Tentang Kamu (2016), Keteguhan Hati Seorang Sri Ningsih

ilustrasi novel tentang kamu
Sumber: gramedia.com

Penulis: Ihsan Nugroho

BILIK SASTRA – Halo Sobat BiSa, tentu kalian mengenal Tere Liye. Salah satu penulis ternama di Indonesia yang berhasil menerbitkan berbagai novel laris dan mengangkat kisah yang unik.

Tentang Kamu adalah salah satu judul novel karya Tere Liye yang terbit pada tahun 2016. Jika dilihat dari ketebalan novel ini, sekilas akan terasa membosankan karena ada lebih dari 500 halaman. Namun, saat sedang membacanya, Sobat BiSa akan larut dalam kisah kompleks yang terdapat dalam novel ini.

Novel ini juga kaya akan makna kehidupan. Lantas, bagaimana kisah dalam novel ini? Yuk Simak ulasannya!

Sinopsis novel Tentang Kamu 

Pada mulanya, novel Tentang Kamu bercerita tentang seorang pengacara berdarah Indonesia bernama Zaman Zulkarnain yang bekerja di Firma Hukum Thompson & Co. di London, Inggris. Konflik bermula saat Zaman mendapatkan tugas dari atasan firma hukum untuk memecahkan sebuah kasus harta warisan.

Zaman menyelidiki kasus harta warisan milik Sri Ningsih, perempuan asal Indonesia yang sama seperti Zaman yang meninggal di salah satu panti jompo di Paris. Sri Ningsih meninggalkan harta warisan berupa kepemilikan saham yang bernilai Rp19 triliun. Namun sampai ia meninggal tidak ada ahli waris yang jelas.

Ia pun mengunjungi dan menyelidiki setiap daerah yang pernah ditinggali Sri Ningsih berdasarkan bukti yang ditemukannya. Pembaca kemudian akan dihadirkan dengan runtutan perjalanan kisah hidup Sri Ningsih dari lahir hingga wafat yang mengharukan.

Keteguhan seorang perempuan lewat karakter Sri Ningsih

Sri Ningsih hadir sebagai tokoh perempuan yang mampu menentukan jalannya sendiri. Di beberapa bagian cerita, ia kerap mampu mematahkan stigma masyarakat bahkan menjadi pelopor perempuan dalam beberapa kegiatan.

Tokoh ini juga digambarkan sebagai wanita yang teguh dalam menghadapi setiap masalah yang ada. Sri Ningsih akan berhadapan dengan kebahagian yang dapat seketika berubah menjadi kemalangan secara kontras. 

Melalui tokoh Sri Ningsih, Tere Liye mampu membuktikan bahwa perempuan bisa hidup mandiri dan mampu merdeka dalam meraih impian meski harus berhadapan dengan berbagai konflik yang menantang.

Baca juga: Gadis Kretek (2012): Melawan Stereotipe Perempuan dalam Budaya Jawa

Konflik yang beragam 

Sebagai penulis, Tere Liye berhasil menggambarkan seorang tokoh perempuan tangguh dengan keteduhan hati yang luar biasa. Tokoh Sri Ningsih akan membuat pembaca tidak menyangka bahwa ada banyak sekali rahasia di balik warisan seharga Rp19 triliun milik Sri Ningsih.

Kisah Sri Ningsih yang terbagi menjadi lima bagian pada novel Tentang Kamu memiliki konfliknya masing-masing. Konflik yang ada bermuara pada bagaimana kuat dan sabarnya seorang perempuan yang berjuang menghadapi setiap masalah. 

Mulai dari konflik keluarga, pertemanan, pekerjaan, romansa, dan masa tua tokoh Sri Ningsih yang dikemas dengan apik mampu membuat pembaca kagum. Romansa yang hadir juga out of the box dan unik. Bahkan pembaca akan mendapati sekilas isu sosial seperti pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada novel ini.

Baca juga: Novel Sengsara Membawa Nikmat (1929), Sarat Akan Pesan Moral

Alur novel Tentang Kamu 

Pembaca akan disuguhkan dengan alur cerita yang kompleks dalam novel ini. Memakai alur campuran, pembaca akan larut dalam setiap kisah yang ada pada novel Tentang Kamu

Alur cerita novel ini bisa saya katakan tepat. Pasalnya, Tere Liye mampu mengemas cerita yang tidak membuat pembaca bingung. Mengingat cerita dalam novel ini bercampur pada masa lalu dan masa kini. 

Meski demikian, harus saya akui bahwa jalan cerita terkesan sedikit lambat dan pembaca merasa bosan  pada awal-awal cerita. Hal tersebut tidak terlalu memengaruhi keseluruhan cerita.

Nah, itulah ulasan singkat mengenai novel Tentang Kamu. Pembaca akan  mendapatkan beragam hikmah dari novel ini. Dengan membaca novel ini, Sobat BiSa bisa menerapkan hal-hal baik dari tokoh Sri Ningsih dan menghadirkan stigma bahwa perempuan juga dapat bebas berekspresi.

Editor: Cesilia Sasanda

krubisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *