Perbedaan Cerpen dan Novel yang Harus Kamu Ketahui

Ilustrasi perbedaan cerpen dan novel
Sumber: canva.com

Penulis: Eliana Ratmawati

BILIK SASTRA – Sobat BiSa pasti pernah membaca cerpen maupun novel, bukan? Tapi tahukah kalian bahwa cerpen dan novel mempunyai perbedaan yang sangat kontras, loh.

Cerpen dan novel merupakan karya sastra yang menghidupkan tokoh-tokoh melalui kata-kata dan cerita. Keduanya memiliki daya tarik mereka sendiri, tetapi keduanya berbeda dalam banyak aspek. Kira-kira, apa saja, ya, perbedaannya?

Apa itu cerpen dan novel?

Cerpen atau cerita pendek adalah prosa fiksi yang menceritakan suatu peristiwa yang dialami oleh tokoh utama. Biasanya cerpen lebih singkat dan sederhana, sering kali hanya terdiri dari beberapa halaman hingga beberapa puluh halaman. Cerpen pun kerap disebut sebagai bacaan sekali duduk karena tidak butuh waktu lama untuk membacanya.

Dengan keterbatasan jumlah halaman ini, cerpen cenderung fokus pada satu peristiwa atau ide utama dalam cerita. Oleh sebab itu, cerpen ideal untuk menyampaikan pesan atau emosi secara langsung dalam waktu singkat.

Berbanding terbalik dengan cerpen, novel adalah karangan prosa panjang yang berisi rangkaian cerita seseorang dengan sekelilingnya. Dengan begitu, novel biasanya jauh lebih panjang daripada cerpen karena memiliki konflik yang lebih kompleks. 

Novel bisa terdiri dari ratusan hingga ribuan halaman sehingga memberikan ruang lebih besar untuk mengembangkan plot, karakter, dan tema. Novel memungkinkan penulis untuk menjelajahi banyak aspek cerita dengan lebih mendalam dan detail.

Unsur intrinsik cerpen dan novel

Meski berbeda, baik cerpen maupun novel memiliki unsur intrinsik yang sama, yaitu tema, tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa.

1. Tema 

Tema adalah suatu ide atau gagasan yang melatarbelakangi sebuah cerita. Dengan adanya tema, penulis dapat membayangkan keseluruhan isi dari cerpen atau novel dan rangka alur dari cerita yang hendak ia tulis. 

Suatu cerita biasanya mempunyai tema yang sama dari awal sampai akhir supaya alur dari cerita tersebut jelas dan mudah untuk dimengerti. Namun, tidak menutup kemungkinan ada lebih dari satu tema dalam sebuah cerpen maupun novel.

2. Tokoh 

Tokoh adalah pelaku dalam suatu cerita atau peristiwa. Biasanya cerpen mempunyai tokoh yang dapat berdiri sendiri sehingga tidak banyak tokoh yang akan kita jumpai dalam sebuah cerpen.  

Sedangkan, novel memiliki tokoh yang cukup banyak dan beragam. Tokoh-tokoh tersebut akan bersinggungan dengan tokoh utama sehingga memiliki peran yang penting juga. 

3. Penokohan

Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan suatu tokoh. Untuk membuat watak yang beragam, penulis harus menganalisis bagaimana tokoh tersebut bisa saling berkaitan.

4. Alur 

Alur atau plot adalah urutan kejadian dalam sebuah cerita. Plot ini sangat penting dalam sebuah cerita. Agar pembaca tidak bingung, penulis harus menganalisis alur sebelum membuat suatu cerita. Alur mempunyai tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

  1. Alur maju, yaitu alur yang susunannya berurutan dari awal hingga akhir. 
  • Contoh: Sebuah cerita dimulai dengan adegan lahirnya seorang anak. Lalu berlanjut sampai anak tersebut dewasa. 
  1. Alur mundur, yaitu kebalikan dari alur maju. Jika menggunakan alur ini, maka cerita akan dimulai dari akhir, kemudian mundur atau flashback untuk mengungkapkan peristiwa-peristiwa sebelumnya. Alur ini biasanya digunakan untuk mengungkapkan rahasia secara perlahan-lahan kepada pembaca.
  • Contoh: Sebuah novel dimulai dengan adegan dramatis, seperti protagonis terlibat dalam situasi yang mematikan. Selanjutnya, novel tersebut mengungkapkan peristiwa-peristiwa sebelumnya yang membawa protagonis ke situasi tersebut.
  1. Alur campuran, yaitu gabungan dari alur maju dan mundur. Alur ini biasanya ada dalam cerita yang berfokus pada pemecahan misteri atau menghadirkan sudut pandang yang berbeda dalam waktu bersamaan.
  • Contoh: Sebuah cerita menggabungkan sudut pandang beberapa karakter utama dan melompat ke masa lalu dan masa depan. Pembaca akan melihat bagaimana hubungan antar karakter berkembang dari berbagai sudut pandang dan mengeksplorasi berbagai periode waktu dalam cerita tersebut.

5. Latar

Latar adalah tempat, waktu, dan lingkungan di mana cerita berlangsung. Bagian tersebut mencakup lokasi, seperti kota atau desa, tahun atau periode waktu, musim, cuaca, serta detail-detail lain. Latar menciptakan konteks bagi cerita dan memengaruhi karakter, plot, dan suasana. Latar yang baik dapat membantu pembaca memahami dunia dalam cerita dan merasakan kedekatan dengan karakter dan peristiwa.

6. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah perspektif atau sudut pandang cerita. Unsur ini mengacu pada siapa yang menceritakan cerita dan sejauh mana pengetahuan mereka tentang peristiwa dalam cerita. 

Pentingnya sudut pandang memengaruhi cara penulis mengungkapkan karakter, mengungkap plot, dan mengendalikan informasi. Jenis sudut pandang dapat menciptakan koneksi emosional antara pembaca dan karakter atau menciptakan efek tertentu dalam cerita. 

7. Amanat

Amanat adalah pesan atau ide yang ingin penulis sampaikan melalui sebuah cerita. Selain itu, amanat juga dapat berarti sebagai pesan yang tersembunyi di balik cerita.  Amanat memberikan kedalaman dan makna pada sebuah cerita. Amanat dapat menggambarkan nilai-nilai, konflik moral, atau pertanyaan filosofis yang ingin penulis sampaikan kepada pembaca.

8. Gaya bahasa 

Gaya bahasa mencakup cara penulis menggunakan kata-kata, kalimat, bahasa figuratif, dan teknik lain untuk menciptakan suara unik dan gaya penulisan mereka sendiri. Unsus intrinsik ini bisa memengaruhi bagaimana cerita dibaca dan diterima oleh pembaca. Penulis dapat menggunakan gaya bahasa untuk menciptakan suasana, mengekspresikan karakter, dan merangsang imajinasi pembaca.

Perbedaan cerpen dan novel

1. Kompleksitas cerita

Cerpen mempunyai keterbatasan panjang, yaitu tidak lebih dari 10.000 kata sehingga cenderung memiliki plot yang lebih sederhana dan karakter yang lebih sedikit. Dengan begitu, penulis harus mampu merangkum cerita utama dalam waktu yang singkat.

Sementara itu, novel memungkinkan penulis untuk menciptakan cerita yang jauh lebih kompleks, memungkinkan untuk membuat subplot, karakter pendukung, dan lapisan cerita yang lebih mendalam. Hal ini membuat penulis untuk mengeksplorasi tema dan perkembangan karakter yang lebih detail. 

Novel rata-rata memiliki sejumlah kata sekitar 35.000 bahkan lebih. Dengan itu, pembaca novel memiliki kesempatan untuk meresapi cerita lebih mendalam, mengenal karakter dengan lebih baik, dan terlibat dalam plot yang melibatkan banyak peristiwa dan konflik yang bercabang.

2. Pengembangan karakter

Karakter dalam cerpen mungkin kurang mendalam karena ruang yang terbatas. Biasanya, hanya karakter utama yang mendapatkan pengembangan karakter yang signifikan. Penulis juga harus menunjukkan sifat dan perubahan karakter dengan efisien dalam cerpen.

Berbeda dengan novel yang memberikan kesempatan lebih besar untuk pengembangan karakter lebih mendalam. Pembaca dapat melihat perkembangan karakter utama seiring berjalannya cerita. 

Selain itu, karakter pendukung juga dapat memiliki lapisan dan perkembangan yang lebih detail. Karakter dalam novel tidak selalu karakter yang baik dan buruk, namun ada juga karakter yang setiap bab berbeda. Maka penulis novel dapat membuat suatu karakter yang lebih rumit dari cerpen.

3. Pengembangan tema

Cerpen cenderung fokus pada satu tema atau pesan utama dengan cara yang lebih langsung dan sederhana. Karena panjangnya yang terbatas, cerpen seringkali bertujuan untuk menyampaikan pesan atau emosi dengan jelas dan tajam. Cerita dalam cerpen biasanya mudah ditebak pembaca. Tema yang ada juga terbilang umum

Sementara itu, novel dapat mengeksplorasi beberapa tema yang beragam dan lebih banyak subtema sehingga memungkinkan penulis untuk menyelidiki tema-tema yang lebih kompleks. Contohnya, jika tema cerpen yang diambil adalah perkotaan, novel akan mengambil tema susahnya mencari pekerjaan di kota. 

4. Kepuasan pemahaman

Cerpen biasanya menyajikan cerita yang langsung dan ringkas sehingga memberikan pemahaman cepat tentang pesan atau cerita yang ingin disampaikan. Oleh sebab itu, cerpen sering kali memberi efek mendalam, tetapi dalam waktu singkat.

Tentu berbeda dengan novel yang memungkinkan untuk eksplorasi lebih mendalam dan detail tentang cerita, karakter, dan tema. Pembaca pun akan menjadi lebih mudah memahami suatu cerita karena novel menjelaskan lebih dalam dan rinci dibandingkan cerpen.

5. Waktu pembacaan

Cerpen bisa dibaca dalam waktu singkat, biasanya dalam sekali duduk atau beberapa jam. Hal ini membuat cerpen cocok untuk mereka yang ingin merasakan kesenangan membaca dalam waktu singkat. 

Berbeda dengan novel yang memerlukan waktu lebih lama untuk membacanya dan biasanya memakan waktu beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan, tergantung banyak halamannya. Walaupun, mungkin saja novel bisa diselesaikan dalam satu hari tetapi sangat menghabiskan banyak waktu saat membacanya.

Antologi Cerpen karya penulis Indonesia 

Cerpen yang jumlahnya hanya beberapa halaman atau tidak lebih dari 10.000 kata, tentu tidak mungkin dibukukan. Namun, ada pula antologi cerpen, yaitu kumpulan cerpen yang disatukan menjadi buku. Di Indonesia, cukup banyak, loh, penulis yang menerbitkan antologi cerpen. Nah, berikut beberapa antologi cerpen yang harus kamu baca.

1. Filosofi Kopi (2013) karya Dee Lestari

Salah satu cerpen dalam antologi ini yang berjudul “Filosofi Kopi” telah diangkat ke layar lebar pada tahun 2015 lalu. “Filosofi Kopi” mengisahkan tentang dua sahabat, Ben dan Jody, yang membangun sebuah bisnis kedai kopi bersama. Selain “Filosofi Kopi”, ada 17 cerita lain yang dapat kamu baca dalam antologi ini.

2. Madre (2005) karya Dee Lestari

Satu lagi antologi karya Dee lestari yang harus kamu baca. Salah satu cerpen dalam antologi ini, “Madre”, ini menceritakan tentang biang roti atau ragi yang mengubah hidup seseorang laki-laki bernama Tansen. Selain “Madre”, ada 12 cerita lain yang juga dapat kamu temukan dalam antologi ini.

3. 9 dari Nadira (2009) karya Leila S. Chudori

Buku berjudul 9 dari Nadira ini adalah salah satu antologi cerpen dari penulis terkenal Indonesia, Leila S. Chudori, penulis yang sama dari novel Laut Bercerita. Dalam antologi ini, kamu dapat menemukan sembilan cerita dengan tema kehilangan.

Novel karya penulis Indonesia

1. Bumi Manusia (1980) karya Pramoedya Ananta Toer

Novel Bumi Manusia adalah salah satu novel klasik terkenal dari sastrawan Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1980. Bumi Manusia mengambil latar masa kolonial Belanda dan mengikuti perjalanan tokoh utama bernama Minke. Novel ini telah diangkat ke layar lebar pada tahun 2019 lalu. Bagi penggemar sastra klasik, kamu tentunya tidak boleh melewatkan novel ini.

2. Laskar Pelangi (2005) karya Andrea Hirata

Laskar Pelangi adalah novel terkenal yang ditulis oleh Andrea Hirata. Novel ini mengangkat kisah inspiratif tentang sebuah sekolah kecil di Belitong Timur, sebuah pulau terpencil di Indonesia yang menghadapi berbagai kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Novel ini juga telah diangkat ke layar lebar pada tahun 2008 lalu.

3. Serial Bumi (2014-2022) karya Tere Liye

Tere Liye, penulis novel best seller Indonesia yang tulisannya selalu ditunggu penggemar novel Indonesia. Serial Bumi dari Tere Liye saat ini masih berlanjut. Hingga kini, terhitung ada 13 novel yang tergabung dalam Serial Bumi ini. 

Serial Bumi ini menceritakan tentang tiga sahabat yang memiliki kemampuan istimewa. Dengan kemampuannya itu, mereka pun berpetualang melintasi dunia paralel. Bagi penggemar novel fantasi, tentunya tidak boleh melewatkan serial ini.

Nah, sekarang sudah tahu, ‘kan, perbedaan cerpen dan novel? Kedua karya sastra ini berbeda, baik dalam hal panjang atau isinya, kompleksitas, hingga pendekatan dalam penyampaian ceritanya. Jadi, jangan keliru lagi, ya, untuk membedakan kedua jenis karya sastra ini. 

Pilihan antara menulis cerpen atau novel tergantung pada visi dan tujuan penulis. Cerpen lebih cocok untuk cerita-cerita singkat dan langsung, sementara novel cocok untuk kisah-kisah yang lebih panjang dan kompleks. Tentunya, kedua karya sastra ini memiliki daya tariknya sendiri. Kalau Sobat BiSa lebih suka membaca cerpen atau novel?

Editor: Iska Pebrina

Sumber:

Sampoerna Academy. 2022. Cerpen dan Novel, Perbedaan Hingga Karakteristiknya. https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/perbedaan-cerpen-dan-novel/#:~:text=Alur%20cerpen%20lebih%20singkat%2C%20padat,sangat%20beragam%20dengan%20porsi%20seimbang. Diakses tanggal 5 Oktober 2023.

Fiska, R. 8 Perbedaan Cerpen dan Novel Dilihat Dari Berbagai Sisi https://www.gramedia.com/literasi/perbedaan-cerpen-dan-novel/. Diakses tanggal 5 Oktober 2023.

Fiska, R. Pengertian Cerpen: Struktur, Fungsi, Ciri, Unsur dan Contoh Cerpen https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-cerpen-struktur-fungsi-ciri-unsur-dan-contoh-cerpen/. Diakses tanggal 5 Oktober 2023.

Welianto, A. 2023. Novel: Pengertian, Unsur, dan Ciri-cirinya https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/14/170000369/novel-pengertian-unsur-dan-ciri-cirinya?page=all. Diakses tanggal 5 Oktober 2023.

Swawikanti, K. 2023. Pengertian Novel, Ciri, Unsur Pembentuk, Struktur, Contoh | Bahasa Indonesia Kelas 12. https://www.ruangguru.com/blog/menganalisis-unsur-unsur-novel. Diakses tanggal 5 Oktober 2023

krubisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *