Aku sedang makan di kantin
Aku sedang makan dikantin
BILIK SASTRA – Menurut Sobat BiSa, penulisan kata di dari dua opsi di atas mana yang tepat? Jika kalian menjawab yang benar adalah opsi pertama. Selamat, kalian benar! Kalau kalian menjawab opsi kedua, mohon maaf kalian kurang tepat.
Di beberapa artikel maupun tulisan yang beredar luas di media sosial juga banyak yang masih kurang tepat menggunakan kata di. Masih banyak yang bingung untuk memisahkan atau menggabungkan penuliskan kata di.
Memang apa, sih, bedanya? Bukannya kata di bisa kita pisah dan kita gabung? Sobat BiSa, dalam linguistik, kata di terbagi menjadi dua, yaitu ada sebagai imbuhan dan sebagai kata depan.
Penulisan kata di- sebagai imbuhan
Pengimbuhan atau imbuhan merupakan pembentukan kata jadian dengan cara melekatkan imbuhan pada bentuk dasar (Baryadi, 2011:40). Dalam proses pengimbuhan, terdapat beberapa jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia, seperti awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhifran (sufiks), konfiks, gabungan imbuhan, partikel, klitik, awalan dan akhiran serapan dari bahasa asing.
Kata di- termasuk awalan (prefiks). Awalan merupakan imbuhan yang melekat pada awal kata dasar. Jadi, jika ada kata dasar + imbuhan di-,maka penulisannya menjadi satu kata.
Baca juga: Kata Serapan: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Perhatikan contoh berikut
di- + aduk = diaduk
Kamu tim bubur diaduk atau nggak diaduk?
Penulisan imbuhan di- dalam kata diaduk digabung. Jika penulisannya kita pisah menjadi di aduk, penulisan tersebut tidak tepat karena imbuhan di– merupakan bentuk pasif dari awalan me(N)-, yaitu meng– (gurusiana.id).
Dengan begitu, bisa kita pahami bahwa suatu kata yang bisa kita ganti dengan awalan me(N) merupakan kata yang penulisannya menjadi satu rangkaian dengan imbuhan di-.
Contoh penggunaan kata di- yang digabung:
- diaduk x mengaduk
- dicampur x mencampur
- diambil x mengambil
- dilantik x melantik
- diproses x memproses
- dicegah x mencegah
- dijaga x menjaga
- dikejar x mengejar
- dihormati x menghormati
- dibaca x membaca
Bila kita perhatikan, kata-kata yang berimbuhan di- bisa menjadi bentuk aktif. Jadi, cara mudah yang dapat kita lakukan untuk mengetahui di- sebagai imbuhan atau bukan, yaitu mengubah kata tersebut menjadi bentuk aktif.
Penulisan kata di sebagai kata depan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V, kata depan atau preposisi merupakan kata yang biasanya terdapat di depan nomina, seperti kata dari, dengan, ke, dan di.
Penulisan kata di sebagai kata depan biasanya berfungsi untuk menandai tempat atau arah. Oleh karena itu, penulisan kata di sebagai kata depan harus kita tulis secara terpisah.
Baca juga: Retorika sebagai “Kail” dalam Komunikasi
Perhatikan contoh berikut
di + dapur = di dapur
Mama sedang memasak di dapur.
Jika penulisan kata didapur dirangkai, maka penulisan tersebut kurang tepat karena kata didapur bukan merupakan bentuk pasif dari mendapur. Cara yang mudah untuk mengetahui penulisan kata di bisa kita pisah atau tidak, kita bisa mengganti kata di menjadi kata dari.
Contoh penggunaan kata di- yang dipisah:
- di luar x dari luar
- di sekolah x dari sekolah
- di kantin x dari kantin.
- di rumah x dari rumah
- di taman x dari taman
- di Bali x dari Bali
- di sebelah x dari sebelah
- di pagi hari x dari pagi hari
- di loket x dari loket
- di bulan Desember x dari bulan Desember
Jadi, bisa kita simpulkan bahwa imbuhan dan kata depan di memiliki perbedaan dalam penulisannya. Dalam penulisan, di- sebagai imbuhan akan ditulis serangkai, sedangkan di sebagai kata depan penulisannya dipisah. Kemudian, cara untuk mengetahui di- sebagai imbuhan atau bukan bisa kita identifikasi dengan cara mengganti kata di- menjadi awalan me(N)-.
Nah, Sobat BiSa, sekarang kalian sudah tahu, kan, apa perbedaan imbuhan di– dan kata depan di serta cara membedakannya? Jadi, jangan sampai keliru lagi, ya.
Editor: Iska Pebrina
Sumber
Baryadi, I. Praptomo. 2011. Morfologi dalam Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Penerbit USD