Antologi Puisi: Hidup

Ilustrasi puisi hidup
Sumber: LucasAllman/negativespace.co

Penulis: Achmad Muafi

Pendidikan 

Pendidikan, sebuah perjalanan panjang

Tak hanya demi diri sendiri, tapi bagi sesama

Berbagi ilmu, menyalurkan pengetahuan

Membangun generasi, penerus peradaban.

Jadilah pelajar sejati, yang selalu lapar akan ilmu

Dengan pena dan buku, terangi dunia.

Pendidikan, cahaya di kegelapan

Menuntun langkah, menuju puncak kejayaan.

Narkoba 

Dunia kelam, terperangkap dalam candu

Narkoba merayap, menghancurkan segalanya

Hidup tergelincir, jiwa terbelenggu

Dalam dosa merah, kebahagiaan lenyap.

Mimpi-mimpi pudar, tergantikan oleh kegelapan

Narkoba, cambuk tak terlihat yang merenggut

Pertemanan pudar, keluarga terlupakan

Di antara serbuk putih, kehidupan hancur terpukul.

Keringat dingin, mata merah terpejam

Narkoba, penyesalan yang terlambat datang

Jalan keluar kabur, harapan terkubur

Dalam dunia gelap, jiwa merintih hancur

Jangan biarkan dirimu terjerumus

Narkoba, neraka yang nyata.

Pilihlah hidup yang bersinar terang

Sebelum senja tiba dan cinta pun sirna.

Baca juga: Antologi Puisi: Asa dan Rasa

Judi online

Setiap klik, takdir bergulir

Roda keberuntungan, berputar tanpa henti

Malam berganti, taruhan terus berlanjut

Dalam keseruan, ada cerita yang terukir

Namun, di balik gemerlap, ada risiko tersembunyi

Judi online, sanggup membelai dan menusuk hati

Bersenang-senanglah, tapi tetap berpegang teguh

Kendalikan diri, agar tak terhanyut dalam arus.

Dalam kekalahan atau kemenangan,

Puisi judi online melukiskan perjalanan

Sebuah permainan, sebuah taruhan

Dalam dunia maya, hati-hati dan bijaklah bermain.

Hidup 

Kehidupan adalah taman bunga warna-warni

Ada kebahagiaan, juga duka yang mengiris

Seperti musim yang berganti tanpa henti

Kita merasakan suka dan duka di setiap waktu.

Terkadang, badai menerpa dengan ganas

Namun, di balik awan kelabu, ada sinar terang

Kita belajar berdiri teguh seperti pohon

Meski angin bertiup kencang, kita tetap kokoh.

Tiap pelajaran adalah bekal perjalanan

Tiap kegagalan adalah langkah menuju keberhasilan

Di kehidupan ini, kita adalah pelukis

Menorehkan kisah di kanvas waktu yang tak terbatas.

Jangan pernah berhenti bermimpi

Karena mimpi adalah bahan bakar perjalanan

Hidup adalah petualangan yang tak terduga

Nikmati setiap langkah, rasakan setiap detiknya.

Baca juga: Antologi Puisi: Nyanyian Nasib

Asmara Hancur

Gelapnya malam, bintang-bintang pudar

Cahaya cinta kita padam, bersama kerinduan

Setiap bait puisi penuh gundah gulana

Mengukir kesedihan, asmara terhancurkan.

Tersisa reruntuhan kata-kata yang terlupakan

Cinta yang usang, layaknya puing yang tak berharga

Dalam kehampaan, aku terdiam meratapi

Kisah cinta kita, kini hanya kenangan pahit.

Namun, dari kehancuran itu muncul pelajaran

Asmara yang rapuh, seperti gugurnya dedaunan

Meski terluka, aku temukan kekuatan

Bangkit dari puing-puing, mencari arti cinta yang sejati.

Editor: Kru BiSa

Sobat BiSa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *