Penulis: Ismi Nur ‘Aliya
BILIK SASTRA – Sobat BiSa, sudah tahu belum kalau Pekan Kebudayaan Nasional kembali hadir di bulan Oktober kemarin? Sebagai agenda tahunan, Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) berlangsung dengan meriah oleh Kemendikbud.
Setiap tahunnya memiliki keunikannya tersendiri, termasuk pada tahun 2023 ini yang digelar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mulai dari tema hingga puncak acara yang menghadirkan sastrawan terkemuka.
Tanpa berlama-lama lagi, berikut beberapa hal menarik yang ada di Pekan Kebudayaan Nasional 2023, UIN Jakarta.
Pekan Kebudayaan Nasional 2023 UIN Jakarta
Pekan Kebudayaan Nasional Indonesia 2023 berlangsung pada 40 titik lokasi. Salah satunya Lobi Timur FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ibu Rosida Erowati M. Hum, dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menyatakan bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah satu-satunya kampus yang dipercaya dan diberikan kesempatan untuk menjadi titik lokasi Pekan Kebudayaan Nasional 2023 Kemendikbud Ristek.
Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Acara ini menjadi wadah diskusi dan berkreasi untuk menunjang kemajuan antar-budaya dan inovasi kreatif Indonesia dalam bentuk serangkaian kegiatan yang produktif.
Tema Pekan Kebudayaan Nasional 2023
Pada tahun 2023, Pekan Kebudayaan Nasional mengangkat tema “Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan”. Tema tersebut bertujuan untuk memberikan arti dan keterkaitan dalam setiap aksi seni serta budaya yang ditampilkan dengan tetap mempertahankan kelestarian nilai budaya dan kearifan lokal.
Pekan Kebudayaan Nasional 2023 pada tanggal 20-29 Oktober 2023 berlangsung di sekitar Jakarta, Tangerang Selatan, dan Bekasi. PKN 2023 juga hadir dengan tema baru, yaitu “Lumbung”, sebagai wadah kolektif yang menampung sumber daya yang terdapat pada setiap kelompok dan individu untuk disimpan dan dikelola secara bersama.
Praktik melumbung ini memberikan gagasan bahwa budaya dan kolaborasi membutuhkan perawatan serta pembagian yang tepat agar terus tumbuh.
Ada berbagai macam acara menarik
Pekan Kebudayaan Nasional UIN Syarif Hidayatullah 2023 berlangsung pada 20-28 Oktober 2023 pukul 16.00-20.00 WIB. Terdapat berbagai rangkaian acara yang sangat menyenangkan, penuh kreasi, dan tentunya bermanfaat.
Di antaranya, ada pojok baca Danarto, semakan puisi, pelatihan menulis puisi, bazar, workshop, penampilan dosen dan alumni, bedah buku, dan diskusi karya lukis Islam. Pada acara ini, juga mengangkat tema “Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan, Kebudayaan Milik Semua, Resonansi Budaya Islam: dari Ciputat untuk Dunia.”
Baca juga: Intip Keseruan Vredeburg Fair Ke-9 di Museum Benteng Vredeburg
Acara tribute sebagai penutupan Pekan Kebudayaan Nasional 2023 di UIN Jakarta
Sebagai penutup acara pada tanggal 28 Oktober 2023, terdapat acara tribute Jamal D. Rahman sebagai budayawan muslim Ciputat di aula Studi Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada pukul 09.00-17.00 WIB. Acara ini makin istimewa karena kehadiran sastrawan Putu Wijaya yang melakukan monolog “Kemerdekaan” secara langsung.
Acara tribute ini seakan menjadi acara yang penuh dramatis karena berhasil menghipnotis para peserta dan dosen yang menyaksikan secara langsung kemahiran bermonolog seorang Putu Wijaya. Putu Wijaya bermonolog dengan menggunakan peralatan sangkar burung dan sapu lidi dengan dibantu dua orang timnya.
Acara tribute ini melibatkan para pelaku seni dan mahasiswa dalam panggung ekspresi, yaitu penampilan Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR), Kemangilodi, Balangga Carika, A=MS2, dan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Turut mengundang Bapak Jamal D. Rahman
Melansir dari akun Instagram @pbsi.uinjkt, Jamal D. Rahman merupakan penyair, esais, dan dosen sastra di UIN Syarif Hidayatullah yang berasal dari Madura. Pemikiran Jamal D. Rahman memandang bahwa keragaman budaya serta agama sebagai tolak ukur mencapai etalase keragaman.
Jamal D. Rahman juga pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah Horison dan sekretaris Dewan Pekerja Harian Kesenian Jakarta (DPH-DKJ) periode 2003-2006. Karyanya antara lain Kumpulan Puisi Air Mata Diam (1993), Peruntuhan Cahaya (2003), serta banyak karya puisinya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Jerman.
Pada rangkaian acara ini, acara tribute budayawan muslim Ciputat memilih Jamal D. Rahman sebagai bentuk apresiasi atas perjuangan dan perjalanan Jamal D. Rahman selama berkarya.
Hadirnya para sahabat menjadikan acara semakin berkesan
Jamal D. Rahman bersama dengan istrinya, Maftuhah Jakfar. Istrinya juga ikut berpartisipasi menjadi pengisi acara dalam acara Bedah Buku Surat Jibril pada 24 Oktober 2023 di ruang Teater Lantai 3 FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Acara Tribute Jamal D. Rahman sebagai Budayawan Muslim Ciputat menjadi sangat istimewa baginya. Selama acara berlangsung juga menghadirkan sahabatnya yang menjadi pengisi acara, seperti Fatin Hamama, Arif D. Hasibuan, Idris Taha, Khairul Anwar, Mahwi Air Tawar, dan Mahmudah. Di sana, sahabatnya itu menceritakan sosok Jamal D. Rahman di mata mereka.
Alih wahana sebagai pementasan ekspresi sastra
Dalam buku Sapardi Djoko Damono, alih wahana adalah perubahan dari satu jenis kesenian ke jenis kesenian lain. Cerita rekaan misalnya, bisa diubah menjadi tari, drama, atau film, sedangkan puisi bisa diubah menjadi lagu atau lukisan.
Membanding-bandingkan benda budaya yang beralih wahana itu merupakan kegiatan yang sah dan bermanfaat bagi pemahaman yang lebih dalam mengenai hakikat sastra. Sastra dapat bergerak ke sana ke mari, berubah-ubah unsur-unsurnya agar bisa sesuai dengan wahananya yang baru.
Salah satu contoh bentuk alih wahana di penampilan panggung ekspresi, yaitu perjunjukkan alih wahana puisi “Di Irak, Bahkan Doa pun Remuk” yang menjadi bentuk teatrikal puisi yang ditampilkan oleh Ridho Hafidz, mahasiswa semester 7 prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Puisi “Di Irak, Bahkan Doa pun Remuk” merupakan salah satu puisi karya Jamal D. Rahman pada tahun 2003 yang terdapat pada antologi puisi karyanya yang berjudul Garam-Garam Hujan.
Menggambarkan situasi perang yang mencengkam
Puisi “Di Irak, Bahkan Doa pun Remuk” menceritakan perjuangan para pejuang di medan perang yang sangat mencekam. Hal ini dapat terlihat pada larik puisi berikut.
malam-malam kami dirayapi tank,
dicekam rudal, diintai peluru,
diraungi ledakan-ledakan
Puisi tersebut memperlihatkan situasi kepasrahan para pejuang yang disertai doa untuk memohon perlindungan dan keselamatan. Hal itu tampak pada larik-larik berikut.
kami coba menata kembali doa kami yang remuk
tulang-belulang kami yang luluh-lantak
lalu kami rakit jadi bom, jadi rudal,
jadi nuklir dalam diri kami
setiap saat ia meledak tanpa kami merasa pernah mati
Baca juga: Antologi Puisi: Nyanyian Nasib
Penampilan Ridho Hafidz sukses memukau penonton di PKN 2023
Pemilihan puisi tersebut sengaja Ridho Hafidz pilih sebagai bagian dari tribute Jamal D. Rahman sebagai budayawan muslim Ciputat. Penampilan teatrikal puisi, Ridho Hafidz mampu membuat merinding para penonton.
Penampilannya sangat dramatis dengan penutup kepala dan suara yang menggebu penuh emosional sehingga membuat suasana serius serta penonton fokus menyaksikan penampilan tersebut. Tata panggung yang sangat menakjubkan dengan latar belakang medan perang dan pencahayaan gelap sehingga hanya terlihat latar belakang panggung berwarna merah dan hanya menampakkan bayangan Ridho Hafidz.
Ridho mengenakan kaus hitam dengan balutan perban pada kedua tangannya yang bermakna memberi kesan seperti seorang pejuang di medan perang dengan suasana genting dan mencekam.
Tuai pujian dari pencipta puisinya dan penonton
Penampilan alih wahana tersebut menjadi bentuk teater dinilai sebagai penampilan yang luar biasa oleh Jamal D. Rahman selaku pencipta puisi tersebut. Ridho Hafidz berhasil membuat penonton bersorak dan bertepuk tangan dengan meriah di akhir penampilannya.
Penampilan para pelaku seni lainnya, seperti Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR), Kemangilodi, dan A=MS2 menjadi penutup kemeriahan acara tribute Jamal D. Rahman sebagai budayawan muslim Ciputat.
Berbagai penampilan itu juga sekaligus menutup penyelenggaraan Pekan Kebudayaan Nasional 2023 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dari tema hingga acara penutupan, menjadikan Pekan Kebudayaan Nasional 2023 UIN Jakarta berlangsung dengan meriah dan mengundang kagum penonton. Tidak heran, acara ini bisa berlangsung sukses besar. Semoga acara serupa masih tetap digelar di tahun mendatang dan menghadirkan acara menarik lainnya.
Editor: Kru BiSa