7 Film Wregas Bhanuteja yang Sayang untuk Dilewatkan

Ilustrasi film wregas bhanuteja
Sumber: IMDb.com

BILIK SASTRA – Sobat BiSa, pernah mendengar nama Wregas Bhanuteja? Mungkin bagi penikmat film, nama Wregas Bhanuteja sudah tidak asing lagi, ya. Pasalnya, beberapa karya filmnya sukses di dunia perfilman Indonesia dan hingga internasional. 

Dari film yang pernah ia sutradarai, film Budi Pekerti adalah salah satu karyanya yang baru-baru ini menjadi hit di kalangan penikmat film Indonesia. 

Penasaran dengan sosok dan karya film Wregas Bhanuteja lainnya? Yuk, cari tahu lebih lengkapnya di bawah ini. 

Siapa itu Wregas Bhanuteja?

Dalam dunia perfilman, Wregas Bhanuteja dikenal sebagai seorang sutradara dan penulis skenario. Ia lahir dan besar di Yogyakarta. Minatnya pada dunia film dimulai ketika ia duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA De Britto, Yogyakarta. 

Ketertarikannya tersebut kemudian membulat tekadnya untuk mempelajari seluk beluk dunia film di Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta. Selama menempuh studi di sana, Wregas aktif memproduksi beberapa film pendek. Pada tahun 2014, ia berhasil lulus dengan film pendek berjudul “Lemantun” sebagai tugas akhirnya. 

Hingga saat ini, Wregas aktif sebagai seorang sutradara dan penulis skenario film. Bahkan, ia menjadi sutradara asal Indonesia yang berhasil memenangkan penghargaan Cannes Film Festival pada tahun 2016. 

Rekomendasi film Wregas Bhanuteja 

1. Lemantun (2014)

film lemantun
Sumber: IMDb.com

Rekomendasi film Wregas Bhanuteja yang pertama ada film pendek “Lemantun”. Kata lemantun dalam bahasa Jawa berarti lemari. Bercerita tentang seorang ibu yang ingin mewariskan lemari pada kelima anaknya.

Selama memilih lemari, kelima saudara yang jarang bertemu itu bernostalgia bersama. Setelah memilih dan puas berwisata masa lalu, lemari tersebut harus segera mereka bawa pergi. Kalau tidak sesegera mungkin dibawa, mereka harus membayar denda sebesar Rp100 ribu.   

Ceritanya cukup sederhana dengan memotret kisah orang tua dan anak-anaknya. Meskipun sederhana, makna yang ada pada Lemantun sangat mendalam bahkan menyentil sikap anak pada orang tua di bagian akhirnya. 

Film ini sangat berarti bagi Wregas karena lewat film pendek ini, ia berhasil lulus dari IKJ. Bahkan, Lemantun sukses menyabet beberapa penghargaan. Jika penasaran dengan alur cerita Lemantun, Sobat BiSa dapat menontonnya di kanal YouTube Wregas Bhanuteja atau mengeklik tautannya di sini.  

Baca juga: 5 Film Pendek Indonesia yang Meraih Segudang Penghargaan

2. Lembusura (2015)

film lembusura
Sumber: IMDb.com

Satu tahun setelah lulus, Wregas kembali hadir dengan film pendek berjudul Lembusura. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa Timur, Lembu Sura merupakan seorang pria berkepala binatang dan bertanduk di Gunung Kelud. 

Berangkat dari cerita rakyat tersebut, Wregas mencoba mengangkatnya ke dalam karyanya. Memadukan unsur fiksi dan dokumenter tentang letusan Gunung Kelud, film pendek Lembusura ini hanya mengeluarkan biaya produksi kurang dari Rp100 ribu seperti yang dikutip dari laman ikj.ac.id

3. The Floating Chopin (2016)

Film Floating Chopin
Sumber: IMDb.com

Berbeda dengan dua film sebelumnya, film pendek The Floating Chopin hadirkan nuansa yang ringan dengan premis yang cukup sederhana. Bercerita tentang sepasang kekasih yang berlibur di pantai. 

Si laki-laki membagikan ceritanya selama bepergian di benua Eropa dan ternyata dia mendapatkan tugas untuk menginterpretasikan perjalannya tersebut. Berdurasi sekitar 11 menit, penonton akan melihat keindahan pantai dan birunya laut.  

Menggandeng Ersya Ruswandono sebagai produser film, The Floating Chopin turut berkompetisi di festival film di Hongkong dan Yogyakarta di tahun yang sama. 

4. Prenjak (2016)

film prenjak
Sumber: IMDb.com

Film pendek Prenjak menjadi film Wregas Bhanuteja yang sukses menorehkan namanya di dunia perfilman. Dengan durasi 12 menit, penonton akan menyaksikan salah satu fenomena yang cukup terkenal sekitar tahun 1980 sampai 1990-an di Yogyakarta. 

Pada masa tersebut, perempuan penjual wedang ronde mengizinkan seorang pria untuk melihat area kewanitaannya dengan korek api di tempat gelap demi imbalan sejumlah uang. Sehingga latar tersebut menjadi dasar Prenjak lahir. 

Nampaknya tahun 2016 ini menjadi tahun keemasan bagi Wregas dalam melambungkan namanya. Buktinya, Prenjak berhasil membawanya menjadi pemenang kategori “Leica Cine Discovery Prize” di Festival Film Cannes 2016. Selain itu, ia juga meraih penghargaan sebagai “Film Pendek Terbaik” di Festival Film Indonesia 2016.

5. Tidak Ada yang Gila di Kota Ini (2019)

film tidak ada yang gila di kota ini
Sumber: IMDb.com

Salah satu keunikan dari karya Wregas Bhanuteja adalah ceritanya mengangkat isu sensitif dan bernuansa “gelap” di masyarakat. Hal itu juga diperlihatkan Wregas di film pendek Tidak Ada yang Gila di Kota Ini

Lewat film ini, ia mengisahkan fenomena penangkapan pada penderita gangguan jiwa di sebuah kota di Pulau Jawa. Film ini ternyata mengadaptasi cerpen karya Eka Kurniawan dengan judul yang sama. 

Selama 20 menit, penonton akan diajak untuk melihat bagaimana Marwan (Oka Antara), seorang pegawai hotel yang mendapatkan tugas untuk melancarkan aksi penangkapan tersebut.       

Baca juga: 5 Rekomendasi Film tentang Toleransi, Mari Menghargai Perbedaan

6. Penyalin Cahaya (2021)

film wregas bhanuteja penyalin cahaya
Sumber: IMDb.com

Setelah banyak memproduksi film pendek, Wregas akhirnya mengambil tantangan baru melalui film Penyalin Cahaya. Mencoba menangkap kasus pelecehan seksual di dunia pendidikan tinggi, film ini berdurasi sekitar 130 menit. 

Tidak hanya menampilkan isu bernuansa “gelap” saja, ia juga ingin menangkap pesan moral yang ia selipkan di setiap karyanya. Lewat Penyalin Cahaya, penonton diharapkan peka dan perhatian pada fenomena pelecehan seksual. 

Jika tertarik dengan film Penyalin Cahaya, Sobat BiSa dapat menontonnya di Netflix dengan mudah.  

7. Budi Pekerti (2022)

film budi pekerti
Sumber: IMDb.com

Film Wregas Bhanuteja yang wajib kamu tonton selanjutnya adalah Budi Pekerti. Tayang perdana pada tanggal 2 November 2023, film ini sukses menguras air mata penonton. Bagaimana tidak? Dari trailernya saja sudah diperlihatkan sosok Bu Prani yang dituduh dan mendapat kecaman di media sosial hingga kehidupan nyatanya. 

Menggandeng beberapa aktor besar, seperti Sha Ine Febriyanti, Dwi Sasono, Angga Aldi Yunanda, dan Prilly Latuconsina. Akting mereka yang totalitas dalam mempelajari bahasa Jawa menjadi salah satu poin menarik dari film ini. 

Dibalut dengan sinematografi dan musik yang ciamik, Budi Pekerti membawa penonton untuk merenungkan bagaimana dampak cyber bullying pada korbannya. Bagi kamu yang tertarik untuk melihat kisah Bu Prani dan keluarganya, kamu bisa menontonnya di bioskop terdekat. 

Nah, itulah profil singkat mengenai Wregas Bhanuteja dan beberapa film karyanya. Dari beberapa film di atas, mana yang sudah Sobat BiSa tonton?

Editor: Iska Pebrina

Cesilia Sasanda

Manusia absurd yang mempunyai beragam mimpi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *