BILIK SASTRA – Sobat Bisa, tidak terasa libur Natal dan Tahun Baru akan segera tiba. Biasanya, hari-hari penting, seperti Natal dan Tahun Baru identik dengan kartu ucapan. Nah, adakah di antara kalian yang saat ini masih bertukar kartu berisi pesan tersebut? Atau mungkin sudah jarang dan tidak pernah lagi?
Mengenal sejarah kartu ucapan
Melansir dari wikipedia.org, kartu ucapan merupakan selembar kartu dalam berbagai ukuran yang terbuat dari kertas tebal atau karton serta memiliki gambar sebagai pendukungnya. Biasanya, kartu tersebut akan dilipat menjadi dua bagian dengan bagian dalamnya berisi pesan selamat yang ditujukan kepada penerimanya.
Tradisi mengirim pesan sudah berlangsung semenjak ribuan tahun lalu. Mengutip dari kanal YouTube Official NET News, kartu ini berawal dari mengirim pesan berisi harapan sejak era China dan Mesir kuno. Kemudian kartu tersebut berkembang dan semakin populer.
Pada tahun 1843, Sir Henry Cole mengenalkan kartu ucapan Natal yang dibuat oleh Calcott Horsley. Bentuknya pada saat itu juga terbilang cukup sederhana dengan tulisan “A Merry Christmas and A Happy New Year to You” dan ilustrasi bertema Natal.
Kartu ucapan semakin berkembang
Namun, kini bentuknya semakin berkembang seiring waktu. Kartu yang dikirimkan tidak terbatas satu lembar saja, tetapi bisa lebih dari satu sesuai dengan kreativitas pembuat atau pengirimnya. Hiasan pendukung juga tidak hanya gambar atau ilustrasi saja, tetapi ada berbagai hiasan lain yang bisa kita gunakan, seperti manik-manik, renda, gliter, dan lain sebagainya.
Berikut contoh kartu berisi pesan selamat Natal yang semakin bervariasi.
Baca juga: Mulai Rutin Menulis dengan Journaling
Lalu, bagaimana eksistensinya saat ini?
Seiring dengan perubahan zaman, eksistensi kartu ucapan konvensional mulai jarang diminati. Hal itu disebabkan pembuatannya yang memerlukan proses yang tidak sebentar dan cukup melelahkan. Mulai dari membeli kartunya, menuliskan ucapan dan menghiasnya, sampai mengirimkannya. Hal itulah yang terkadang membuat kebanyakan orang mengurungkan niat mengirimkannya.
Berangkat dari hal tersebut, kartu ucapan elektronik atau digital menjadi pilihan alternatif bagi kebanyakan orang yang tidak mau ribet. Melansir dari wikipedia.org, kartu berbentuk elektronik serupa dengan kartu pos atau kartu yang berbentuk konvesional, hanya saja dibuat dengan media digital bukan dengan kertas atau bahan tradisional lainnya.
Kartu elektronik jadi inovasi
Menurut saya, kehadiran kartu berbentuk elektronik ini menjadi angin baru bagi orang-orang yang tidak sempat untuk membuat yang konvensional karena tidak memiliki waktu luang yang cukup. Selain itu, kita dapat mengirimkan pesan selamat, harapan, dan doa dengan mudah dan cepat.
Pastinya dikemas dengan unik dan kreatif. Oleh karena itu, variasi dalam bentuk digital ini dapat menjadi pilihan alternatif yang tepat.
Proses pembuatannya juga cukup mudah, yaitu dengan mengandalkan perangkat elektronik dan aplikasi untuk mendesain, seperti canva.com. Selain itu, kartu elektronik ini juga bisa dikirimkan ke banyak orang sekaligus.
Berikut salah satu contoh bentuknya.
Baca juga: Menulis Kreatif: Pengertian, Manfaat, Tips, dan Jenisnya
Kartu ucapan konvesional masih tetap eksis
Akan tetapi, pasti tetap ada orang yang lebih menyukai kartu ucapan konvensional. Bisa jadi mengirimkan kartu berisi pesan syukur dan harapan sudah menjadi tradisi atau agenda tahunan bagi sebagian orang untuk memeriahkan momen yang hanya datang sekali dalam setiap tahun.
Meski begitu, baik kartu ucapan konvensional maupun yang elektronik, keduanya tetap memiliki makna yang sama. Keduanya pun sama-sama berisi ucapan syukur dan harapan bagi penerimanya. Keberadaannya pun menjadi sesuatu yang berarti untuk memaknai sebuah momen spesial.
Nah, bagaimana Sobat BiSa? Apakah kalian tertarik untuk membuat dan mengirimkan kartu ucapan bagi orang terkasih?
Editor: Iska Pebrina