Antologi Puisi: Menghapus Kamu

puisi cinta
Sumber: Canva.com

Penulis: Putri Sari

Mimpi Malam Itu

Di bawah temaram lampu

Matamu tak juga lepas menghadang aku

Jemarimu mengelus pelan rambutku

Melantun mantra membisik tenang meneduhiku

Mataku menggenang tangis dengan napas menderu

Merengkuh dirimu tak tahu malu

Tanganmu mendekap balik menyalurkan tenang sebisamu

Satu menit berlalu

Dekapmu melepas bersama tangan yang mengusap pipi basahku

Sudah, ya, katamu menghilang di balik cahaya lampu

Yogyakarta, 2022

Suatu Sore di Rumahku

Sore itu di rumahku

Ketukan pintu membunuh sepi membuyarkan lamunanku

Senyummu terbit dari balik pintu

Menatapku dalam, seakan tak ada sempat dalam kamusmu

Hingga hening memekik bersama jarum jam yang bergerak maju

Kamu mendatangiku tanpa ragu

Menepuk pelan kepalaku

Detik berikutnya, seiring senyummu yang tak layu

Kamu memecah rindu melewati suaramu

Bahagia, ya, katamu 

Lalu menggapai diriku dengan tubuh dibuat tegar sebisamu

Yogyakarta, 2022

Baca juga: Antologi Puisi: Menghapus Kamu

Bukan Rumahmu

Di bawah sorot mentari yang kian meninggi

Di antara riuh ramai yang tak mau mati

Aku memandangimu tak mau pergi

Kamu masih kamu kala itu

Berkalung gitar favoritmu

Dengan topi abu yang sedikit lapuk bersama waktu

Sebentar kakimu terpaku

Sedikit meragu memirsa balik aku

Sebelum melangkah pasti menghapus jarak mendekati aku

Satu langkah menjaraki kamu

Jantungku dipacu mencipta debar yang dihinggapi kupu-kupu

Bibirmu mulai bersemi menyapa diriku

Hai, katamu pada sesosok yang bukan aku

Secepat itu kamu melewatiku seperti asing yang tak pernah bertemu

Salah bukan ada padamu

Bukan juga pada sosok yang mencuri pulangmu

Tapi pada aku 

Iya, aku

Yang sialnya masih berharap rumahmu adalah aku

Yogyakarta, 2022

Baca juga: Antologi Puisi: Aroma Kerinduan

Menghapus Kamu

Kamu itu sukaku

Saat jemarimu memeluk balik menggenggam tanganku

Saat tawamu sengaja menggaung demi menulariku

Saat lisanmu melagu musik dengan nada tak tentu

Kamu itu sukaku

Sejak kapan yang bahkan aku tak tahu

Hingga masa depan menyalami hidupku 

Setelah kamu menjelma asap tertiup angin yang menghembus haru

Sukaku tak juga redup termakan waktu

Untuk kamu

Jangan berputar arah meskipun kasdu

Karna lukaku menolak bayangmu mengisi netraku

Dan di setiap helaan napasku yang masih mengalun

Aku menggilas kenangan ditemani roda waktu

Untuk melenyapkan sebentuk rasa itu

Yogyakarta, 2022

Editor: Kru BiSa

Sobat BiSa