Avatar The Last Airbender (2024), Nostalgia Pengemar Avatar

poster avatar the last airbender
Sumber: imdb.com

Penulis: Salisa Putri Fathica

BILIK SASTRA – Setelah suksesnya serial animasi Avatar: The Last Airbender (ATLA) garapan Nickelodeon yang rilis pada 21 Februari 2005. Kini, Netflix kembali menghadirkan serial tersebut dalam bentuk live action yang rilis pada 22 Februari 2024.

Kembalinya serial ini pun jadi topik hangat lantaran para penggemar setia series animasi ATLA ini ternyata sangat banyak dari semua kalangan usia. Hal ini tentu menimbulkan rasa penasaran, apakah kualitas serial versi live action akan lebih menarik dan apakah para aktor mampu menghidupkan karakter-karakter ikonik seperti di dalam serial animasinya?

Bagi Sobat BiSa yang penasaran mengenai serial terbaru ini, kamu bisa baca ulasan berikut!

Sinopsis Avatar The Last Airbender (2024)

Serial Avatar: The Last Airbender menceritakan Aang (Gordon Cormier), remaja berusia 12 tahun yang merupakan seorang Avatar selanjutnya setelah Avatar Roku (C. S. Lee) yang berasal dari Negara Api. Aang diperintahkan oleh mentor sekaligus sahabatnya yaitu, Gyatso (Lim Kay Siu) untuk segera berlatih menguasai elemen tersebut untuk mengalahkan Raja Ozai dari Negara Api yang berusaha menguasai dunia. 

Pada suatu hari, Aang berniat mencari angin di malam hari bersama Appa, bison terbangnya. Namun, mereka menghadapi hal yang tak terduga di perjalanan dan hilang. Seratus tahun kemudian, Aang ditemukan oleh Katara (Kiawentiiio) dan Sokka (Ian Ousley) di Kutub Selatan. Dunia telah berubah drastis selama Aang tertidur, dan Negara Api semakin kuat di bawah kepemimpinan Raja Api Ozai (Daniel Dae Kim). 

Pangeran Zuko (Dallas Liu), putra Ozai, diasingkan oleh ayahnya dan ditugaskan untuk menangkap Avatar. Ia mencoba menangkap Avatar demi mendapatkan kembali kehormatan dan kepercayaan dari sang ayah, Raja Api Ozai. Kesempatan untuk pulang ke Negara Api semakin jelas terlihat ketika Zuko mendapatkan tanda keberadaan Avatar yang ternyata masih hidup. 

Di sisi lain, Aang, Katara, dan Sokka memulai perjalanan mereka untuk mengalahkan Negara Api. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan berbagai orang dan belajar banyak tentang dunia dan diri mereka sendiri. Aang juga harus berlatih mengendalikan elemen-elemen untuk menjadi Avatar yang sesungguhnya.

Baca juga: Film Encanto (2021): Rayakan Kekurangan di Tengah Keajaiban

Perbedaan dengan versi animasinya

Jika Sobat BiSa belum menonton versi animasinya dan ingin menonton serial Avatar: The Last Airbender versi live action ini mungkin tidak akan mempermasalahkan mengenai beberapa perbedaan tersebut. Akan tetapi, bagi kamu yang memang penggemar serial animasi ini sejak kecil, tentu akan menyadari perbedaan-perbedaan tersebut.

Serial yang digarap oleh Albert Kim ini terdiri atas 8 episode, berbeda dengan versi animasinya yang terdiri atas 20 episode. Albert Kim tentu berhasil merangkum cerita tersebut, tetapi dengan perspektif dan penceritaan yang berbeda. Akan tetapi, Albert Kim nampaknya tetap menjaga inti cerita Book One: Water versi animasi agar tetap tersampaikan di serial live action.

Perbedaan yang cukup terasa di live action adalah Aang pada nyatanya tidak fokus untuk berlatih elemen air, tetapi Katara yang fokus berlatih. Di versi animasinya, Aang dan Katara bersama berfokus pada latihan elemen air, sesuai dengan judul seasonnya, yaitu Book One: Water

Perbedaan lain yang terlihat adalah munculnya karakter Azula dan gengnya, yaitu Mai dan Ty Lee yang jika dilihat dari versi animasi, mereka baru muncul di season 2. Karakter Azula diperlihatkan secara mendetail sedangkan Mai dan Ty Lee terlihat dimunculkan secara tiba-tiba dan kurang kekuatan mereka kurang ditonjolkan.

Akting aktornya sukses membuat penggemar bernostalgia

Albert Kim sukses membuat serial live action dengan konsisten mempertahankan latar belakang tempat dunia avatar yang terasa mirip dengan versi animasinya. Bahkan, karakter fiksi Momo, Appa, serta beberapa roh terlihat sangat mirip dengan versi animasinya. 

Dari segi karakter, akting Gordon Cormier sukses menggambarkan karakter Aang dengan baik. Bahkan, ketika interview sikap kocak Gordon Cormier sangat mirip dengan karakter Aang. Selain itu, Kiawentiio sebagai Katara dan Ian Ousley sebagai Sokka terjadi perubahan karakter yang terasa kurang di live action

Katara lebih bersikap lembut dan Sokka yang memiliki pembawaan kurang lucu dan kocak, berbeda dari versi animasinya. Meskipun begitu, peran Dallas Liu sebagai Pangeran Zuko dan Paul Sun-hyung Lee sebagai Paman Iroh sangat baik, akurat, dan berhasil menghidupkan karakter mereka. Mereka memiliki chemistry yang sangat baik sebagai keponakan dan paman.

Baca juga: Dune: Part Two (2024), Perjalanan Spiritual yang Memukau

Penggunaan soundtrack yang tidak berubah

Aspek yang sangat membuat kita bernostalgia adalah penggunaan soundtrack yang tidak berubah. Soundtrack opening dan ending setiap episode yang masih sama membawa kita kembali ke masa kecil di saat sedang menonton Avatar versi kartun di TV. 

Terutama pada salah satu scene, Albert Kim kembali mengingatkan kita dengan lagu Leave From The Vine yang sangat popular di zaman serial animasinya dulu. Hal tersebut tentu semakin membuat kita bernostalgia dan terharu dari scene yang hadir.

Ceritanya lebih emosional 

Dibandingkan dengan versi animasinya, saya rasa versi live action Avatar ini lebih emosional terutama pada POV dari Aang. Hal ini didukung dari perkembangan karakter dan penyampaian ekspresi yang lebih mendalam dan kisah hidup Aang yang lebih ditampilkan.

Selain itu, musik dan instrumen yang mendukung setiap scene juga menjadi poin menarinya. Hal ini seperti pada scene Uncle Iroh dengan instrumen lagu Leave From The Vine membuat kita ikut merasa emosional. Pemilihan musik yang sesuai menyebabkan emosi dapat dengan mudah tersampaikan. 

Itulah tadi, ulasan serial Avatar The Last Airbender 2024. Bagaimana? Sobat BiSa tertarik menonton yang mana nih, versi animasi atau live action? Keduanya dapat kamu tonton di platform Netflix, loh, Sobat BiSa. Ingat, untuk tetap nonton di platform resmi, ya! Kamu juga bisa melihat cuplikanya di sini terlebih dahulu.

Editor: Iska Pebrina

krubisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *