Hakikat Cinta: Kumpulan Puisi Alexio Riqil Vitor

ilustrasi puisi hakikat cinta
Sumber: canva

Penulis: Alexio Riqil Vitor

Hakikat Cinta

Hakikat cinta lebih dalam dari cakrawala

Hakikat cinta lebih luas dari Palung Mariana

Tak ada yang setara hakikat cinta

Semua jauh di bawah pandangannya

Hakikat cinta lebih istimewa dari Kota Jogja

Hakikat cinta lebih lazim dari hutan belantara

Tak ada yang melampaui hakikat cinta

Semua tersungkur di bawah kakinya

Hakikat cinta lebih arif dari Tuhan semata

Hakikat cinta lebih picik dari umat manusia

Tak ada yang menguasai hakikat cinta

Semua bersujud di dalam lindungannya.

Yogyakarta, 17 Juni 2025

Anak Rasa

Di bulan Juni lahir anak bernama rasa

Dari hubungan gelap panca indra

Terdidik malaikat kecil tak bernyawa

Mengusir tangis pada pembukaan umurnya

Lekuk bibir menyerupai bianglala

Hiasi dua keping pipi dunia

Meneduh di bawah bola mata surga

Tertimbun bulu beraroma cinta

Tak lama ia beranjak dewasa

Mulai dapat menerjemah kata dari atas tungku mantra

Tanpa menghitung berapa hari telah dipijak umurnya

Tanpa menghitung berapa roti angka telah dilahap olehnya

Kini ia mulai merangkai kata dari berbagai letik bahasa

Berperantara air basahi tangannya

Berperantara panas membakar rambutnya

Berperantara cinta temani detik waktu hidupnya

Sampai tepat pada waktu berhenti menyapa

Pertemukan ia dengan anak Adam dan Hawa

Hingga Eros terbangun dari dering nada cinta

Yang memanggil Tuhan untuk merestui hubungan mereka.

Sorowajan, 18 Juni 2025.

Baca juga: Puisi Bagaimana Sayang

Hari Raya Cempa

Cuaca bingung tentukan kata dari para penafsir

Panas hujan bergotong royong menangkal segala sihir

Yang lahir dari asap pembakaran tabir dan uap mata air

Sementara dari berbagai penjuru mata angin

Layangkan pesawat kertas mengusung dingin

Hingga tumbang berkondisi kaku dan lebam

Semuanya menggonggongkan pertanyaan 

Kepada dingin

Kepada panas

Kepada angin yang kini mulai enggan melintas

Sebab buah cinta tak pantas ia perasĀ 

Dikonsumsi seperti miras

Teraras sampai merungkas segala tipu daya

Patahkan beribu upaya

Dalam rangka pelaksanaan hari raya cempa.

Sorowajan, 18 Juni 2025.

Di Saat

Di saat mata mulai terlelap

Indah senyummu hiasi antara terang dan gelap

Di saat badan mulai penat

Lentik lima jemarimu mendarat diantara dua bahu melarat

Di saat sunyi mulai hinggap

Tuhan tuangkan kepingan surga berbentuk cahaya yaitu dirimu sahaja.

Sorowajan, 18 Juni 2025.

Baca juga: Kumpulan Puisi Dalam Jumpa

Di Rumah Itu

Secerca cahaya terlihat dari rumah itu

Tepat pada bayang-bayang jam enam

Membawa sebingkis lagu syahdu

Bermelodikan rindu suara burung merdu

Semakin dekat dari rumah itu

Angka enam mendadak termangu

Meratapi langit bingung antara pagi atau siang

Langit sendiri tak tau sebab sore sudah mulai malam

Di rumah itu cahaya tetap tiada mendapat perubahan alami

Tak pergi, menyinari seiring semua berganti

Tiba-tiba harapan sambil berlari datang menghampiri

Sepotong hati di kamar rumah menyendiri

Sambil dipeluk cahaya ilahi

Harapan mengajak hati

Bersama membuka bingkisan tadi, berisi

Sebuah nyanyian lahirkan cinta kasih sayang abadi.

Gowok, 18 Juni 2025.

Editor: Kru BiSa

Sobat BiSa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *