Penulis: Agil Wahyu Wicaksono
BILIK SASTRA – Tahukah sobat BiSa kalau industri film Indonesia tengah berkembang pesat dengan berbagai ragam genre, loh. Salah satu genre yang populer adalah horor. Tak bisa kita pungkiri bahwa genre horor merupakan genre favorit masyarakat Indonesia. Genre satu ini selalu dinantikan oleh para pecinta film setiap tahunnya.
Namun, terdapat film horor dengan unsur keagamaan yang sempat menjadi topik hangat di media sosial beberapa waktu yang lalu. Film Kiblat yang tayang akhir Maret dianggap sebagai bentuk eksploitasi agama oleh sejumlah netizen.
Seperti apa kritik kepada film ini? Dan apa sebenarnya film horor religi itu? Mari simak artikel berikut ini!
Apa itu film horor religi?
Horor merupakan genre cerita yang bertujuan untuk menakut-nakuti, mengejutkan, dan menggetarkan penonton. Film bergenre horor berusaha untuk memancing emosi berupa ketakutan.
Sementara itu, film horor religi identik dengan hal-hal yang berkaitan dengan unsur religius dalam kisah seramnya. Baik itu menyoroti ritual keagamaan, perjanjian dengan iblis, hingga mitos tertentu.
Film bergenre horor memang tidak ada habisnya. Apalagi jika digabungkan dengan religi, dijamin membuat penonton semakin ingat dengan Tuhan.
Kontroversi film Kiblat yang tayang Maret 2024
Baru-baru ini, film yang berjudul Kiblat tengah menuai banyak kritikan dari publik. Penggabungan unsur horor dan religi dirasa kurang sesuai. Bahkan, tidak sepenuhnya mencerminkan makna dari kata ‘kiblat’.
Salah satu pengamat film, M. Febriyanto Firman Wijaya, menyoroti beberapa alasan terhadap film horor religi. Misalnya, kesalahpahaman tentang Islam dalam film menyajikan gambaran yang tidak akurat tentang ajaran Islam.
Penggunaan simbol-simbol agama Islam dan ritual keagamaan dalam film juga dianggap sebagai bentuk eksploitasi. Hal itu menjadikan dalih bahwa film horor tersebut dapat menodai kesucian agama.
Baca juga: Potensi Film Horor Indonesia di Kancah Internasional
Mitos kepercayaan masyarakat
Kebudayaan dari agama Islam tak hanya tampil dalam film sejarah atau drama. Ada juga film horor yang mengusung tema keagamaan dari agama Islam.
Di Indonesia, kepercayaan adat atau mitos sudah mendarah daging. Pasalnya, setiap keadaan selalu dikaitkan dengan hal mistis. Hal itu yang menjadi dasar kepercayaan terhadap makhluk tak kasat mata.
Ada sebagian yang tidak percaya, tetapi sebagian besar lainnya sangat meyakini mitos setempat. Kalau Sobat BiSa lebih percaya mitos atau nalar ilmiah?
Nilai spiritual film horor religi
Ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap film horor religi tidak ada habisnya. Penonton tidak hanya dibuat ketakutan atau terhibur, tetapi juga mendapat pesan tersirat.
Pertama, takut dan taat. Manusia memang tidak pernah luput dari kesalahan. Grafik keimanan terkadang naik turun seiring dengan persepsi spiritualitasnya. Menonton film horor tersebut dapat menjadi penguat ketaatan hamba terhadap Tuhannya.
Kedua, kuatnya rasa persaudaraan. Manusia sebagai makhluk sosial harus memandang satu sama lain. Kebersamaan antar sesama dapat menciptakan kerukunan dan kedamaian. Mungkin pesan seperti ini tidak terlalu terpampang dalam film horor ini. Akan tetapi, pesan tersiratnya sungguh menguras emosi.
Baca juga: Cinematherapy, Film Bukan Sekadar Hiburan atau Pengisi Waktu Luang
Daya tarik film horor religi di Indonesia
Film horor menjadi genre favorit penikmat film di Indonesia. Popularitas film ini menunjukkan kedekatan yang kuat antara penonton lokal dengan elemen mistis budaya Indonesia.
Indonesia dengan sejuta budayanya dapat merambah pasar global dunia perfilman. Potensi itu dapat digali lebih dalam melalui pop culture, dan film horor adalah salah satu yang memiliki peluang terbesar.
Film horor bergenre religi Islam semakin menguat dalam beberapa hari terakhir. Maraknya fenomena film itu karena sering menampilkan pertarungan antara setan dan tokoh agama. Hal ini juga menuai perdebatan atas pemahaman dan persepsi masyarakat terhadap Islam.
Itulah fakta menarik tentang film horor religi dan salah satu karya yang sempat menuai beragam reaksi dari netizen. Kalau Sobat BiSa apakah termasuk penggemar film horor satu ini?
Editor: Iska Pebrina