Film Pendek Pitutur (2020), Nilai Krusial dari Sebuah Nasihat

Ilustrasi film pendek pitutur
Sumber: YouTube.com/Paniradya Kaistimewan

Penulis : Franzeska Aurellia Oenang

BILIK SASTRA – Siapa di antara Sobat BiSa yang pernah merasa lelah mendapat omelan dari orang tua dan merasa orang tua sangat cerewet terhadap segala hal? 

Di balik omelan tersebut, sebenarnya kita tahu bahwa hal tersebut bukanlah omelan tanpa arah semata, melainkan memang dilandasi oleh motif yang sangat baik. Orang tua mana yang mau anaknya berada di jalan kehidupan yang salah dan tidak benar yang ujung-ujungnya malah merugikan diri sendiri?

Pas sekali nih Sobat BiSa, ada sebuah film pendek Pitutur yang mengangkat tema mengenai nasihat orang tua. Menarik sekali, bukan? Yuk kita simak ulasan film pendek ini!

Baca juga: Film Pendek Pemean (2020): Banyak Bicara, Tiada yang Nyata

Sinopsis film pendek Pitutur

Film pendek Pitutur bercerita tentang pertemanan dua anak laki-laki yang masih duduk di bangku SMA yang mempunyai kepribadian bertolak belakang, yaitu Rian dan Rangga. Rangga merupakan sosok yang lebih berjiwa bebas dan pembangkang, sedangkan Rian sebaliknya. Ia memiliki karakter yang penurut, baik, dan sopan.

Akibat dari sifat membangkang Rangga sendiri, ia terkena getahnya. Pitutur dari sang ibu tidak ia hiraukannya yang mengakibatkan terjadinya sebuah kejadian fatal yang menjadi klimaks dari film pendek ini.

Mengangkat tentang budaya pitutur, alur yang membahas tentang bagaimana detail mengenai pitutur. Pada dasarnya, sebuah pitutur jika didengarkan akan membuat kehidupan lebih baik, sebaliknya jika diacuhkan akan mendapat kesialan. 

Makna film pendek Pitutur yang mendalam

Tentu tidak semua Sobat BiSa yang tengah membaca ulasan ini tahu dan paham mengenai pitutur itu sendiri. Sebenarnya, pitutur sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti nasihat, wejangan, pelajaran atau peringatan. 

Pada film pendek Pitutur ini, terdapat adegan Rian bercengkrama dengan ayahnya mengenai pengertian dari pitutur sendiri. Hal tersebut dijelaskan dengan baik oleh sang ayah. 

Seiring berjalannya cerita, penonton benar-benar dibuat paham oleh arti pitutur yang sebenarnya dan pembuktian fakta mengenai ucapan dari tokoh sang Ayah. Jika pitutur tidak dilakukan, maka akan terkena kesialan dan tidak berjalan mulus hidupnya. Hal ini benar-benar terbukti dari Rangga yang di akhir film meninggal akibat kecelakaan sepeda motor. 

Dari film pendek ini, penonton dibawa untuk memahami dengan baik apa itu pitutur dan pentingnya menaati nasehat atau wejangan dari orang tua meskipun terkadang tidak semua nasehat orang tua dapat diterima dan malah menimbulkan rasa ketidaksukaan.

Namun, mau bagaimanapun, film pendek ini menunjukkan bahwa pitutur itu tidak bisa hanya masuk kuping kanan keluar kuping kiri, namun harus benar-benar kita turuti dengan baik.

Baca juga: Film Pendek Anak Lanang (2017), Potret Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia

Fakta mengenai tokoh Rian dan Rangga 

Pada bagian akhir film pendek Pitutur, penonton dibuat terkejut akan kebenaran hubungan antara Rian dan Rangga. Hal tersebut terlihat dengan foto keluarga yang tokoh Ibu pegang itu pecah jatuh ke lantai akibat mendengar sebuah berita mengenai Rangga. Foto tersebut menampilkan tokoh-tokoh dalam film pendek ini yang membuat penonton tercengang.

Adegan yang membuat bulu kuduk merinding juga terdapat pada saat Rian telah selesai salat Jumat, tiba-tiba terdapat sebuah telepon. Rian sontak bingung karena handphonenya masih tengah berada di mode pesawat, yang mengartikan bahwa seharusnya tidak ada panggilan telepon yang dapat masuk dan terhubung. 

Jadi, bagaimana bisa panggilan telepon masuk ke handphone Rian? Kisah selengkapnya ada di film pendek Pitutur ini!

Sinematik yang memanjakan mata

Pengambilan video film pendek ini sangat rapi dan terstruktur dengan baik yang membuat penonton merasa nyaman saat menyaksikannya. Color grading dari film pendek ini juga apik yang mendukung alur cerita dari film ini. Sehingga menambah kesan yang lebih serius dan tajam. 

Pemilihan lokasi syuting film pendek ini juga sangat menarik dan menenangkan mata. Hal tersebut juga menunjukkan suasana kehidupan tradisional yang hadir dari kehidupan Rian dan sang ayah.

Beberapa perpindahan angle sangat kilat

Terdapat beberapa peralihan antara angle satu ke adegan yang lain terkadang membuat penonton merasa terlalu cepat perpindahannya. Penonton merasa belum terlalu puas dan mendalami suatu adegan dengan angle tertentu, tetapi sudah keburu beralih ke angle selanjutnya yang menimbulkan kesan terlalu terburu-buru.

Film pendek Pitutur tentunya sangat menarik dan direkomendasikan untuk Sobat BiSa sebagai bahan tontonan ringan! Film pendek Pitutur ini sangat sarat makna dan pesan moral yang dapat Sobat BiSa petik hal-hal baiknya dan mengimplementasikannya di dalam kehidupan sehari-hari. Wajib Sobat BiSa masukkan ke dalam daftar tontonan! Kalian bisa menonton film pendeknya di sini.

Editor: Iska Pebrina

krubisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *