Penulis: Agil Wahyu Wicaksono
BILIK SASTRA – Sobat BiSa, pernahkah anda mengalami perundungan? Atau justru pernah melakukan hal tersebut? Perundungan dunia maya (cyber bullying) dapat berupa ujaran kebencian yang dengan mudahnya seseorang lontarkan kepada orang lain yang bahkan tidak ia kenal.
Sampai saat ini, masih banyak orang yang melakukan perundungan. Berbagai alasan dikaitkan dengan kekuasaan, kekuatan, maupun kewenangan. Mereka yang menjadi dalang justru melemahkan orang tak berdaya.
Sebenarnya kenapa sih perundungan bisa terjadi? Bahkan menjadi hal yang masif di kalangan masyarakat? Mari simak artikel berikut ini.
Sinopsis film pendek Dua Detik
Film yang dibuat oleh channel YouTube “Menjadi Manusia” pada tahun 2020 ini mengisahkan tentang seorang remaja yang mendapatkan komentar-komentar buruk di media sosialnya. Awalnya, ia mengabaikan komentar tersebut. Namun, seiring waktu juga mulai tertekan dengan adanya hujatan di media sosialnya.
Lambat laun ia merasa jenuh dan putus asa, akan tetapi teringat oleh ayahnya. Ia mendapati bahwa apapun yang kita inginkan harus kita kejar sampai mendapatkannya, asalkan itu tidak merugikan orang lain.
Sejak itu, komentar-komentar yang ada di media sosialnya semakin memanas hingga ia berpikir untuk bunuh diri. Namun, pikiran-pikiran negatif yang menyelimutinya semakin berkurang karena ia selalu ingat nasihat ayahnya.
Memandang orang lain secara sebelah mata
Perundungan dunia maya atau cyber bullying merupakan suatu kejadian di mana seseorang mendapat ejekan, hinaan, hinaan, bahkan intimidasi oleh orang lain melalui media sosial. Hal tersebut bisa saja terjadi karena ketidaksukaan dengan maksud menyindir secara kasar dan kurang etis.
Film pendek Dua Detik ini mengangkat isu gejala sosial tentang perundungan atau cyber bullying. Hal tersebut bukan tanpa alasan karena fenomena cyber bullying termasuk dalam penyimpangan sifat negatif sekunder dan perilaku campuran.
Semakin meningkat pengguna gadget, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya cyber bullying. Hampir 49% pengguna handphone di Indonesia pernah mengalami bullying di media sosial. Dua detik yang kita habiskan untuk berkomentar negatif di media sosial dapat memberikan dampak buruk kepada seseorang.
Baca juga: The Glory: Aksi Balas Dendam Elegan Korban Perundungan
Kesenjangan sosial dalam film pendek Dua Detik
Film pendek Dua Detik membahas mengenai isu dunia media sosial. Postingan di media sosial justru membawa dampak buruk bagi kondisi psikologis. Berbagai cacian dan makian membuat mental terganggu.
Media sosial saat ini digunakan untuk membuang kekesalan dengan memojokan serta melontarkan kekesalan pada orang lain. Tanpa memikirkan konsekuensi, pengaruh besarnya justru terhadap seseorang yang mereka komentari.
Mengingat berada di era dunia digital, seharusnya setiap orang memiliki pemahaman terkait literasi digital. Terdapat aturan dan norma yang harus diterapkan dalam menggunakan sosial media.
Siklus perundungan di media sosial
Kebebasan menyelami dunia digital di media sosial dapat disalahgunakan. Tak sedikit orang yang memberikan komentar tanpa tutur kata yang baik dan sopan.
Komentar-komentar yang pelaku anggap sepele nyatanya memiliki makna lain bagi yang menerimanya. Tidak semua orang dapat memaklumi celotehan tersebut sebagai candaan. Bahkan, banyak orang yang menganggapnya serius sampai tertipu daya.
Salah satu hal yang paling parah adalah menurunkan kepercayaan diri. Segala komentar akan dimasukkan ke dalam hati yang membuat hidup terus mengalami kegelisahan. Justru, terbesit pikiran untuk mengakhiri hidup.
Baca juga: The Social Dilemma (2020): Mengungkap Sisi Gelap Media Sosial
Memberikan sikap persuasif atas tindak perundungan
Setiap orang dapat memberikan edukasi terhadap orang-orang di sekitar tentang dampak cyber bullying dan cara menghadapinya. Seperti halnya melaporkan kejadian yang korban alami kepada pihak yang berwenang.
Sebagai makhluk sosial, tentunya kita tidak sendiri dalam hidup bermasyarakat. Kita dapat meminta bantuan kepada teman dekat atau orang sekitar. Dengan begitu, dapat menghindarkan adanya upaya tindak perundungan dapat.
Kita tidak pernah tau perasaan seseorang ketika mendapatkan suatu komentar. Mungkin, kita beranggapan kalimat yang sudah terketik itu bersifat biasa saja. Tidak dengan orang lain yang mungkin memiliki persepsi yang berbeda.
Sangat menarik, ya Sobat BiSa. Kita dapat mengambil pelajaran berbagai hal tentang realita sosial. Mari sama-sama wujudkan aktivitas di media sosial dengan mengedepankan etika. Nah, selebihnya Sobat BiSa boleh banget tonton film pendek Dua Detik di sini.
Editor: Iska Pebrina