BILIK SASTRA – Belum lama ini, film Ngeri-Ngeri Sedap terpilih untuk mewakili Indonesia di ajang Piala Oscar 2023 atau biasa dikenal sebagai Academy Awards. Film yang ditulis dan disutradarai oleh Bene Dion Rajagukguk ini akan mewakili Indonesia dalam kategori “Best International Feature Film“.
Film Ngeri-Ngeri Sedap mengangkat tema kedaerahan, yaitu dengan menghadirkan kehidupan keluarga suku Batak sehingga film ini mengambil latar di daerah Sumatera Utara, tepatnya di pinggiran Danau Toba.
Dengan begitu, film ini akan menyuguhkan pemandangan-pemandangan yang ada di Sumatera Utara, seperti Danau Toba dan Bukit Holbung. Penasaran dengan ulasannya? Ini dia ulasan lengkap Ngeri-Ngeri Sedap.
Sinopsis film Ngeri-Ngeri Sedap (2022)
Film ini mengisahkan sepasang suami istri—Pak Domu dan Mak Domu—yang memiliki tiga orang anak laki-laki, yaitu Domu, Gabe, dan Sahat. Mereka juga memiliki seorang anak perempuan bernama Sarma.
Namun, hanya Sarma yang masih tinggal dengan mereka, sedangkan Domu, Gabe, dan Sahat pergi merantau ke pulau Jawa. Domu bekerja sebagai pegawai BUMN di Bandung dan Gabe menjadi komedian terkenal di Jakarta.
Di sisi lain, Sahat tinggal bersama seorang pria tua di Yogyakarta yang ia temui saat sedang Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Baca juga: Bulan Lebam di Tepian Toba (2009), Angkat Unsur Adat Batak
Adat dan budaya Batak dalam film Ngeri-Ngeri Sedap (2022)
Sebagai film yang mengangkat kisah keluarga Batak, film ini tentu menyuguhkan konflik-konflik yang mungkin sering keluarga Batak alami. Misalnya, sulit mendapat restu apabila hendak menikah dengan suku selain Batak.
Selain itu, film ini juga menyiratkan budaya patriarki yang masih cukup melekat pada suku Batak. Maklum, suku Batak memang menganut sistem patriarki, yaitu sistem yang mengutamakan laki-laki daripada perempuan dalam beberapa aspek.
Film ini juga banyak menyelipkan adat dan budaya suku Batak. Misalnya, adat sulang-sulang pahompu, yaitu upacara adat pernikahan Batak yang dilaksanakan setelah memiliki keturunan, tetapi telah menerima pemberkatan di gereja.
Penonton juga dapat melihat rutinitas para bapak di Sumatera Utara yang hampir tiap malam nongkrong sambil meminum tuak. Ada juga makanan khas Batak, seperti mi gomak, dan masih banyak lagi kearifan budaya Batak yang akan kita temui dalam film ini.
Namun, saya menyayangkan kurangnya dialog bahasa Batak dalam film ini. Bahkan menurut saya sangat sedikit. Padahal, jika lebih dominan menggunakan bahasa Batak, adat dan budaya Batak dalam film ini akan terasa lebih kental.
Selebihnya, Bene Dion sudah menggarap film ini dengan sangat baik. Tidak heran bahwa film ini menjadi perwakilan Indonesia dalam ajang Piala Oscar 2023.
Baca juga: Film Agak Laen (2024), Sukses Mengundang Tawa Penonton
Bangkitnya film bertema kedaerahan
Untuk film yang mengangkat tema daerah, film ini memang patut kita acungi jempol. Lihat saja jumlah penontonnya yang mencapai dua juta lebih, tepatnya 2.662.874 penonton. Saya pun turut merasa bangga karena menjadi salah satu orang dari dua juta sekian penonton tersebut. Tidak hanya itu, film ini bahkan mampu bertengger di bioskop selama dua bulan.
Selain itu, film ini menjadi salah satu titik balik kesuksesan film daerah, khususnya yang mengambil latar kehidupan suku Batak. Saya sebagai orang Batak pun tak bisa tak ikut merasa bangga mendengar berita ini. Membayangkan orang-orang dari berbagai belahan dunia menyaksikan adat dan budaya Batak melalui film ini membuat saya merinding sekaligus terharu.
Dengan kesuksesan film ini, saya pun berharap akan ada lebih banyak lagi film-film yang mengangkat tema-tema daerah menghiasi layar kaca Indonesia. Dengan begitu, kita bisa mengenal budaya Indonesia lebih dalam lagi. Lagi pula, banyak sekali budaya dan daerah Indonesia yang unik dan syahdu bila dikisahkan melalui film.
Bagaimana Sobat BiSa? Apakah kalian sudah menonton film ini? Jika belum, Sobat BiSa dapat langsung menyaksikan kisah keluarga Pak Domu sekaligus adat dan budaya suku Batak dalam film Ngeri Ngeri Sedap di platform streaming legal. Sebelum menontonnya, kamu bisa melihat trailer dari film Ngeri Ngeri Sedap.
Editor: Cesilia Sasanda