Pemberantasan Buta Aksara Melalui Pelatihan Calistung

Ilustrasi pemberantasan buta aksara
Sumber: canva.com

Penulis: Agil Wahyu Wicaksono

Bilik Sastra – Halo Sobat BiSa! Pernah dengar buta aksara? Sebenarnya itu apa ya? Buta aksara bisa bisa kita pahami sebagai kondisi seseorang yang tidak mampu membaca.

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, persentase penyandang buta aksara sebesar 3,18%. Angka ini mengalami penurunan dari dua tahun sebelumnya. Namun, hal itu juga masih menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dalam memberantas buta aksara. 

Lalu, seperti apa upaya yang dapat kita lakukan dalam memberantas buta aksara? Mari simak artikel berikut ini. 

Apa itu buta aksara?

Buta aksara adalah suatu keadaan tidak mampu untuk membaca maupun menulis. Buta aksara juga dapat kita katakan sebagai ketidakmampuan dalam penggunaan bahasa. Hal itu juga termasuk dalam ucapan maupun tulisan.

Buta aksara dapat menghambat kualitas sumber daya manusia. Hal itu terjadi akibat faktor sosial ekonomi masyarakat yang mana kemiskinan menyebabkan tingginya jumlah anak putus sekolah. Selain itu, faktor sosial budaya juga menjadi penyebabnya. Hampir seluruh masyarakat di Indonesia tidak ada kebiasaan membaca.

Urgensi tentang asumsi tersebut dapat diatasi dengan melakukan pengentasan buta aksara. Masyarakat dapat diberikan edukasi mengenai pengetahuan dasar dalam pendidikan.

Baca juga: Pendidikan Inklusif di Indonesia, Sudah Optimal atau Belum?

Metode pelatihan calistung

Calistung merupakan singkatan dari membaca, menulis, dan berhitung. Ini adalah tahapan paling dasar agar seseorang dapat mengenal huruf dan angka.

Banyak ahli yang menganggap bahwa calistung ini sangat penting dalam pemberantasan buta aksara. Terutama memudahkan komunikasi dalam bentuk bahasa tulis dan angka. Adapun kegunaan calistung ini, sebagai berikut:

  1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
  2. Meningkatkan taraf hidup masyarakat untuk saling memahami satu sama lain
  3. Akses memperoleh pengetahuan di bidang teknologi dan informasi.

Tahapan pelaksanaan pelatihan calistung

Dalam pelaksanaan pelatihan calistung, ada beberapa tahapan yang perlu kita lakukan. Berikut empat tahapan yang biasanya terdapat dalam pelatihan calistung.

  1. Tahap persiapan

Pada tahapan ini, pihak penyelenggara akan melakukan pendataan peserta pelatihan calistung, persiapan media, sarana, dan prasarana. Tahap ini menentukan kematangan persiapan yang dilakukan oleh penyelenggara pelatihan calistung.

  1. Tahap pelatihan

Tahapan selanjutnya adalah pelaksanaan tes atau pelatihan awal sebelum dilaksanakannya ujian. Tahap ini memberikan gambaran tentang proses pelaksanaan pelatihan calistung.

  1. Tahap ujian

Proses pelaksanaan inti pelatihan calistung adalah tahap ujian. Tahap ini merepresentasikan edukasi tentang pentingnya pemahaman aksara yang sudah dipelajari para pserta. 

  1. Tahap supervisi 

Tahapan ini merupakan tahap dalam memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pelatihan calistung. Pada tahap inilah yang justru menjadi tolak ukur keberhasilan setelah pelatihan selesai dilaksanakan.

Baca juga: Minat Baca Indonesia Rendah, Revolusi Literasi Solusinya

Upaya Kemendikbud dalam pemberantasan buta aksara 

Angka buta aksara di Indonesia terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal itu terbukti dengan adanya pelaksanaan berbagai strategi yang inovatif dan sinergi dari berbagai kalangan. Hasil tersebut tidak lepas dari usaha Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam pemberantasan buta aksara di Indonesia.

Adapun berbagai upaya yang dilakukan, sebagai berikut:

  1. Melakukan inovasi

Hal ini menjadi sangat penting khususnya peran kaum muda. Era digital merupakan gagasan yang tepat dalam memberantas buta aksara.

  1. Melakukan pembaruan data

Pemutakhiran secara terus-menerus akan memberikan data tentang jumlah penyandang buta aksara. Hal ini sangat penting juga karena menyajikan perbedaan statistika dari data-data sebelumnya.

  1. Memberikan perhatian

Peningkatan jaringan korelasional juga akan memberikan sentuhan emosional. Tiap tingkatan pemerintahan menjadi acuan utama dalam kaitannya dengan upaya-upaya yang dilakukan tersebut.

  1. Memperhatikan daerah dengan tingkat buta aksara tinggi

Penting adanya untuk memperhatikan beberapa daerah dengan jumlah penyandang buta aksara yang masih tinggi. Salah satunya untuk pemetaan bantuan berupa pelatihan, penelitian, maupun pendidikan.

Nah, itulah Sobat BiSa beberapa upaya dalam pemberantasan buta aksara. Sangat miris jika negara yang kaya ini masih terdapat penduduk yang mengalami buta aksara. Mari kita terus tingkatkan edukasi dan produktivitas bagi kesejahteraan masyarakat.

Editor: Iska Pebrina

Sumber:

Benedickson, Samuel. 2023. “Kompleksitas Penyebab Masalah Buta Huruf di Indonesia”. 17 Maret 2024. https://www.google.co.id/amp/s/www.kompasiana.com/amp/samuelhutajulu/63dc7e88c1cb8a68047008b2/kompleksitas-penyebab-masalah-buta-huruf-di-indonesia

BPS. 2023. “Angka Buta Aksara Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin” . 17 Maret 2024. https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/NTM5IzI=/angka-buta-aksara-penduduk-10-tahun-ke-atas-menurut-provinsi-dan-jenis-kelamin.html

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 2021. “Strategi Kemendikbudristek Tuntaskan Buta Aksara Tunjukkan Hasil Positif”. 17 Maret 2024. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/09/strategi-kemendikbudristek-tuntaskan-buta-aksara-tunjukkan-hasil-positif

Primus, Josephus. 2022. “Sejarah Pemberantasan Buta Huruf Demi Rakyat Sejahtera”. 17 Maret 2024. kompas.com. https://www.kompas.com/stori/read/2022/10/14/180000079/sejarah-pemberantasan-buta-huruf-demi-rakyat-sejahtera

krubisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *