Ibu, betapa besarnya hatimu merajut kesabaran hingga saat ini.
Berjuta maaf pun mungkin akan sulit.
Kini aku sadar, yang terlihat di depan mata itu tak selalu benar, yang tak terlihat pun tak selalu salah.
BILIK SASTRA – Begitulah salah satu kutipan yang ada dalam film pendek Ibu yang diproduseri oleh Eka Gustiwana. Sebagai seorang anak, terkadang kita memiliki ego dalam memandang suatu permasalahan dari satu sisi saja sehingga terjadilah kesalahpahaman.
Film pendek berjudul Ibu ini dirilis pada tanggal 15 Agustus 2016. Terdapat beberapa aktor yang memerankan film tersebut, yaitu Annov Hari Prabowo (Gerry), Fadel (Gerry kecil), Putri Ariesta Dewi (Tania)
Bahkan, ada Puji (Ibu Gerry), Marini (Ibu Gerry muda), Firan (Ayah Gerry), Yudi (sales), Jessy Sylviani (suster), dan Kang Sur (Kang Asep). Penasaran hal menarik apa saja di film ini? Mari simak artikel di bawah ini.
Sinopsis film pendek Ibu
Film pendek Ibu yang sukses membuat penonton berlinang air mata ini mengisahkan tentang anak bernama Gery, yang salah paham dengan ibunya sejak kecil hingga dewasa. Awalnya, Gery melihat orang tuanya bertengkar dan berakhir ayahnya yang tersungkur di lantai dengan pecahan kaca berserakan di sekitarnya.
Sejak saat itulah, Gery membenci ibunya karena mengira bahwa ibunyalah yang membunuh ayahnya.
Namun, ibunya tetap berusaha untuk membesarkannya dengan sepenuh hati. Ibunya tidak pernah menyerah untuk selalu memberikan cinta kepada anaknya meskipun Gery tidak peduli akan hal tersebut. Ibu Gery juga memiliki lagu yang selalu dinyanyikan untuk anaknya.
Anakku jangan menangis
Ibu akan selalu di sini
Lekaslah besar anakku
Doa ibu menyertaimu
Film Pendek Ibu
Ibu Gery selalu menyanyikan lagu singkat yang penuh makna itu untuk Gery. Namun, saat dewasa, Gery malah mengirim ibunya ke panti jompo. Hingga suatu ketika, Gery mulai mengetahui fakta bahwa selama ini ia hanya salah paham.
Hubungan antara ibu dan anak
Film Ibu yang sudah meraih 5 juta penonton di YouTube ini memiliki pesan mendalam mengenai relasi antara anak dan ibu. Bagaimana seorang ibu yang sangat mencintai anaknya dan seorang anak yang sebenarnya di hati kecilnya sangat mencintai ibunya.
Tak dapat dipungkiri, perasaan anak dan ibu itu sebenarnya saling bertaut satu sama lain. Hanya saja kadang keegoisan masing-masing yang menjadi satu tembok pemisahnya.
Jangan biarkan masalah itu berlarut-larut dan jangan mendahulukan emosi, itulah pesan yang saya tangkap dari film ini. Selain itu, saya juga tidak melihat suatu kekurangan yang signifikan dari film ini. Dengan begitu, menurut saya Eka Gustiwana sudah menggarap film pendek ini dengan sangat baik.
Hadirkan sinematografi yang menarik
Film ini layak ditonton karena memiliki berbagai kelebihan. Salah satunya adalah penggunaan cahaya yang cukup membuat saya terkesan, tidak terlalu terang ataupun gelap, tetapi memberikan kesan klasik di dalamnya.
Pengambilan gambar yang stabil dan juga penggunaan lagu yang menyentuh menambah keestetikaannya. Latar lagunya pun sesuai dengan tema sehingga membuat emosi penonton naik turun.
Film ini juga cocok bagi semua kalangan karena memberikan pesan yang dekat dengan kehidupan kita. Penonton juga bisa mengambil beberapa pesan, yaitu untuk tidak terlalu membenci seseorang sebelum mengetahui kebenarannya dan segeralah mencari solusi saat kita mengalami masalah.
Nah, bagaimana Sobat BiSa? Apakah kalian sudah menonton film pendek Ibu ini? Jika belum, kalian dapat menontonnya di sini.
Editor : Iska Pebrina
Baca Juga: Ulasan Film Perfect Strangers, Permainan Pembawa Petaka