7 Buku Karya Anak Bangsa yang Wajib Kamu Baca

buku karya anak bangsa
Sumber: Gramedia.com

BILIK SASTRA – Selamat Hari Buku Nasional dan Hari Perpustakaan Nasional, Sobat BiSa! Ya, bertepatan pada tanggal 17 Mei ini, kita memperingati Hari Buku Nasional.

Hari Buku Nasional ini pertama kali dicetuskan oleh Abdul Malik Fadjar yang merupakan Menteri Pendidikan Nasional dalam Kabinet Gotong Royong pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2002 lalu.  

Mengapa beliau menetapkan Hari Buku Nasional pada 17 Mei? Hal itu bukan tanpa alasan, loh! Ternyata, 17 Mei juga bertepatan dengan berdirinya Perpustakaan Nasional, tepatnya 17 Mei 1980. Oleh sebab itu, setiap tanggal 17 Mei kita memperingati Hari Buku Nasional sekaligus Hari Perpustakaan Nasional.

Nah, untuk memperingati Hari Buku Nasional, saya ingin merekomendasikan 7 buku karya anak bangsa yang wajib untuk kalian baca.

1. Bumi Manusia (1980) karya Pramoedya Ananta Toer

buku karya anak bangsa
Sumber: Gramedia.com

Buku pertama yang ingin saya rekomendasikan adalah novel klasik karya sastrawan Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, yang akrab disapa Pram. Bumi Manusia mengisahkan tentang Minke yang bersekolah di Hogere Burger School (HBS), setingkat dengan Sekolah Menengah Akhir (SMA) dan hanya diperuntukan bagi orang Eropa, Belanda, dan pribumi elite. 

Akan tetapi, pendidikan yang Minke peroleh di HBS menjadikannya sebagai pribadi yang menyanjung dan menghormati bangsa Eropa. Bahkan, Minke sampai tidak lagi memedulikan budayanya sendiri, yaitu budaya Jawa. Hingga pada suatu momen, Minke menyadari bahwa bangsa Eropa yang selama ini ia sanjung dan hormati adalah penindas bangsa lain. 

Novel berjumlah 535 halaman ini mengambil latar pada tahun 1918, yaitu pada masa kolonial Belanda. Jadi, bagi kalian pencinta genre sejarah, kalian harus segera membaca novel ini.

2. Tetralogi Empat Musim (2006-2013) karya Ilana Tan

buku karya anak bangsa
Sumber: Gramedia.com

Nah, bagi kalian penyuka genre romansa, kalian harus membaca Tetralogi Empat Musim karya Ilana Tan. Tetralogi Empat Musim ini terdiri dari Summer in Seoul (2006), Autumn in Paris (2007), Winter in Tokyo (2008), dan Spring in London (2013). 

Hal yang menarik dari keempat novel ini ialah latar kota yang berbeda-beda. Ilana Tan juga memberikan suasana di tiap latar dengan spesifik sehingga pembaca dapat membayangkan suasana di tiap kota yang menjadi latar cerita. 

Tokoh-tokoh dalam keempat novel ini memang berbeda-beda, tetapi uniknya mereka memiliki hubungan sehingga saling berkaitan. Salah satu novel dari seri ini sudah dijadikan film, yaitu Winter in Tokyo (2016). 

Hal unik lainnya adalah penulisnya, Ilana Tan, yang terkenal dengan sebutan penulis misterius. Bagaimana tidak? Informasi mengenainya tidak pernah dipublikasikan. Bahkan, sutradara film Winter in Tokyo tidak pernah bertemu dengannya selama pembuatan film tersebut.

Terlepas dari keunikan penulisnya, keempat novel dari Tetralogi Empat Musim ini masih menjadi novel romansa favorit saya.

3. Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai (2015) karya Boy Candra

buku karya anak bangsa
Sumber: Gramedia.com

Buku karya anak bangsa kali ini bertema patah hati. Di bagian sinopsis, Boy Candra menuliskan bahwa buku ini ia persembahkan untuk orang-orang yang pernah dilukai; pernah mencintai, tapi dikhianati;  pernah mengkhianati; bahkan yang lebih pahit dari itu. 

Buku Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai ini memiliki gaya penulisan seperti buku harian yang berisi tentang perjalanan hidup tokoh Aku. Banyak kutipan-kutipan yang membuat saya tersentak saat membacanya. Salah satu kutipan favorit saya dari buku ini adalah:

“Pahamilah dengan baik, cinta yang baik akan membuat perasaan kita baik-baik saja.”

Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai (hlm.46)

Yup! Cinta yang baik pasti akan membuat perasaan kita baik-baik saja. Jika kita selalu merasa takut, gelisah, khawatir, dan perasaan tak mengenakkan lainnya, maka itu bukanlah cinta yang baik. 
Secepat mungkin, kita harus menyadarinya sebelum segalanya semakin tidak terkendali.

Pastinya tidak hanya itu. Kalian akan menemukan banyak lagi kutipan-kutipan yang mungkin akan menjadi quote favorit kalian.

Baca juga: 7 Film Wregas Bhanuteja yang Sayang untuk Dilewatkan

4. Dear Nathan (2016) karya Erisca Febriani

buku karya anak bangsa
Sumber: Gramedia.com

Novel Dear Nathan ini merupakan novel yang awalnya dipublikasikan di platform novel online, Wattpad, dan sudah dibaca lebih dari 28 juta kali. Beberapa penerbit pun mulai melirik novel ini.

Hingga akhirnya, penerbit Best media menerbitkan novel fisiknya di tahun 2016. Novel ini mengambil latar anak SMA yang mengisahkan tentang Nathan yang jatuh cinta dengan Salma. Meski ceritanya terbilang cukup klise, tetapi nyatanya novel ini mempunyai banyak penggemar.

Novel ini juga sudah diangkat menjadi film pada tahun 2017 lalu. Erisca Febriani juga dapat menjadi bukti nyata bahwa menulis karya bisa dari menulis iseng-iseng di sebuah platform online. Lihat saja Dear Nathan yang mampu menggaet popularitas tinggi hingga sudah dijadikan novel fisik dan film.

5. 24 Jam Bersama Gaspar: Sebuah Cerita Detektif (2017) karya Sabda Armandio

buku karya anak bangsa
Sumber: Gramedia.com

Dari judulnya, pembaca mungkin mengira kalau ini merupakan novel misteri atau detektif. Hm … entahlah. Saya juga belum bisa memastikan apakah ini memiliki genre misteri atau detektif. 

Menurut saya, novel ini lebih termasuk ke genre fantasi. Secara garis besar, novel ini merupakan fiktif dalam fiktif. Jadi, Sabda Armandio membuat tokoh fiksi bernama Arthur Harahap yang sedang menceritakan alur tentang perbuatan kriminal yang Gaspar lakukan bersama motor kesayangannya, Cortazar. 

Arthur Harahap bercerita tentang Gaspar yang sedang menyusun rencana untuk merampok toko emas yang buka 24 jam. Jadi, tokoh utama dalam novel ini bukanlah sosok protagonis yang baik dan heroik. Namun, tidak jelas latar apa yang digunakan dalam novel ini karena penulis tidak menuliskan latar yang spesifik.

Pembaca mungkin akan mengira cerita ini mengambil latar di masa depan karena penulis menyebutkan tokoh robot UN 4F1F dalam cerita. Hal menarik lainnya dalam novel ini adalah kritik-kritik sosial yang tersirat dalam guyonan-guyonan absurd Gaspar.

Baca juga: 5 Rekomendasi Film Pendek Horor Indonesia, Bikin Merinding!

6. Filosofi Teras (2018) karya Henry Manampiring

filosofi teras
Sumber: Gramedia.com

Buku karya anak bangsa kali ini adalah nonfiksi self improvement yang sedang hits di kalangan anak muda. Buku Filosofi Teras ini memperkenalkan filsafat Yunani-Romawi kuno ‘stoic’ yang berkembang pada tahun 300 SM-200 M. 

Henry Manampiring menulis buku ini setelah ia menemui psikiater karena merasa ia adalah pribadi yang penuh dengan pikiran negatif, seperti pikiran buruk, cemas, dan rasa tidak semangat. Ia pun divonis mengidap Major Depressive Disorder, yaitu salah satu jenis depresi berat. 

Di tengah masa pengobatan, ia menemukan buku How to Be a Stoic yang ditulis oleh Massimo Pigliucci, yang berisi tentang bagaimana menerapkan filsafat stoa atau stoisisme dalam hidup. Ia pun menemukan cara terapi tanpa obat yang bisa dipraktikkan seumur hidup. Stoisisme sangat membantunya menjadi lebih tenang, damai, bisa mengendalikan emosi negatif, dan tidak lagi mudah stress. 

Setelah itu, ia semakin sering membaca dan mendalami stoisisme tersebut. Karena tidak ingin menyimpan pengetahuannya tentang stoisisme sendirian, ia pun menulis buku Filosofi Teras: Filsafat Yunani-Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa Kini. 

Akhir-akhir ini, topik mengenai kesehatan mental memang sedang banyak dibicarakan. Orang-orang pun semakin terbuka dan menganggap kesehatan mental merupakan sesuatu yang serius. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk memasukkan buku ini ke dalam daftar buku bacaan kalian selanjutnya, ya.

7. Serial Bumi (2014-2022) karya Tere Liye

buku seri bumi
Sumber: Gramedia.com

Bagi pencinta novel, mungkin sudah tidak asing lagi dengan Tere Liye. Hingga kini, beliau sudah menulis lebih dari 50 novel. Tidak sedikit pula novelnya menjadi best seller. Hal itu pun menjadi bukti bahwa karyanya memiliki banyak peminat.

Novel-novel Tere Liye biasanya memiliki sekuel. Nah, salah satu sekuel yang menarik untuk dibaca adalah Seri Bumi, yang terdiri dari Bumi (2014), Bulan (2015), Matahari (2016), Bintang (2017), Ceros dan Batozar (2018), Komet (2018), Komet Minor (2019), Selena (2020), Nebula (2020), Si Putih (2021), Lumpu (2022), Bibi Gili (2022), Sagaras (2022). 

Seri Bumi ini bergenre fantasi sehingga pembaca akan diajak untuk berpetualang ke dunia paralel bersama ketiga sahabat, yakni Raib, Ali, dan Seli. Novel-novel dalam serial Bumi ini juga menyiratkan berbagai pesan, seperti makna persahabatan, membantu sesama, dan berbagai kebaikan lainnya. Nah, bagi kalian pencinta genre fantasi, kalian harus segera membaca kesebelas buku dari Seri Bumi ini. 

Itulah seri atau buku karya anak bangsa yang bisa menjadi referensi bagi kalian yang sedang mencari rekomendasi buku. Bagaimana, Sobat BiSa? Buku mana yang menarik perhatian kalian? 

Kalian bisa membaca buku di perpustakaan atau langsung membelinya di toko buku kesayangan kalian. Oh, iya, kalian juga bisa membaca buku secara gratis di aplikasi Perpusnas, loh. Ayo mulai rutin membaca dan dukung karya anak bangsa.

Editor: Cesilia Sasanda

Iska Pebrina

Penulis amatiran yang suka menulis ini dan itu. Instagram @iskafr

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *