoh polisemi yang bisa kamu jadikan referensi.
1a. “Untuk melindungi dirinya, cicak memiliki kemampuan memutuskan ekornya.”
1b. “Kebakaran yang terjadi barusan merupakan ekor dari musim kemarau yang berkepanjangan.”
Penjelasan: Kata ekor (1a) merupakan bagian tubuh binatang yang paling belakang, sedangkan kata ekor (1b) adalah akibat dari kejadian sebelumnya.
2a. “Meja itu dirancang menggunakan papan kayu.”
2b. “Untuk bisa bertahan hidup, seseorang harus memenuhi kebutuhan papannya.”
Penjelasan: Kata papan (2a) berarti benda yang lebar dan tipis. Di sisi lain, kata papan (2b) merujuk pada tempat tinggal atau rumah.
3a. “Malam hari ini bintang terlihat jelas.”
3b. “Cristiano Ronaldo adalah pemain bintang sepak bola dunia.”
Penjelasan: Kata bintang (3a) merupakan salah satu benda langit yang bercahaya, sedangkan kata bintang (3b) mengacu pada orang yang terbaik atau terkemuka dalam satu bidang tertentu.
4a. “Jeruk kaya akan kandungan Vitamin C.”
4b. “Semua ajaran agama mengajarkan kalau menggugurkan kandungan itu adalah dosa.”
Penjelasan: Kata kandungan pada dua kalimat berikut berbeda. Kalimat (4a) merujuk pada sesuatu yang termuat di dalam jeruk. Kalimat (4b) berarti janin bayi.
5a. “Dia memberikan jam tangan sebagai hadiah ulang tahun adiknya.”
5b. “Kereta Jakarta-Bandung akan berangkat jam 19.00 WIB.”
Penjelasan: Konteks kata jam pada kalimat (5a) merupakan alat untuk mengukur waktu, sedangkan kalimat (5b) adalah pukul.
6a. “Tangan Olivia terluka duri bunga mawar.
6b. “Kasus penganiayaan yang ia alami jadi duri dalam kehidupannya.”
Penjelasan: Dalam ranah linguistik, kata duri bisa beda tergantung konteks kalimatnya. Kalimat (6a) menunjuk pada bagian bunga yang tajam dan runcing dan (6b) menggambarkan sesuatu yang menyakitkan di hidup.
7a. “Agar tetap hangat, sekelompok pendaki itu membuat api unggun.”
7b. “Pahlawan memperjuangkan kemerdekaan dilandasi dengan api perjuangan.
Penjelasan: Pada kalimat (7a), api menandai sesuatu yang bercahaya dan panas. Di kalimat (7b) merepresentasikan perasaan semangat yang menggelora.
8a. “Karena ceroboh, tangan Toni keseleo.”
8b. “Pengerjaan jembatan dikerjakan dari tangan ke tangan.”
Penjelasan: Kata tangan bisa muncul dalam beberapa arti. Pertama, anggota tubuh manusia. Kedua, perintah dari seseorang yang disebarkan.
9a. “Penari itu memakai topeng.”
9b. “Alibinya hanya digunakan sebagai topeng agar terhindar dari kecurigaan.”
Penjelasan: Kalimat (9a) mengarah pada benda yang digunakan sebagai penutup muka. Kalimat (9b) memperlihatkan kepura-puraan untuk menutupi sesuatu.
10a. “Tiang listrik di kompleks perumahan itu baru akan diperbaiki.”
10b. “Ketahanan pangan jadi tiang kehidupan masyarakat Indonesia.”
Penjelasan: Kata tiang dapat diartikan sebagai tonggak panjang yang dipasang untuk suatu keperluan tertentu atau sesuatu yang jadi pokok kekuatan.
Bagaimana cara membedakan homonim dan polisemi?
Sekilas, dua istilah tersebut mungkin terlihat serupa karena sama-sama merujuk pada kata yang memiliki dua makna atau lebih. Jika kita mengamatinya lagi, kedua istilah tersebut memiliki perbedaan.
Homonim memiliki ejaan dan pelafalan kata yang sama, tetapi makna dan sumbernya berbeda. Dalam contoh kalimat di atas, kata abstrak mempunyai ejaan dan pelafalan yang sama. Meskipun begitu, makna dan sumber yang dituju berbeda. Oleh karena itu, kalimat pertama merujuk pada “bentuk suatu objek”, sedangkan kalimat kedua menunjuk pada “bagian inti pada suatu laporan”.
Polisemi mempunyai ejaan, pelafalan, dan sumber yang sama, tetapi makna yang muncul bisa lebih dari satu. Hal tersebut terjadi akibat konsep yang ada pada pemaknaan suatu kata. Kata padat pada contoh kalimat di atas memiliki ejaan, pelafalan, dan sumber rujukan yang sama. Oleh karena itu, maknanya dapat berbeda sesuai dengan konteks kedua kalimat tersebut.
Cara efektif lainnya untuk membedakan keduanya
Selain itu, cara efektif dan cukup mudah untuk membedakan makna kata tersebut homonim atau polisemi, yaitu dengan memeriksanya di KBBI. Kata yang berhomonim akan ditandai dengan angka yang ada di pojok atas dan muncul lebih dari satu. Oleh sebab itu, tanda tersebut menandai bahwa kata tersebut menunjuk pada sumber yang berbeda.
Kata yang berpolisemi hanya muncul satu kali, tetapi makna katanya muncul lebih dari satu. Hal ini memberi tanda bahwa kata tersebut berasal dari sumber yang sama. Namun, kata itu bisa memiliki makna yang berbeda sesuai konteks yang ada pada suatu kalimat atau tuturan.
Jadi, homonim dan polisemi merupakan dua hal yang berbeda. Meskipun dua hal tersebut menunjuk pada kata yang memiliki makna lebih dari satu, keduanya tetap memiliki perbedaan. Kuncinya homonim merujuk pada dua sumber yang berbeda, sedangkan polisemi melihat konteks kalimatnya.
Nah, tidak begitu sulit, bukan? Dengan memahami homonim dan polisemi, Sobat Bisa dapat memahami makna pada suatu kata dalam KBBI karena contoh nyata kedua hal tersebut bisa kalian temukan di sana. Jadi, mulai sekarang, jangan ragu untuk melihat dan membaca keragaman kosakata yang kita miliki di KBBI.
Editor: Iska Pebrina
Baca juga: Kita atau Kami, ya?