BILIK SASTRA – Sobat BiSa, apa yang terlintas di benak kalian jika mendengar kata K-Pop atau K-Popers? Ah, pasti tidak sedikit yang akan menjawabnya dengan melontarkan kata-kata negatif, seperti mengatakan para K-Popers adalah pemuja visual.
Namun, pernahkan kalian memandang dari sudut pandang yang lain dan tidak langsung menjustifikasi seorang K-Popers. Padahal banyak dari mereka yang menjadi K-Popers karena mereka dapat menikmati karya-karya para idolanya.
Apa itu K-Pop?
Menurut kapanlagi.com, K-Pop merupakan singkatan dari Korean Music Pop atau musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Genre musiknya pun beragam, mulai dari hip-hop, jazz, rock, electronic dance, dan lain-lain.
K-Pop menjadi hal tak terpisahkan dari Gelombang Korea (Korean Wave) di berbagai negara. Basis penggemar yang besar membuatnya makin terkenal. Di Indonesia K-Pop bukan lagi hal asing.
Liriknya sarat akan makna yang relate
Para penggemar musik K-Pop ini disebut dengan K-Popers. Mereka akan sangat antusias jika idol atau grup idolanya merilis album atau lagu baru. Biasanya, lagu yang memiliki makna atau arti yang berkaitan atau related dengan kehidupan banyak orang akan viral dan muncul di mana-mana.
Misalnya saja lagu “Anti-Romantic” yang dipopulerkan oleh Tomorrow X Together (TXT). Lagu tersebut sempat viral di platform TikTok. Bahkan, non K-Popers pun ikut mendengarkan dan menggunakan sound-nya.
Lirik “Sorry I’m an anti-romantic” seperti menjadi candu bagi orang-orang yang pernah menjalani kisah cinta yang rumit dan cenderung membuatnya sakit hati. Alih-alih memilih untuk mencari cinta yang baru, mereka justru memilih untuk menghindari hal-hal yang berbau romantis.
Baca juga: The Moon (2023): Misi Menegangkan Eksplorasi Bulan
Contohya lagu BTS yang mewakili perasaan para remaja
Lagu memang kerap kali menjadi media untuk mengungkapkan perasaan. Misalnya saja perasaan khawatir yang dirasakan para remaja mengenai masa depan mereka.
Bangtan Sonyeondan atau yang lebih kita kenal dengan BTS pernah merilis lagu berjudul “Tomorrow” dalam album Skool Luv Affair. Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang menginjak usia dua puluhan dengan segala kekhawatirannya mengenai hari esok.
Hari yang sama, bulan yang sama
24/7 setiap saat selalu berulang
Hidupku berada di antaranya
Si pengangguran berusia dua puluhan
yang takut akan hari esok
“Tomorrow” – BTS
Tak bisa kita pungkiri, kekhawatiran akan hari esok memang seringkali menjadi momok menakutkan bagi setiap individu. Pertanyaan-pertanyaan seperti, “apakah aku akan sukses?” atau “bisakah aku membanggakan orang tuaku?” pastinya terlintas dalam benak kita.
Dulu saat masih kecil, kita sering berandai-andai akan kehidupan esok yang lebih indah dan berharap ingin cepat beranjak dewasa. Namun, ekspektasi memang tak seindah realita. Pada kenyataannya, semakin dewasa, kita merasa hidup itu hanya berulang setiap harinya.
Ekspresikan rasa khawatir akan masa depan
Kekhawatiran yang menghantui setiap saat membuat nyali kita terkadang menciut. Akan tetapi, jika kita menyerah begitu saja karena khawatir, bukan tidak mungkin kita akan terjebak dan tidak menemukan kebahagiaan.
Di mana pun dirimu saat ini,
Kau hanya tengah rehat sejenak
Jangan menyerah! Mengerti?
Jangan terlalu jauh, hari esok
Tetaplah berjalan
Kita masih terlalu muda untuk berhenti
“Tomorrow” – BTS
Aktivitas yang berulang tersebut mungkin membuat kita lelah, tapi bukan berarti kita lantas menyerah. Jika lelah, rehatlah! Berhenti bukan suatu pilihan karena masih ada banyak mimpi yang harus kita raih.
Setelah mendengarkan lagu “Tomorrow”, saya mulai mengintrospeksi diri mengenai apa yang saya rasakan saat ini. Tak ada salahnya mengkhawatirkan hari esok, tapi bukan berarti saya terpaku dan berjalan di tempat tanpa melakukan suatu hal yang bermanfaat.
Baca juga: Melihat Sastra Indonesia dari Kacamata Gen Z
Ada banyak karya yang berkualitas
Lagu-lagu seperti inilah yang terkadang kita butuhkan untuk menenangkan pikiran kita yang sedang kalut. Musik K-Pop mampu menghadirkan karya berupa lagu-lagu yang sangat berhubungan atau related dengan kehidupan saat ini karena mengandung makna yang menyentuh hati.
Tak jarang, lagu-lagu K-Pop mengkritisi permasalahan sosial (“N.O” – BTS), atau mengangkat tema mengenai kesehatan mental (“0X1=Love Song (I Know I Love You)” – TXT). Bahkan ada juga lagu yang membuat kita lebih menerima dan mencintai diri sendiri (“Answer: Love Myself” – BTS).
Grup-grup tersebut tidak takut untuk keluar dari zona nyamannya atau takut jika lagunya tidak banyak didengarkan. Mereka justru mengedepankan kualitas dari karya-karyanya. Bisa kita simpulkan bahwa K-Pop bukan hanya mengenai visual.
Pada kenyataannya lagu-lagu Korea dapat kita jadikan sebagai media untuk mengungkapkan perasaan seseorang. Mulai sekarang, jangan melulu menganggap K-Pop dengan sudut pandang negatif, ya!
Editor: Iska Pebrina