Penulis: Agil Wahyu Wicaksono
BILIK SASTRA – Pernahkah Sobat BiSa mendengar nama Bayu Skak? Pasti tidak asing lagi bukan? Salah satu tokoh milenial yang berhasil mengembangkan self improvement mengenai dunia film. Awal karir ia tempuh menjadi seorang YouTuber dengan berbagai ide konten yang sangat inspiratif.
Tak hanya fokus pada YouTube, Bayu Skak juga ingin berkembang dengan merambah pada dunia film. Banyak sinetron telah ia perankan dengan karakter yang beragam pula, misalnya Yowis Ben dan Lara Ati.
Karya terbarunya adalah lokadrama Rujak Cingur Lek Har. Sebuah cerita Jawa Timuran tentang warisan leluhur yang menjadi harta turun-temurun hingga anak cucu. Kira-kira apa saja ya unsur sosial budaya yang ada di lokadrama ini? Mari kita simak artikel berikut!
Profil Bayu Skak
Bayu Eko Moektito, A.Md., atau dikenal sebagai Bayu Skak, adalah pemeran, personalia YouTube, sutradara, penulis naskah, dan komedian keturunan Jawa. Lahir di Malang, 13 November 1993, Bayu Skak telah menginspirasi banyak orang dengan gaya bahasanya yang kocak dan unik.
Inspirasi yang ia berikan bukan sebatas tawa, tetapi juga motivasi untuk menjalani hidup dengan semangat dan percaya diri. Sehingga mendorong kaum muda untuk mengejar impian tanpa takut menghadapi tantangan.
Apa itu lokadrama?
Lokadrama merupakan serial drama dengan dialektika kejawen atau berbahasa Jawa. Setiap adegan para aktor perankan dengan gaya bahasa bervariatif, ada yang tutur katanya halus dan ada juga yang medok atau intonasi berbeda dengan bahasa lainnya yang serupa.
Bayu Skak memproduksi film bernuansa Jawa Timuran atau lokadrama, yang kita tahu karyanya seperti Yowis Ben dan Lara Ati. Sejumlah penghargaan atau setidaknya nominasi penghargaan diraihnya dari trilogi film yang berlanjut dengan Yowis Ben The Finale dan Yowis Ben The Series.
Kreativitasnya kembali menuai karya film. Bayu Skak mengangkat potensi daerah melalui unsur sosial budaya pada lokadrama Rujak Cingur Lek Har.
Baca juga: Film Pendek TOPI Tindak, Tanduk, Subasita: Tata Krama Masyarakat Jawa
Kearifan lokal budaya daerah
Tampaknya, Bayu Skak sangat ingin budaya Jawa terlebih lagi Jawa Timur go international. Alasan ini sangat luar biasa karena mendapat apresiasi dari semua kalangan. Banyak kaum muda yang mengidolakannya bahkan menjadi panutan dalam YouTube.
Sumber inspirasi lokadrama berawal dari cinta tanah air, dalam hal ini Jawa timur. Film luar biasa tentu tercipta dari pemikiran yang sangat kreatif. Setiap detail mengarah pada unsur sosial budaya agar merepresentasikan kehidupan masyarakat.
Unsur sosial budaya yang tercermin dalam lokadrama ini meliputi bahasa, pengetahuan, kemasyarakatan, kehidupan, mata pencaharian, religi, serta kesenian.
Panorama lokadrama Rujak Cingur Lek Har
Lokadrama ini menceritakan tentang seorang keponakan yang menginginkan resep dari paman yang mendapatkan warisan resep Rujak Cingur. Persaingan antar keduanya sering terjadi dengan keponakan yang memfitnah pamannya. Segala upaya dilakukan untuk memanipulasi fakta tentang kebenaran suatu peristiwa.
Dikemas dengan konflik dan konklusi atas suatu masalah, Bayu Skak pandai dalam memainkan peran setiap aktornya. Kesinambungan antara unsur satu dengan lainnya merupakan kesatuan utuh. Penokohan yang tersaji dalam lokadramanya terjadi secara spontan melalui alur cerita yang penuh makna.
Unsur sosial budaya menjadi hal yang sangat krusial, terlebih lagi jika disajikan dalam suatu film. Setiap adegan harus dipertimbangkan agar memenuhi nilai-nilai moralitas. Kompleksitas yang tinggi akan memberikan feedback atas adanya suatu karya yang mengedepankan unsur-unsur tersebut.
Baca juga: Cinematherapy, Film Bukan Sekadar Hiburan atau Pengisi Waktu Luang
Korelasi lokadrama Rujak Cingur Lek Har dengan kehidupan nyata
Landasan kuat lokadrama ini berupa masalah internal yang terjadi dalam suatu keluarga. Hanya karena warisan leluhur, konflik bisa muncul karena adanya kesalahpahaman antar satu individu dengan lainnya. Mengalah justru bukan satu-satunya solusi, namun dengan berdikari dapat memberikan peningkatan pada harga diri.
Sinyal positif yang tergambar pada lokadrama ini menyiratkan bahwa permasalahan dapat diselesaikan dengan cara damai antara kedua belah pihak. Bukannya saling membela diri dan saling menyalahkan atas kebenaran orang lain. Tidak bangga jika benar dan tidak takut karena salah.
Terlepas dari suatu masalah tersebut, kita sebagai kaum muda harus memiliki kesadaran untuk melestarikan warisan leluhur baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan demikian, kita dapat lebih mudah untuk meneladani dan mengimplementasikan setiap unsur sosial budaya dalam kehidupan sehari-hari.
Nah, itulah unsur sosial dan budaya yang ada dalam lokadrama Rujak Cingur Lek Har. Mari kita meneladani apa yang disajikan Bayu Skak dalam karyanya itu. Penasaran akan cerita lengkapnya? Tak perlu khawatir, Sobat BiSa cukup buka YouTube dan lihat channel SKAK Studios.
Editor: Iska Pebrina