Sastra Klasik dan Sastra Modern, Apa Bedanya?

Ilustrasi perbedaan sastra klasik dan sastra modern
Sumber: Canva.com

Penulis: Sri Widiasti 

BILIK SASTRA – Sobat BiSa pasti pernah mendengar tentang sastra klasik dan sastra modern dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, bukan? Tapi tahu nggak, sih, apa perbedaan sastra klasik dan sastra modern?

Sastra klasik biasanya banyak orang kenal dengan sastra lama. Karya sastra ini lahir di tengah masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat. Sementara itu, sastra modern merupakan karya sastra yang lahir di tengah perkembangan masyarakat modern. 

Dalam perkembangannya, sastra klasik bertujuan untuk menghibur, mengajarkan nilai-nilai etika dan moral, serta memberikan pesan yang mendidik kepada masyarakat dan pesan keagamaan di dalamnya. Sementara sastra modern memiliki tujuan untuk memberikan kritik serta pandangan terhadap permasalahan sosial yang tengah terjadi di masyarakat.

Kedua jenis karya sastra ini ternyata memiliki perbedaan yang cukup kontras, loh! Hm, apa saja, ya, perbedaannya?

Status kepengarangan

Melansir dari buku karya Siti Gomo Attas, Sastra Klasik (2018), salah satu perbedaan sastra klasik dan sastra modern bisa kita ketahui dari status kepengarangannya. Dalam sastra klasik, status pengarangnya tidak banyak orang ketahui, alias anonim.

Karya-karya para sastrawan zaman ini umumnya tidak termuat dalam bentuk buku, tetapi secara lisan–dari generasi ke generasi–atau dari mulut ke mulut. Jadi, tidak heran bila karya sastra lisan ini nantinya berkembang dalam banyak versi. 

Berbeda dengan sastra modern yang pengarangnya banyak orang ketahui. Nama-nama pengarang karya sastra modern ini pun banyak orang kenal oleh masyarakat secara luas, seperti Andrea Hirata, penulis novel Laskar Pelangi (2005).

Penyebaran karya para sastrawan pada masa ini bisa lewat lisan dan tulisan sehingga kita masih bisa menemui manuskrip buah pikir para sastrawan lewat buku-buku yang pernah penulis terbitkan hingga saat ini.

Gaya bahasa yang digunakan

Gaya bahasa juga dapat memperlihatkan perbedaan kedua jenis karya sastra tersebut. Saat kita membaca salah satu karya sastra klasik, umum kita jumpai penggunaan bahasa yang terkesan sopan, lebih formal, kaku, serta rumit.

Gaya bahasanya pun cenderung hiperbola untuk mengungkapkan suatu maksud. Tidak hanya itu, dalam karya sastra klasik umum, kerap kita temukan penggunaan kalimat tidak efektif atau boleh dibilang banyak kata-kata mubazir di dalamnya.

Sementara itu, pada karya sastra modern, kita menemukan penggunaan bahasa yang lebih mudah dipahami, fleksibel, bebas, dan sederhana. Gaya bahasanya juga tidak berlebihan dan mengedepankan keefektifan kalimat sehingga tidak ada lagi kata-kata mubazir di dalamnya.

Tema yang diangkat dalam sastra klasik dan sastra modern

Perbedaan kedua jenis karya sastra tersebut juga terlihat dari topik utamanya. Tema-tema yang ada pada karya sastra klasik identik dengan cerita yang mengandung mitos, kisah magis, kisah legenda, serta fantasi. Hal ini tidak lain sebagai representasi dari istanasentris atau kehidupan di istana yang memiliki banyak unsur kebudayaan lokal, gambaran masyarakat yang hidup di zaman kerajaan kala itu.

Berbanding terbalik dengan sastra klasik, tema-tema yang ada pada karya sastra modern menekankan pada cerita yang relevan dengan kehidupan masyarakat modern, seperti tema persahabatan, keluarga, sosial, politik. Temanya cenderung berkutat pada permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat.

Jenis-jenis karya sastra klasik dan sastra modern

Baik karya sastra klasik maupun sastra modern, keduanya memiliki beragam jenis hasil karya. Dalam karya sastra klasik terdapat dua kategori hasil karya. Kategori pertama yaitu masuk ke dalam kelompok puisi lama dan kategori kedua masuk ke dalam kelompok prosa lama. 

Karya sastra puisi lama terikat oleh aturan-aturan atau syarat tertentu, kategori ini sendiri meliputi mantra, bidal atau peribahasa, talibun, seloka, gurindam, pantun, karmina, syair, stanza, dan soneta. Sedangkan untuk karya prosa lama identik dengan tema-tema kerajaan dan bersifat khayalan.

Contoh karyanya meliputi dongeng–baik mite atau mitos, fabel, legenda, sage, epos atau wiracarita, maupun parabel atau dongeng jenaka–hikayat, cerita berbingkai, tambo, dan cerita pelipur lara.

Sama halnya dengan karya klasik, pada karya modern juga terdapat dua kategori hasil karya, yaitu kategori puisi baru dan prosa baru. Pada karya sastra puisi baru tidak terikat oleh aturan ataupun syarat-syarat, seperti tidak adanya batasan dalam jumlah baris dan juga rima.

Sehingga pengarang bebas mengekspresikan dirinya. Pada era puisi baru ini pula lahir sastrawan-sastrawan terkenal, beberapa diantaranya yaitu Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, dan W.S Rendra

Pada prosa baru, kekhasan terletak pada tema cerita yang ada lebih kepada dinamika yang terjadi di masyarakat modern dan penggunaan bahasa yang lebih santai, fleksibel, dan sederhana. Kategori prosa baru ini meliputi, cerpen, novel, roman, dan drama.

Biar lebih paham, perhatikan infografis berikut!

Infografis Perbedaan Sastra Klasik dan Sastra Modern

Ilustrasi perbedaan sastra klasik dan sastra modern
Sumber: Eleonora Geashinta R

Bagaimana, Sobat BiSa? Sekarang sudah semakin tahu, ya, bahwa perbedaan sastra klasik dan sastra modern yang cukup kontras, yang meliputi status kepengarangannya, gaya bahasanya, tema-temanya, serta jenis-jenis dari karyanya yang beragam jenisnya. Kalian lebih suka membaca karya klasik atau modern?

Editor: Iska Pebrina

Sumber:

“Karya Sastra Melayu Klasik”. dosenpendidikan.co.id. 11 September 2023. www.dosenpendidikan.co.id/karya-sastra-melayu-klasik/ 

“Mengapa Karya Sastra Klasik Tidak Sama Dengan Karya Sastra Modern”. wartabahasa.com. 7 Februari 2014. www.wartabahasa.com/2014/02/mengapa-karya-sastra-klasik-tidak-sama.html

“Yuk Simak Perbedaan Karya Sastra Klasik dan Modern”. Lenteratimes.com. 6 Februari 2023.www.lenteratimes.com/sastra/pr-2287386968/yuk-simak-perbedaan-karya-sastra-klasik-dan-modern?page=1

“Perbedaan Sastra Lama dan Baru serta Contohnya; Puisi dan Prosa”. coretan-pena-pemula.blogspot.com. 22  April 2023. www.coretan-pena-pemula.blogspot.com/2017/04/contoh-perbedaan-sastra-lama-baru-puisi.html

Attas, Siti Gomo. 2018. Sastra Klasik. Jakarta: UNJ Press. Tersedia dari repository UNJ. https://sipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/21._Sastra_Klasik_.pdf

krubisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *