Bahasa Daerah Mulai Ditinggalkan Generasi Muda?

Ilustrasi bahasa daerah mulai ditinggalkan
Sumber: wikipedia.org/Ensiklopedia Indoensia

Penulis: Eliana Ratmawati

BILIK SASTRA – Sobat BiSa, sudah tahu belum mengenai ada bahasa daerah di Indonesia yang terancam punah? Begitu miris bukan? Perkembangan teknologi dan masuknya globalisasi memengaruhi penggunaan bahasa daerah di Indonesia.

Banyak cara yang sudah dilakukan untuk melestarikan bahasa daerah. Namun, tidak ada hasilnya. Dengan ini, sudah menjadi kewajiban kita sebagai warga Indonesia untuk mempertahankannya. Banyak hal-hal yang memengaruhi bahasa daerah mulai ditinggalkan. Untuk lebih lengkapnya, berikut ini penjelasannya.

Apa itu bahasa daerah?

Indonesia mempunyai banyak suku, budaya, dan juga bahasa. Setiap provinsi, kota, maupun pulau mempunyai bahasa daerahnya masing-masing. Bahasa daerah di Indonesia bukan hanya sekadar untuk alat komunikasi. Namun, pintu gerbang ke dalam sejarah, tradisi, dan kearifan lokal yang membedakan dari yang lain.

Bahasa daerah sendiri merupakan bahasa yang digunakan oleh warga negara di Indonesia di wilayah-wilayah tertentu biasanya bahasa tersebut sudah digunakan dalam waktu turun-menurun. Bahasa daerah di Indonesia sangat banyak. Indonesia menempati posisi kedua dalam bahasa terbanyak di dunia, dengan 718 bahasa.

Namun, bahasa daerah di Indonesia menghadapi masalah serius. Dalam era globalisasi ini, bahasa-bahasa internasional seperti inggris mendominasi. Generasi muda lebih sering terpapar bahasa-bahasa asing dibandingkan dengan bahasa daerah yang ada di Indonesia.

Bahasa daerah di tengah modernisasi dan globalisasi 

Globalisasi dengan segala kemajuan dan keterhubungannya membawa dampak yang signifikan terhadap keberlanjutan bahasa daerah di Indonesia. Bahasa-bahasa internasional–seperti bahasa Inggris–semakin mendominasi berbagai lapisan masyarakat. 

Seiring dengan itu, bahasa daerah sering kali dianggap kurang relevan dalam konteks global. Hal tersebut yang menyebabkan penurunan minat dan penggunaannya di kalangan masyarakat. Khususnya generasi muda yang lebih terpapar pada bahasa-bahasa global melalui media digital.

Teknologi dan modernisasi juga menjadi agen perubahan dalam mendikte preferensi bahasa. Kesenjangan digital antara bahasa daerah dan bahasa internasional semakin melebar, dengan konten-konten digital yang dominan menggunakan bahasa global. 

Tantangan globalisasi terhadap bahasa daerah

Hal tersebut tentunya menciptakan tantangan komunikasi dan akses informasi bagi mereka yang tidak terbiasa dengan bahasa-bahasa internasional. Sebagai akibatnya, bahasa daerah dapat terpinggirkan, menghadapi risiko kepunahan karena kurangnya dukungan dan penggunaan sehari-hari.

Selain itu, mobilitas penduduk yang semakin tinggi juga berdampak pada bahasa daerah. Masyarakat yang bermigrasi ke pusat perkotaan atau daerah dengan keberagaman etnis seringkali terdorong untuk beradaptasi dengan bahasa mayoritas untuk memfasilitasi interaksi sosial dan ekonomi. 

Dengan tantangan ini, perlu adanya perhatian khusus dan upaya kolektif untuk menjaga keberlanjutan dan keberagaman bahasa daerah di Indonesia.

Pentingnya pendidikan untuk mempertahankan bahasa daerah

Salah satu langkah krusial dalam mempertahankan bahasa daerah adalah melalui sistem pendidikan. Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk persepsi dan sikap generasi muda terhadap bahasa daerah mereka.

Kurikulum yang memasukkan dan mempromosikan bahasa daerah dapat menciptakan kesadaran dan kebanggaan terhadap warisan budaya. Namun, tantangan muncul dalam mengintegrasikan pendidikan bahasa daerah ke dalam kurikulum umum, yang sering kali didominasi oleh bahasa-bahasa internasional.

Pentingnya pendidikan bukan hanya sebatas pada tingkat akademis, tetapi juga melibatkan peran masyarakat dalam mendukung pembelajaran bahasa daerah. Kampanye sosialisasi, kegiatan budaya, dan kerjasama antara sekolah dan komunitas lokal dapat menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pemertahanan bahasa daerah. 

Dengan cara ini, generasi muda dapat tumbuh dengan pemahaman mendalam tentang bahasa daerah mereka dan merasa terhubung secara emosional dengan warisan budaya yang mereka bawa.

Upaya untuk mempertahankan bahasa daerah 

Mempertahankan bahasa daerah merupakan tantangan yang krusial. Salah satu upaya dalam mempertahankan bahasa daerah adalah memasukkan bahasa daerah ke dalam kurikulum pendidikan.

Penggunaan media sosial dan platform digital juga dapat menjadi cara efektif untuk mempertahankan bahasa daerah. Seperti kampanye digital, podcast, dan lainnya yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya bahasa daerah. Dengan menggunakan teknologi dapat mencapai masyarakat luas, dari berbagai generasi.

Pada dasarnya kita sebagai warga Indonesia boleh saja belajar bahasa asing. Namun bahasa daerah juga harus tetap dilestarikan seperti kutipan berikut “Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing”.

Editor: Iska Pebrina

Sumber:

“Data Peta Bahasa Daerah di Indonesia, Provinsi Mana yang Paling Banyak?”. Dataindonesia.id. 9 November 2023.

https://dataindonesia.id/varia/detail/peta-bahasa-daerah-di-indonesia-provinsi-mana-paling-banyak 
Wurianto, A. 2023. “Benarkah Bahasa Daerah di Indonesia Mulai Ditinggalkan?”.republika.co. 9 November 2023. https://news.republika.co.id/berita/s04vuy349/benarkah-bahasa-daerah-di-indonesia-mulai-ditinggalka.

krubisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *