BILIK SASTRA – Sobat BiSa, pernahkah kalian menjumpai gaya hidup seseorang yang selalu mengikuti tren? Hmm, saya yakin kalian pernah menjumpai orang seperti itu paling tidak sekali. Terutama pada diri para remaja yang bisa dikatakan masih dalam masa pencarian jati diri.
Tak jarang, gaya hidup hedonisme remaja membuat orang tua merasa berat hati. Semua mereka lakukan untuk ‘memberi makan’ gengsinya agar terlihat lebih trendi.
Gaya hidup remaja seperti inilah yang membuat orang-orang tergelitik. Begitu pula dengan BTS, salah satu grup Korea yang ikut memberikan kritikannya lewat lagu berjudul “Spine Breaker”.
Lagu “Spine Breaker” – BTS: kritik gaya hidup
Dengan sepatu seharga ratusan,
jaket seharga ribuan, jam tangan ratusan
Apa kau merasa hebat memakai semua itu?
“Spine Breaker” – BTS
Tanpa babibu, BTS langsung masuk pada inti permasalahan. Gaya hidup hedonisme tentunya sudah tidak asing, bukan? Sepatu, jam tangan, hingga pakaian branded kerap kali kita jumpai di jalan. Bukan hanya orang tua, remaja pun memakai barang branded tersebut.
Lirik terakhir yang berupa pertanyaan itu, mungkin jawabannya adalah iya karena tak ayal, mereka memamerkan barang-barang yang mereka pakai di media sosial.
Lagu ini juga menggambarkan bagaimana seorang anak yang tak memikirkan perasaan orang tuanya hanya karena menginginkan suatu barang. Lirik yang berkata punggung orang tuamu yang sudah bungkuk seolah memperlihatkan betapa sulitnya orang tua untuk mendapatkan uang sampai rela bekerja keras.
Namun, dengan tidak tahu dirinya, anak mereka terus mengeluh dan meminta uang untuk memenuhi keinginannya.
Memang terkadang sulit untuk mengontrol apa yang kita inginkan. Akan tetapi, jika melihat orang tua yang banting tulang dari pagi hingga bertemu pagi lagi tanpa mengeluh, bukankah kita sebagai anak harus membantunya? Jika memang belum bisa membantu meringankan bebannya, sudah sepatutnya kita tidak memberikan mereka beban tambahan.
Baca juga: Berhenti Memandang K-Pop dari Sudut Pandang Negatif
Bentuk sindiran pada remaja yang melakukan hedonisme
Kau juga tak akan mati membeku
hanya karena tak memakai jaket tebal itu
Sebelum mengisi jaket tebal itu dengan angsa,
isi dulu otakmu dengan akal sehat sebelum terlambat
“Spine Breaker” – BTS
Menurut saya, lirik di atas sangat realistis dan sangat menyentil hati. Sebenarnya, tanpa memakai barang-barang mewah pun kita tidak akan mati. Namun, lagi-lagi gengsi menjadi alasan utama bagi beberapa orang untuk tampil lebih eksis dengan barang branded.
Tak jarang, mereka memakai barang tiruan dengan pemikiran bahwa mereka juga akan tampak lebih bergaya.
Bahkan, Ada pula yang rela melakukan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Seolah akal sehat mereka menguap digantikan dengan hasrat yang kian hari tumbuh memenuhi diri.
Oleh karena itu, dalam lirik lagu “Spine Breaker” terdapat sindiran yang mengatakan bahwa mereka harus mengisi otak mereka dengan akal sehat sebelum terlambat.
“Spine Breaker” – BTS juga sindir pemikiran remaja yang keliru
Wow, kau merasa hebat memakai pakaian ‘kotor’mu itu?
Kau merasa berbeda?
Rockin, Rollin, Swaggin, Swagger? Salah
“Spine Breaker” – BTS
Pada akhirnya, apa yang mereka lakukan didasari oleh pemikiran yang keliru. Pemikiran di mana orang yang memakai barang-barang mewah dan selalu mengikuti tren adalah orang yang keren dan dijadikan acuan oleh setiap orang.
Mungkin di beberapa waktu, akan ada perasaan bangga yang menyelimuti saat memakai barang-barang mewah. Lalu, timbul perasaan percaya diri saat melenggang di jalan, apalagi jika berhasil membuat orang-orang kagum dengan apa yang kita miliki. Tentunya, hal tersebut sulit untuk kita tepis karena jauh di lubuk hati kita pasti merasa sangat bahagia.
Baca juga: 3 Manfaat Musik, Ekspresikan Diri Melalui Musik
Tidak semua tren harus diikuti
Ya, aku paham
Apapun yang kau pakai, terserah
Tapi kau sudah keterlaluan,
kau akan kualat dan menyesal nanti
Kau mau terus bergaya keren,
tapi tak peduli dengan perasaan orang tuamu?
Baiklah, aku tak akan menghentikanmu
Sekarang, buatlah keputusanmu sendiri
“Spine Breaker” – BTS
Namun pada kenyataannya, tidak semua tren patut untuk ditiru dan tidak semua barang mewah patut untuk dimiliki. Jangan terlalu menjadikan tren sebagai acuan gaya hidup. Bukannya tidak boleh mengikuti tren yang ada, tetapi hiduplah sesuai kapasitas yang kita miliki.
Jangan sampai kita mengubah gaya hidup menjadi hedonisme dan konsumtif demi mengikuti tren. Apalagi sampai harus menyusahkan orang tua dan menjadikannya beban. Bukan tidak mungkin, suatu saat nanti akan datang penyesalan dalam hidup.
Namun, semua akan sulit jika tidak ada kesadaran dalam diri untuk mengontrol semua itu. Mungkin, menasihatinya sampai mulut berbuih pun tak akan membuahkan hasil. Oleh karena itu, lirik lagu “Spine Breaker” – BTS kembali menegaskan bahwa mereka harus membuat keputusan sendiri.
Nah, itulah beberapa kritik gaya hidup remaja yang ada dalam lagu “Spine Breaker” – BTS. Selain kritik, terdapat juga pesan tersirat agar tidak terbawa arus dengan perilaku konsumtif atau gaya hidup hedonisme. Bagaimana, Sobat BiSa? Apakah kalian juga sepemikiran dengan lirik lagu “Spine Breaker” ini?
Editor: Iska Pebrina