Penulis: Nathania Sasi
BILIK SASTRA – Selamat Hari Ayah Nasional, Sobat BiSa! Sosok bapak merupakan panutan dan pemimpin keluarga. Figurnya sebagai orang tua mempunyai jasa yang besar dan berharga bagi keluarga.
Sosoknya mungkin terlihat cuek, tegas, dan tidak peduli. Namun kenyataannya, bapak sangat menyayangi anak dan keluarganya. Hal ini mungkin karena kebanyakan sosok bapak tidak dapat mengekspresikan perasaannya dengan bebas.
Peranan bapak tentunya sama besar dengan ibu. Bapak juga berjuang dan berkorban demi keluarganya. Untuk lebih memahami besarnya kasih sayang seorang bapak, Sobat Bisa sangat bisa menonton film pendek Bapak karya Paniradya Kaistimewan ini. Dalam rangka Hari Ayah, simak ulasan lengkapnya di bawah ini, ya!
Sinopsis film pendek Bapak
Film pendek Bapak bercerita mengenai seorang anak perempuan yang ingin dipahami oleh bapaknya. Ia merasa kalau si bapak tidak dapat mengerti dan tidak peduli terhadap keinginannya. Anak perempuan itu pun seperti membenci bapaknya dan menyalahkan takdir. Bahkan, ia merasa malu punya sosok ayah seperti bapaknya.
Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Si bapak sangat peduli kepada anaknya dan berusaha keras untuk dapat memenuhi apa yang anak perempuannya mau. Perhatian-perhatian kecil ditunjukkan, tetapi memang pada saat itu sang anak tidak menyadarinya.
Bentuk perhatian seorang bapak yang relate dengan kehidupan
Menurut saya, cerita yang disajikan dalam film pendek Bapak sangat relate dengan kenyataan, khususnya dalam hidup saya. Seorang bapak yang mungkin terlihat cuek dan tidak peduli, nyatanya sangat perhatian.
Perhatian tokoh bapak kepada anaknya dalam film ini sangat terlihat, sehingga pesan cerita sampai kepada penonton. Hal ini juga membuat judul film, yaitu “Bapak” terepresentasikan dengan baik.
Kedua tokoh, yaitu bapak dan anak pun patut untuk dipuji karena dapat memerankan peran dengan apik. Kekesalan sang anak pada takdir serta ketidaksukaannya pada sang bapak sangat terasa, terutama di awal-awal film.
Sepanjang film penonton dapat melihat perhatian-perhatian kecil yang sebenarnya sudah ditunjukkan oleh tokoh bapak. Tidak hanya itu, ada juga usaha keras si bapak untuk dapat memenuhi keinginan anaknya.
Sinematografi yang ciamik dan didukung adanya takarir
Salah satu poin yang menarik yang saya lihat dari awal film adalah sinematografi dan takarir yang ada dalam film pendek Bapak ini. Mulai dari penangkapan gambar, pencahayaan, sampai latar atau rumah bapak dan anak di sini sangat mendukung cerita.
Latarnya menggambarkan suasana di desa. Penataan latar tersebut juga sesuai dengan tokoh bapak yang memang seorang petani dan anak perempuannya yang berakhir mengambil jurusan pertanian saat kuliah.
Bahasa yang digunakan dalam film ini memakai bahasa Jawa dan Indonesia. Menariknya, ada penambahan subtitle atau takarir di sepanjang film. Hal ini tentunya sangat membantu bagi penonton yang di luar pulau Jawa dan tidak mengerti bahasa Jawa.
Hebatnya, takarir tidak hanya tersedia dalam bahasa Indonesi, tetapi ada juga takarir bahasa Inggris. Hal ini tentu menambah daya tarik karena bisa menarik penonton di luar Indonesia.
Alur cerita kurang detail
Di sisi lain, bagian alurnya yang sangat sayangkan karena kurang detail. Menurut saya, ada beberapa scene yang tidak dapat saya tangkap apa maksud dari menampilkan adegan tersebut.
Misalnya pada awal film, ada scene yang memperkenalkan sang anak perempuan dengan sahabat laki-lakinya yang sudah berteman selama tiga tahun. Namun setelah menonton keseluruhan film, adegan tersebut seperti tidak ada kaitannya dengan apapun.
Terlepas dari itu, inti atau pesan dari cerita film Bapak tetap tersampaikan dengan baik. Penonton akan dapat merasakan kesan haru dan penyesalan sang anak di akhir film ini. Secara keseluruhan, saya merekomendasikan film ini untuk lebih memahami bagaimana perjuangan seorang ayah untuk anaknya.
Nah, itulah ulasan mengenai film pendek Bapak yang bisa kamu tonton bersama dengan keluarga di Hari Ayah. Buat Sobat BiSa yang ingin menonton karya Paniradya Kaistimewan ini, bisa cek di sini, ya!
Editor: Cesilia Sasanda