Penulis : Franzeska Aurellia Oenang
BILIK SASTRA – Apakah Sobat BiSa mempunyai fobia tertentu terhadap suatu hal, misalnya fobia gelap, ketinggian, dan berbagai jenis fobia lainnya. Namun, beberapa orang memiliki fobia-fobia yang sangat unik dan dapat membuat orang terheran-heran, bahkan terkejut akan adanya fobia tersebut.
Siapa sangka, hal-hal yang selama ini kita kira sangat wajar, ternyata ada orang yang memiliki ketakutan berlebih atau fobia terhadap suatu hal. Salah satunya adalah bibliophobia. Jenis fobia bibliophobia adalah fobia yang berkaitan dengan buku.
Penasaran dengan jenis fobia ini? Yuk, kita bahas lebih lanjut mengenai bibliophobia ini!
Apa itu bibliophobia?
Bibliophobia adalah ketakutan berlebih terhadap buku maupun membaca buku. Orang yang mengalami fobia ini akan merasakan kecenderungan untuk mengalami kecemasan dan panik hanya dengan memikirkan membaca buku.
Jenis buku yang pengidap fobia takuti ini juga berbeda-beda. Ada yang fobia buku secara umum, ada juga yang fobia hanya dengan buku-buku spesifik saja, misalnya buku anak-anak, dan lainnya. Fobia buku secara umum biasanya seseorang mengalami ketakutan terhadap bukunya itu sendiri, isi buku tersebut, ataupun kegiatan membaca buku tersebut.
Ketakutan pengidap bibliophobia cenderung akan berubah menjadi kecemasan yang lahir dari tidak terkontrolnya ketakutan seseorang terhadap sebuah buku. Hal tersebut terjadi oleh berbagai hal dan dapat memicu seseorang ketika berhadapan dengan buku. Sehingga, kita dapat mengatakan bahwa jenis fobia ini tidak dapat kita anggap tidak rasional.
Baca juga: Mengenal Thrifting: Budaya Fashion yang Digemari Remaja
Apa penyebab dari fobia itu?
Penyebab dari bibliophobia adalah bisa bermacam-macam, ada yang memang dari bawaan lahir maupun tercipta akibat berbagai pengalaman-pengalaman hidup traumatis yang memiliki kaitan dengan buku.
Lingkungan sosial dapat turut andil ketika seseorang memiliki pengalaman traumatis yang berkaitan dengan buku, sehingga orang tersebut menjadi fobia terhadap sebuah buku ataupun ketika membaca sebuah buku di depan umum.
Kombinasi dari faktor bawaan dan lingkungan sosial ada beberapa hal yang menyebabkan fobia ini, yaitu disleksia, pengalaman negatif masa kecil, gangguan belajar selain disleksia, gangguan-gangguan perilaku, alasan-alasan yang berkaitan dengan kelainan mental.
Gejala bibliophobia
Seseorang dengan bibliophobia ini mungkin mengalami kecemasan atau panik saat berhadapan dengan buku, seperti pusing dan sakit kepala ringan, keringat yang berlebihan, sensasi jantung yang berdegup kencang, mual, sesak nafas, gemetar hebat, hingga sakit perut.
Bibliophobia juga mengarah kepada perilaku tertentu, seperti sekolah, perpustakaan, dan berbagai tempat yang juga mengandung buku, menolak untuk berpartisipasi di berbagai aktivitas yang mengandung buku.
Orang-orang seperti itu menjadi cemas atau khawatir ketika harus membaca teks di depan umum atau dengan suara keras di depan orang lain.
Baca juga: Nomophobia, Ketakutan Berlebihan Saat Jauh dari Gadget
Pengobatan dan penanganan bibliophobia
Salah satu terapi yang bisa pengidap fobia ini lakukan untuk pengobatan dan penanganan bibliophobia adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Terapi ini merupakan psikoterapi yang dapat membantu orang memahami dan mengendalikan pikiran dan persepsi mereka, menghapuskan pikiran negatif yang timbul ketika seseorang memikirkan atau bertemu dengan buku.
Salah satu jenis CBT adalah Dialectical Behavioral Therapy (DBT). Dalam DBT, terapis akan mengajak pasien untuk memikirkan sebuah buku lalu setengah tersenyum. Lama kelamaan, hal ini dapat merubah emosi terhadap buku.
Exposure therapy merupakan metode juga yang dapat para pengidap gunakan untuk menghadapi ketakutan secara bertahap. Misalnya, jika seseorang takut pada buku, terapis akan membantu untuk beradaptasi dengan gagasan tentang buku dalam situasi yang aman, mungkin dari melihat buku dari jauh di tempat yang nyaman.
Lalu, akan perlahan diarahkan untuk melakukan hal-hal lebih menantang, seperti memegang buku, membaca sedikit, bahkan pergi ke toko buku. Dengan melakukan ini secara bertahap, penderita bibliophobia bisa belajar mengelola ketakutan terhadap buku.
Selain itu, hipnoterapi juga dapat menjadi alternatif untuk pengobatan dan penanganan fobia ini. Di bawah hipnoterapi, seseorang lebih terbuka terhadap saran dan perubahan. Sang penghipnotis mungkin dapat mengurangi rasa takut terhadap buku atau membaca.
Kecemasan juga dapat ditangani dengan berbagai obat-obatan medis. Obat-obatan ini tidak digunakan untuk mengobati bibliophobia, tetapi mungkin bisa berguna dalam mengatasi situasi-situasi khusus yang berurusan dengan buku.
Nah, sekarang Sobat BiSa sudah mengetahui bahwa bibliophopia adalah salah satu fobia unik yang mungkin cukup mengejutkan bagi para pencinta buku. Sobat BiSa dapat mengulik lebih lanjut mengenai bibliophobia ini untuk menambah pengetahuan mengenai fakta-fakta unik yang ada seputar fobia ini.
Editor: Iska Pebrina