Penulis: Ghina Nur Nisrina
BILIK SASTRA – Sobat BiSa tahu film yang sedang hangat dibicarakan saat ini? Ya, film Budi Pekerti yang baru saja tayang 2 November kemarin mendapatkan banyak perhatian dan respons baik dari masyarakat. Bahkan, banyak selebritis yang merekomendasikan film ini sebagai film yang wajib ditonton.
Film yang mengangkat kisah pengaruh sosial media dalam kehidupan sehari-hari ini memiliki makna yang erat dengan kehidupan saat ini. Penasaran bagaimana kisahnya? Yuk, simak selengkapnya!
Sinopsis film Budi Pekerti
Wregas Bhanuteja, sutradara film ini mengisahkan tentang seorang guru Bimbingan Konseling (BK) bernama Bu Prani (Ine Febriyanti). Film ini mengambil latar di Yogyakarta saat pandemi Covid-19.
Berawal dari Bu Prani yang berselisih paham dengan salah satu pengunjung pasar. Namun, ternyata ada yang diam-diam merekam kejadian tersebut dan mengunggah video tersebut di media sosial.
Ternyata, unggahan video tersebut viral dan mendapatkan sejumlah komentar negatif dari netizen. Netizen menilai bahwa Bu Prani tidak mencerminkan sifat seorang guru yang baik. Pihak sekolah yang mengetahui video tersebut, mengancam akan mengeluarkan Bu Prani dari sekolah.
Tak hanya sampai di situ, keluarga Bu Prani ikut terkena dampak atas kejadian tersebut. Mereka mengalami cyber-bullying atau perundungan di dunia maya. Mereka pun tidak bisa tenang karena terus dicari-cari dan mendapat perlakuan buruk seperti kecaman serta hujatan atas kejadian tersebut.
Bu Prani memiliki dua anak, yaitu Tita (Prilly Latuconsina) dan Muklas (Angga Yunanda). Keduanya bertekad membantu Bu Prani untuk menyelesaikan masalah itu. Mereka juga berusaha menyembunyikan masalah itu dari ayah mereka, Didit (Dwi Sasono), yang sedang depresi.
Identik dengan warna kuning dan biru
Selama film berlangsung, penonton akan menemukan banyak warna kuning dan biru yang mendominasi tiap adegan. Mulai dari aksesoris pemain, latar belakang film, hingga poster film yang didominasi oleh warna tersebut.
Wregas Bhanuteja mengatakan bahwa warna kuning dan biru telah ada di dalam pikirannya sejak film ini mulai proses pengerjaan. Wregas memikirkan warna biru sebagai latar tembok dan warna kuning sebagai benang merah. Ternyata, warna kuning dan biru berasal dari salah satu buku mata pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila).
Selain itu, Wregas mengatakan bahwa warna kuning identik dengan paruh burung. Hal itu berhubungan dengan metafora burung yang sering diasosiasikan dengan orang bergosip, yang terdapat pada adegan penggunaan masker duckbill berwarna kuning yang serupa dengan paruh burung.
Alasan kenapa kamu harus menonton Budi Pekerti
1. Relate dengan kehidupan saat ini
Film Budi Pekerti sarat akan pesan moral yang erat dengan kehidupan kita saat ini. Film yang dikemas dengan rapi ini bukan hanya sekedar tontonan untuk bersantai, tetapi membahas topik yang cukup berat.
Budi Pekerti menunjukkan betapa mengerikannya dampak penilaian sepihak pada media sosial. Film ini juga menyajikan unsur kritik yang kuat dan mendorong masyarakat untuk lebih hati-hati dalam bertindak karena saat ini media sangat mudah untuk menggiring opini dan berkomentar jahat kepada orang lain.
2. Pemain kelas atas
Para pemeran film Budi Pekerti patut mendapat pujian karena sukses membawakan peran dengan baik. Setiap karakter berhasil mengekspresikan pesan yang akan film ini sampaikan kepada penonton sehingga membuat banyak penonton terkagum-kagum dengan akting para aktor dan aktris.
Salah satu yang paling berkesan adalah penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa utama film. Mulai dari percakapan sehari-hari hingga yang lebih serius. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemain yang memerankan. Terbukti, semua berhasil teratasi dengan baik sehingga bahasa Jawa mampu mereka ucapkan dengan natural.
3. Memenangkan 12 piala citra
Film yang belum lama tayang ini berhasil mencuri perhatian karena memenangkan 12 piala citra, di antaranya “Sutradara Terbaik”, “Skenario Asli Terbaik”, “Film Cerita Panjang Terbaik”, “Pemeran Utama Pria Terbaik”, dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik”.
Sebelumnya, film ini telah tayang perdana tanggal 9 September 2023 di Festival Film Internasional Toronto, Kanada. Film ini juga menjadi pembuka dalam acara Jakarta Film Week 2023 yang akan berlangsung offline dan online.
Fakta unik film Budi Pekerti
1. Terinspirasi dari kisah nyata
Wregas Bhanuteja mengatakan bahwa sosok Bu Prani memiliki karakter yang sama dengan gurunya dahulu. Jadi, selama menulis skenario, dia terus membayangkan sosok gurunya tersebut.
Saat konferensi pers film ini, Wregas berkata perawakan Bu Prani sangat mirip dengan gurunya.Mulai dari tingginya hingga rambutnya yang panjang dengan sedikit warna pirang karena terbakar matahari.
2. Prilly Latuconsina menangis hanya dari mata sebelah kiri
Karakter Tita yang Prilly Latuconsina perankan juga memiliki kesulitan tersendiri. Ada salah satu adegan yang mengharuskan Prilly menangis dengan gestur yang sangat detail.
Prilly menceritakan bahwa ia harus mengikuti arahan sutradara untuk menangis menggunakan mata sebelah kiri saja. Prilly mengatakan bahwa air mata yang keluar dari mata sebelah kiri menandakan kepedihan dan rasa sakit.
3. Film yang didedikasikan untuk guru
Budi Pekerti yang mengangkat guru BK sebagai pemeran utama ini didedikasikan langsung untuk seluruh guru yang ada di Indonesia. Bukan hanya untuk guru di masa lalu, tetapi juga untuk guru yang sedang menyaksikan. Menariknya, salah satu guru yang tampil dalam adegan akhir film ini, yang memberikan jarik pada Bu Prani adalah guru asli Wregas Bhanuteja.
Nah, itulah ulasan film Budi Pekerti. Bagi Sobat BiSa yang menyukai film yang realistis dan dapat memberikan wejangan tentang manusia dan kehidupan, kalian tidak boleh melewatkan film ini. Bagaimana, Sobat BiSa? Tertarik untuk menonton film ini? Sebelum menonton filmnya, kalian bisa melihat cuplikannya terlebih dahulu di sini.
Editor: Iska Pebrina