Siksa Kubur (2024), Suguhan Horor Penuh Teori

ilustrasi film siksa kubur
Sumber: imdb.com

Penulis: Ihsan Nugroho

BILIK SASTRA – Halo Sobat BiSa, siapa nih pecinta film horror? Perfilman horor Indonesia kembali disambut dengan film Siksa Kubur. Sutradara dalam film ini adalah Joko Anwar, salah satu sutradara dan penulis naskah film horror yang beberapa tahun ini ramai membuat karya horor yang menarik.

Sejak awal penayangannya pada Lebaran 2024 di seluruh bioskop Indonesia, Siksa Kubur berhasil meraih lebih dari dua juta penonton. Jumlah penonton itu cukup tinggi melihat banyaknya film horor lain yang tayang pada saat yang bersamaan.

Kehadiran Siksa Kubur ini menjadi warna baru dari perfilman horor Indonesia yang menjadi daya tarik dalam film ini. Lantas, bagaimana kisah pada film ini? Yuk Simak ulasannya!

Sinopsis film Siksa Kubur

Film Siksa Kubur menceritakan kakak beradik bernama Adil dan Sita yang mengalami trauma akibat kematian ayah dan ibunya. Mereka meninggal dalam tragedi bom bunuh diri tepat di depan toko roti milik keluarganya. Sebelum tragedi tersebut, mereka mendapati kejadian aneh yang membuat mereka tidak mempercayai adanya agama.

Ketidakpercayaan akan agama diperparah saat kejadian aneh dan mengenaskan yang dialami Adil ini saat dipindahkan ke pesantren sejak ayah dan ibu mereka meninggal. Mereka menjadi semakin trauma dan tidak percaya akan adanya agama. 

Maka dari itu, Sita menjadi lebih tangguh dari kakaknya mencoba untuk mencari orang yang ia anggap paling berdosa untuk membuktikan adanya siksa kubur. Sita yang mencoba membuktikan keaslian siksa kubur bahkan nekat mengubur dirinya sendiri untuk membuktikan hal itu.

Teori dalam film Siksa Kubur yang segar

Layaknya film Joko Anwar lainnya, film Siksa Kubur menghadirkan banyak teori di dalamnya. Teori dalam film ini bisa saya katakan sebagai penyegaran dalam industri horor Indonesia dan daya tarik utama dalam film ini.

Teori yang hadri dalam film ini juga dijadikan sebagai marketing yang baik. Tak jarang, banyak warganet yang memberikan opininya terkait teori-teori mereka dan mengunggahnya di media sosial yang membuat orang lain menjadi penasaran untuk menonton film ini.

Hal yang menarik lagi adalah beberapa adegan dalam film seperti atau memang disengaja dikaitkan dengan film-film Joko Anwar sebelumnya. Sehingga seolah film karya Joko Anwar memiliki universe-nya sendiri. Warganet juga ikut ramai membincangkan hal ini sehingga film ini mendapat banyak atensi.

Baca juga: Sister Death (2023), Mengungkap Misteri Tragis dalam Biara

Alur film yang membingungkan

Meski terkesan membingungkan, alur dalam film ini justru tidak bermakna negatif. Pada awalnya, penonton akan merasa bosan dengan alur yang terasa lambat dan terasa ‘lurus-lurus saja’. Penonton baru akan dihadapkan dengan adegan-adegan mengerikan dan seram pada menit-menit terakhir.

Alur membingungkan ini yang kemudian menjadikan lahirnya teori-teori yang ramai menjadi topik hangat. Story telling dan plot twist yang mengejutkan di akhir film membuat film ini layak saya acungi jempol.

Isu sosial yang ada dalam film ini juga memiliki banyak hikmah. Terdapat adegan secara gamblang menghadirkan betapa menyedihkannya keadaan sosial seseorang saat berhadapan dengan situasi yang menyedihkan. Pemeran dalam film ini yang berasal dari beragam usia juga memainkan peran dengan sangat baik dan dapat membawa pesan dalam film ini.

Sedikit saya sayangkan bahwa alur cerita yang terkesan berfokus pada ambisi protagonis saja. Hal ini berakibat pada kurangnya pendalaman karakter lain yang mestinya perlu untuk dikulik lebih. Beberapa adegan juga saya rasa berlalu begitu saja tanpa adanya penjelasan lebih lanjut.

Detail yang harus diperhatikan

Poin penting saat menonton film Joko Anwar adalah memperhatikan setiap detail dalam adegan-adegan film. Hal ini juga berlaku untuk film Siksa Kubur. Detail yang ada bisa menjadi petunjuk untuk adegan berikutnya atau bahkan untuk film-film Joko Anwar berikutnya. 

Setiap percakapan, benda, atau kegiatan yang dilakukan tidak bisa dilewatkan begitu saja. Meski harus saya akui bahwa film ini bukanlah film yang menghadirkan horor bertubi-tubi dan jumpscare yang biasa ada di film horor lain.

Meski harus detail dalam mengingat setiap percakapan dan adegan dalam film, tetapi Sobat BiSa jangan khawatir dengan penggunaan bahasa dalam film ini. Film ini menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah untuk penonton umum pahami. Sinematografinya juga baik dan tidak berlebihan menjadi nilai plus untuk film ini walau beberapa animasi yang terlihat sangat artifisial.

Baca juga: Revenant (2023), Menggabungkan Genre Horor dan Foklor Korea

Perhatikan batasan umurnya

Perlu kita ingat, meski tidak menghadirkan adegan sensual, film ini memiliki rate 17+ yang berarti anak di bawah umur belum boleh untuk menonton film ini karena ada beberapa adegan sadis yang mengerikan. Namun sangat saya sayangkan, beberapa bioskop masih terlihat banyak anak di bawah umur yang ikut  menonton film ini.

Hal ini terbukti dari beberapa keluhan warganet di media sosial terkait orangtua yang membawa anaknya untuk ikut menonton. Baiknya edukasi orangtua dan pengawasan lebih dari pihak bioskop untuk dapat mengatasi permasalahan demikian.

Nah, apakah Sobat BiSa tertarik untuk menonton film Siksa Kubur? Film ini menghadirkan nuansa baru dalam dunia horor dan menarik untuk dibincangkan. Untuk Sobat BiSa yang penasaran, kalian bisa menyaksikan dahulu trailernya di sini ya!

Editor: Iska Pebrina

krubisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *