BILIK SASTRA – Sobat BiSa tahu, ‘kan, tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu? Biasanya menjelang hari ibu, apa yang biasanya kamu lakukan? Membuat kue untuk ibu, membelikan kado, atau hanya sekadar mengucapkan “Selamat Hari Ibu”?
Apa pun yang Sobat BiSa lakukan, tentunya kita hanya ingin membuat ibu bahagia, bukan? Sebagai seorang anak, senyuman seorang ibu pastinya sangat berharga. Namun, ada kalanya anak adalah salah satu sumber senyum itu tak terbit.
Tak sedikit anak yang menyalahkan orang tua mereka, khususnya ibu. Padahal, mereka pasti hanya ingin yang terbaik untuk anaknya. Bahkan, pengorbanan seorang ibu pun seringkali disalahpahami. Sama halnya seperti yang Gogor alami.
Lantas, pengorbanan apa yang sebenarnya sang ibu lakukan hingga disalahpahami oleh anaknya? Simak penjelasannya di bawah.
Sinopsis film pendek Ibu Ora Sare
Film pendek Ibu Ora Sare menceritakan seorang anak bernama Gogor berusia 8 tahun yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Suatu hari saat ia bersekolah, guru menjelaskan peran penting yang diemban oleh orang tua, baik ayah maupun ibu. Setelah itu, sang guru memberikan tugas untuk mendeskripsikan sosok ayah.
Gogor yang sejak dulu hanya tinggal bersama sang ibu merasa sangat kesulitan untuk menggarap tugas tersebut. Akhirnya, dia memutuskan untuk bertanya pada sang ibu mengenai ciri-ciri fisik dan pekerjaan sang ayah karena Gogor belum pernah melihat sosok tersebut.
Namun, semua masih terasa sulit. Meskipun berada di rumah, ibunya sangat sibuk bekerja. Gogor pun merasa bahwa sang ibu tak mempunyai waktu untuknya. Bahkan, saat Gogor bertanya mengenai ayahnya, ibunya hanya menjawab sesekali dengan alasan pekerjaannya belum selesai. Alhasil, tugas sekolah Gogor terancam tidak selesai.
Pengorbanan ibu yang sering disalahpahami
Dalam film ini menceritakan bahwa Ibu Gogor seringkali telat menjemputnya pulang sekolah karena terlalu sibuk bekerja. Jika sekali atau dua kali, mungkin Gogor masih memakluminya, tetapi itu semua seperti sudah menjadi kebiasaan sang ibu. Hingga pada suatu hari, Gogor menegur ibunya karena kerap telat menjemputnya.
Gogor merasa bahwa ibunya tak pernah ada waktu untuknya dan sibuk bekerja bahkan saat mereka sedang berada di rumah. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah sang ibu banting tulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Sebagai anak, tentunya menginginkan kehadiran sosok ibu yang selalu siap sedia ada di sampingnya. Misalnya, untuk berkeluh kesah atau sekadar berbagi cerita tentang bagaimana hari ini bisa ia lalui.
Namun, terkadang sebagai anak, mereka lupa untuk mengerti bagaimana perjuangan sosok ibu yang rela untuk terus bekerja. Sama seperti judul film pendek ini, Ibu Ora Sare, yang berarti ibu tidak tidur. Padahal, mungkin saja sebenarnya ibu juga lelah dan ingin sedikit dimengerti.
Film pendek ini memperlihatkan bahwa seringkali pengorbanan ibu disalahpahami sebagai bentuk ketidakcintaannya kepada sang anak. Padahal, jauh di lubuk hati sang ibu, dia hanya ingin membahagiakan anaknya.
Baca juga: Sabtu Bersama Bapak (2016): Mengenang Kehadiran Sosok Ayah
Menggambarkan kehidupan tanpa sosok ayah
Tak hanya menceritakan tentang bagaimana pengorbanan seorang ibu, film ini juga menggambarkan kehidupan sebuah keluarga tanpa sosok ayah. Semua terlihat saat Gogor tidak bisa mengerjakan tugas sekolahnya untuk mendeskripsikan ayahnya dan menanyakan ciri-ciri, bahkan nama sang ayah.
Hal itu membuktikan bahwa Gogor tak pernah mengenal sosok ayah dalam hidupnya. Sejak kecil, Gogor hanya hidup berdua dengan ibunya. Segala pekerjaan yang seharusnya sang ayah kerjakan, semua diambil alih oleh ibunya. Seperti pada malam itu, saat lampu rumah tiba-tiba padam Gogor langsung memanggil sang ibu untuk menggantinya.
“Sebenarnya, aku itu punya Bapak nggak, sih, Bu?.”
Gogor-Ibu Ora Sare
Satu pertanyaan yang terlontar dari mulut Gogor ini mampu membuat orang tak segan untuk meneteskan air mata. Pasalnya, mungkin ada orang di luar sana yang bernasib sama seperti anak lelaki itu. Mereka mempertanyakan sosok ayah yang tidak pernah mereka temui sejak lahir.
Film ini sukses membuat penonton merasa simpati terhadap Gogor yang sejak dulu tak pernah merasakan peran Ayah dalam kehidupannya. Bahkan, untuk sekadar mengetahui nama, dia harus bertanya terlebih dahulu pada sang ibu.
Baca juga: Film Kita Keluarga, Dilema Anak Rantau Menjelang Hari Natal
Pentingnya Komunikasi dalam suatu hubungan
Gogor yang tidak mengenal siapa ayahnya pun bertanya pada sang ibu guna menyelesaikan tugas sekolahnya. Namun, ibunya masih sibuk mengurus pekerjaannya, seperti menjahit dan mencuci pakaian.
Alhasil, anak lelaki itu terus meneror ibunya dengan mengikuti ke mana pun ibunya pergi untuk menceritakan bagaimana sosok ayahnya. Sayangnya, masih tidak ada jawaban. Gogor yang merasa lelah karena diabaikan pun tertidur, tetapi tengah malam dia terbangun.
Gogor menuju kamar ibunya. Di situ, dia melihat ibunya masih bekerja. Dia pum menanyakan kapan ibunya akan beristirahat. Saat mendengar pertanyaan itu, ibu Gogor merasa bersalah dan meminta maaf pada anak lelakinya itu. Kemudian, mereka mulai berbincang hingga Gogor tertidur kembali. Keesokan harinya, hubungan anak dan ibu itu pun mulai membaik.
Dari film pendek ini, penonton diajak untuk merasakan apa yang sedang dirasakan oleh anak dan ibu itu. Tak ada yang salah dari keduanya, mereka hanya kurang komunikasi. Ternyata, benar apa kata orang, komunikasi adalah kunci untuk menjalin hubungan tetap harmonis. Tanpa komunikasi, hubungan bisa menjadi renggang.
Berhasil meraih penghargaan bergengsi
Film pendek Ibu Ora Sare ternyata juga berhasil meraih beberapa penghargaan di ajang bergengsi, loh, seperti Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2021, 16th Indonesian Film Festival (IFF) Australia 2022, hingga masuk dalam nominasi sebagai Best Short Film dalam ajang Piala Maya 2022.
Penghargaan tersebut memang pantas didapatkan karena film pendek ini memiliki plot yang bagus dan sangat relate dengan kehidupan masyarakat. Tidak hanya itu, para tokoh juga memerankan perannya dengan apik dan mampu membangkitkan emosi penonton.
Nah, bagaimana Sobat BiSa? Setelah membaca ulasan film pendek Ibu Ora Sare, apakah kamu tertarik untuk menontonnya? Buat Sobat BiSa yang ingin menonton film pendek ini bisa klik di sini, ya!
Editor: Iska Pebrina