Cerpen “Obsesi, Model, dan Mitos Babi”, Mitos Ilmu Kebal

Cerpen "Obsesi, Model, dan Mitos Babi"
Sumber: Pexels, foto oleh Frans van Heerden

“Makanlah babi tanpa harus dibakar, rebus, atau goreng. Begitu menangkapnya, cekik lehernya, pukul kepalanya, atau banting sampai mampus.”

Cerpen “Obsesi, Model, dan Mitos Babi”

BILIK SASTRA – Sobat BiSa percaya dengan mitos? Mitos memang tidak pernah lepas dari kehidupan kita, khususnya masyarakat Indonesia. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki beragam mitos di setiap daerahnya.

Namun, adanya mitos tersebut terkadang membuat beberapa orang justru merasa tertantang untuk membuktikan kebenarannya. Cerpen “Obsesi, Model, dan Mitos Babi” karya Beri Hanna adalah salah satu buktinya. Ini dia ulasan lengkapnya.

Sinopsis cerpen “Obsesi, Model, dan Mitos Babi”

Semua berawal dari tetua desa yang bercerita pada tokoh Saya, mengenai Balago, Bagantum, dan Bantamu yang berani memakan babi tanpa memasaknya terlebih dahulu. Ketiga orang itu memburu babi yang saat itu sedang memakan kotoran. Setelah mereka bertiga menyantap babi itu hidup-hidup, kawanan babi lain muncul dan menyerang mereka.

Konon katanya, siapa saja yang berhasil memakan babi secara hidup-hidup akan mendapatkan ilmu kebal. Tokoh Saya yang penasaran pun bertanya pada tetua, apakah semudah itu? Namun, ternyata ada beberapa syarat lain yang harus mereka lakukan.

Tokoh Saya tentunya tidak percaya begitu saja. Lagi pula, belum ada bukti sampai saat ini. Bahkan, dia bertanya-tanya tujuan tetua menceritakan semua itu padanya. Hingga pada akhirnya, dia melihat seekor babi dan mengikutinya.

Betapa terkejutnya dia, saat babi tersebut berubah wujud menjadi seseorang yang sudah tua. Orang tua itu berkata bahwa tetua itu gila karena cara yang diajarkan untuk menjadi kebal itu salah besar.

Menurut orang tua itu, agar bisa menjadi kebal, dia harus mempunyai buntut babi imau. Orang itu menyuruh tokoh Saya membuktikannya dengan cara menebas leher orang tua tersebut. Benar saja, leher orang tua itu tidak terluka sama sekali.

Saat bertemu tetua, tokoh Saya bercerita mengenai buntut babi imau. Namun, tetua memperingatkannya supaya tidak main-main dengan itu. Sayangnya, tokoh Saya tak bisa menahan obsesinya untuk menjadi orang kebal. Tokoh Saya pun mendatangi orang tua itu dan memintanya untuk mengajari cara mendapatkan ilmu kebal.

Mitos kekebalan tubuh

Beri Hanna yang lahir di Bangko, Jambi, mengangkat mitos mengenai babi imau. Dalam cerita lisan daerah Jambi, babi imau pernah muncul di hutan rimba. Babi imau memiliki taring yang memanjang seperti gading terbalik dan punggung melengkung seperti huruf ‘U’.

Konon katanya, siapa saja yang bisa memutuskan ekornya dan mencucinya dengan darah perawan akan mendapatkan ilmu kekebalan.

Menurut saya, cerpen ini menarik untuk dibaca karena mengangkat tema mengenai mitos yang ada di daerah Jambi sehingga dapat menambah pengetahuan mengenai mitos-mitos yang ada di daerah Indonesia. 

Kelebihan dan kekurangan

Bahasa yang digunakan dalam cerpen juga mudah untuk dipahami. Penulis mampu menggambarkan kejadian dengan detail sehingga pembaca dapat membayangkan apa yang sedang terjadi saat itu. Tidak hanya itu, penulis membuat pembaca merasakan keraguan tentang syarat yang harus ditempuh untuk mendapatkan ilmu kebal seperti yang dirasakan tokoh Saya.

Namun, ada beberapa kekurangan dalam cerpen ini. Misalnya saja penggunaan frasa “orang tua” yang membuat pembaca bingung karena memiliki makna ganda, ‘orang yang sudah tua’ atau ‘ayah dan ibu’. Ada juga istilah asing yang tidak dijelaskan apa artinya. Pada bagian ending atau akhir cerita juga terkesan menggantung.

Nah, kalian penasaran nggak, sih, kelanjutan cerita dari tokoh Saya? Apakah dia berhasil mendapatkan ilmu kebal? Jika penasaran, Sobat BiSa dapat membacanya di sini.

Editor: Iska Pebrina

Gita Indriani

Penikmat musik dan penyuka cokelat tanpa kacang. Instagram @gita_indrn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *