Penulis: Sri Widiasti
BILIK SASTRA- Bercyanda, bercyanda. Sobat BiSa siapa yang belum move on dari kata yang satu ini? Kata yang sempat viral beberapa bulan kebelakang ini masih terngiang terus di telinga. Ternyata, kata tersebut contoh dari epentesis, lho.
Dalam kata bercyanda terdapat penambahan bunyi atau fonem (y) di tengah kata. Yang kemudian banyak orang kenal dengan epentesis. Penambahan fonem seperti ini lazim kita jumpai pada bentuk ragam cakap. Baik di awal, di tengah, dan bahkan di akhir kata.
Apa itu epentesis?
Epentesis berarti penambahan bunyi (fonem) pada tengah kata. Fenomena epentesis ini dapat berupa perubahan yang disebabkan oleh penambahan konsonan diantara dua konsonan dan diantara dua konsonan dan vokal, serta penambahan dua vokal di tengah kata untuk memisahkan dua konsonan.
Lazimnya penambahan ini terjadi pada vokal /a/, /i/, dan /u/. Seperti pada kata fahm yang kemudian mendaoat serapan menjadi kata paham dan telah terjadi penambahan fonem (a).
Berikut contoh kata-kata lainnya yang termasuk ke dalam epentesis.
Upama – umpama
Kapak – kampak
Sajak – sanjak
Silakan – silahkan
Kamu – kamyu
Bercanda – bercyanda
Seperti pada contoh di atas, kata upama mengalami penambahan fonem (m) di tengah kata sehingga menjadi kata umpama. Kata kapak juga mengalami penambahan fonem (m) di tengah kata dan menjadi kata kampak.
Epentesis banyak dijumpai di kehidupan sehari-hari
Pada kata sajak terjadi penambahan fonem (n) di tengah kata sehingga menjadi kata sanjak. Dalam kata silakan juga terjadi penambahan fonem (h) di tengah kata sehingga menjadi kata silahkan.
Dalam ragam cakap, umum kita jumpai kata-kata yang mengalami penambahan bunyi. Seperti pada kata kamu, dalam ragam cakap kata ini bila di tengah kata ditambahkan fonem (y) maka akan membentuk kata kamyu.
Sama halnya dengan kata bercanda. Penambahan fonem (y) di tengah kata akan membentuk kata bercyanda. Penambahan fonem dalam ragam cakap akan menambah variasi kosakata dalam percakapan sehari-hari.
Bagian dari anaptiksis
Anaptiksis merupakan salah satu jenis perubahan bunyi dalam Bahasa Indonesia. Dalam buku Kamus Linguistik karya Kridalaksana (1984) menyebut anaptiksis sebagai penyisipan vokal pendek antara dua konsonan atau lebih, atau menambahkan konsonan pada kata tertentu
Hal tersebut bertujuan untuk menyederhanakan struktur suku kata. Bunyi (fonem) yang bisa kita tambahkan adalah bunyi vokal lemah seperti yang terdapat pada kluster (dua konsonan saling berdampingan dalam satu kata).
Misalnya dalam kata putri, mengalami anaptiksis menjadi puteri. Contoh lain seperti pada kata srigala, menjadi serigala. Bila kita kelompokkan, anaptiksis ini terdiri atas tiga jenis, yaitu:
1.Protesis
Protesis merupakan penyisipan atau penambahan bunyu (fonem) pada awal kata. Contohnya seperti dalam kata berikut.
Mpu – empu
Mas – emas
Stri – istri
Smara – asmara
Dari contoh di atas, kata mpu mengalami protesis yaitu penambahan fonem (e) di awal kata. Kata mas juga mengalami protesis dengan fonem (e). Kata stri mengalami penambahan fonem (i) di awal kata menjadi kata istri. Dan pada kata smara, saat mengalami protesis yaitu penambahan fonem (a) menjadi kata asmara.
2.Epentesis
Seperti yang sudah tersampaikan di muka. Epentesis adalah penambahan fonem (bunyi) di tengah kata. Contohnya terlihat pada kata-kata berikut ini.
Bahtra – bahtera
Slokan – selokan
Pada kata bahtra saat ditambahkan fonem (e) di tengah kata akan membentuk kata bahtera. Sama halnya pada kata slokan, penambahan fonem (e) di tengah kata akan membentuk kata selokan.
3.Paragog
Yang terakhir paragog. Paragog merupakan penambahan bunyi (fonem) pada akhir kata, bertujuan untuk kemudahan pelafalan dan keindahan bunyi.
Penambahan bunyi ini biasanya terjadi pada akhir pada sebuah kata yang berakhiran konsonan, dengan penambahan vokal. Namun, hal ini jarang terjadi dan kita temui. Contoh paragog seperti dalam kata berikut ini
Adi – adik
Ina – inang
Hulubala – hulubalang
Lamp – lampu
Musna – musnah
Kata adi ditambahkan fonem (k) diakhir kata akan membentuk kata adik. Pada kata ina dengan fonem konsonan (n) dan (g) di akhir kata akan membentuk kata inang. Sama halnya pada kata hulubala penambahan fonem (n) dan (g) akan membentuk kata hulubalang.
Dalam kata lamp, saat ditambahkan fonem vokal (u) di akhir kata maka akan membentuk kata lampu. Dan terakhir pada kata musna, penambahan fonem konsonan (h) akan membentuk kata musnah.
Kata bercyanda mendadak viral
Kata bercyanda mendadak viral lantaran kata ini dilontarkan oleh seorang mahasiswa baru (maba) dari Universitas Gajah Mada, Abigail Manurung saat sedang wawancara. Kala itu, Gege –sapaan akrab Abigail– tengah diwawancarai seorang konten kreator yang juga merupakan lulusan UGM, Danang Giri Sadewa.
Dalam unggahannya di akun TikTok @thesadewa, Danang bertanya tentang pengalamannya saat masuk ke UGM. Dengan spontan Gege melontarkan celetukan ‘bercyanda’. Sontak kata ini menjadi viral, banyak yang memparodikan kata ini hingga kata ini dibuat lagu remix-nya.
“Jadi masuk UGM gampang atau susah?”, tanya Danang.
“Enggak tahu, kita jalur hoki,” kata teman Gege alias Abigail.
“Jalur hoki betul, karena emang pinter aja. Bercyanda, bercyanda” tutur Gege.
Sejak celetukannya viral, Gege langsung terkenal di media sosial. Kini akun TikToknya diikuti 234,6 ribu orang. Bahkan wajahnya sempat masuk dalam konten TikTok milik UGM.
Bagaimana Sobat BiSa? Ternyata kata bercyanda yang belakangan kita dengar ini bukan hanya sebatas celetukan saja. Melainkan bagian dari penambahan fonem atau bunyi dalam Bahasa Indonesia. Kira-kira kata viral apa lagi ya yang masuk kedalam epentesis ini?
Editor: Iska Pebrina
Sumber:
Suki Nurhalim. 2023. Kata Bercyanda yang Viral Contoh Epentesis, Apa Itu?. Detik.com. Diakses pada 19 Oktober 2023.https://www.detik.com/jatim/berita/d-6921285/kata-bercyanda-yang-viral-contoh-epentesis-apa-itu
Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik. Gramedia. Jakarta
Hadi, Samsul dkk. 2003. Perubahan Fonologis Kata-Kata Serapan Dari Bahasa Arab Dalam Bahasa Indonesia. Jurnal Humaniora. Vol.15. Halaman 121-132
Mainora, Leni. Analisis Perubahan Bunyi Bahasa dalam Esai Pemelajar BIPA Timor Leste.Repositori Kemndikbud.https://repositori.kemdikbud.go.id/20235/10/9.%20Makalah%20Leni%20%20Mainora.pdf
Yudhistira. 2021. Jenis-Jenis Perubahan Bunyi. Narabahasa.id. Diakses pada 20 Oktober 2023. Pada https://narabahasa.id/artikel/linguistik-umum/fonologi/jenis-jenis-perubahan-bunyi/