Antologi Puisi: Asa dan Rasa

Ilustrasi antologi puisi kehidupan
Sumber: canva.com

Penulis: Nathania Sasi 

Aku dan beban

Perihal aku

Pemimpi yang berteman sepi

Petualang yang terbatasi ihwal

Pelaut yang berlabuh tanpa arah

Mengikuti aliran semesta

Larut dalam gelapnya malam

Terjebak pada alam yang asing

Aku, sang figuran dalam duniaku sendiri

Hendak berteriak apalah daya

Suaraku tak terdengar

Hendak bertolak pun aku tak sanggup

Kaki ini terpaku

Seperti burung yang dapat terbang

Aku ingin bebas

Tanpa beban …

Hidup

Asa dan rasa

Perihal asa

Malam ini masih sama

Termenung mengiringi sunyinya malam

Aku kembali berkelana jauh arungi lautan angan

Suara-suara itu terdengar lagi

Melisankan kata yang sangat mengganggu

Kembali aku diingatkan pada kenyataan 

Bahwa aku tak sehebat yang mereka kira

Takut

Marah

Asaku telah pergi

Hilang bersama semua rasa yang mulai campah

Mereka dan harapan

Perihal mereka

Sang penaruh harap pada pundak yang kecil

Saling berlomba menghunuskan panahnya

Tak bermaksud demikian, tetapi menyakitkan

Kesayanganku

Menabur cinta dan kasih, kendati terasa hanya formalitas

Mendatangkan belenggu menyesakkan

Beradu dalam sendu

Tidak

Mereka tidak salah

Hanya saja

Terlalu banyak

Kata

Perihal kata

yang sukar untuk terucap

Tepat jam 3 pagi, aku kembali mencoba

Menuliskan satu demi satu aksara rasa

Mencoba mengutarakan isi hati

Mengurai benang kusut dalam akal

Berharap nadaku dapat didengar

Gelisahku dapat sedikit berkurang

Walau hanya ilusi semata

yang esok akan hilang

Tentangku,

Teman sang kata

Editor: Iska Pebrina

krubisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *